Pekanbaru (RIAUPOS.CO) - Puluhan anak muda Kota Pekanbaru mengikuti diskusi lingkungan, Sabtu (25). Kegiatan yang dilaksanakan di Taman Kota Pekanbaru ini digagas oleh Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau berkolaborasi . . .
Di sinilah Sumpah Sotieh dibuat; sebuah undang undang yang dipercaya masih melahirkan kutukan bagi pelanggarnya. Tempat itu adalah sebuah telaga yang dinamakan Telaga Undang. (RIAUPOS.CO) - SUMPAH Sotieh ini merupakan . . .
"Balek kampong. Oho ho balek kampong. O ho ho balek kampong, hati riang." Senangnye hati Wak Atan. Lagi tadi die menyenyanyi lagu Balek Kampong yang disenandung dan dipopulerkan oleh artis asal . . .
Wak Atan tak telap diam lelame. Meski dalam hati ngajuk kuat, tapi tak de oghang laen nak diajak becakap. Mak Joyah soghang. Intan payong bini tesayang. Payah, bile dah ngajuk, . . .
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Belasan penyair Riau dari lintas generasi mengikuti Tadarus Puisi yang digagas Komunitas Seni Rumah Sunting. Kegiatan ini dilaksanakan di Pondok Pesantren (Ponpes) Annizham Darussalam, Gunung Sahilan, Kabupaten . . .
Tak lagi pakai salam. Begitu sampai ghumah, Mak Joyah langsong masuk bilek. Pon tak pakai cakap ape-ape. Penat betol nampaknye setelah meghayau sehagian dengan Wak Salmah. Padahal pegi kosong, tak . . .
Ketika para penyair merayakan luka dalam sebuah karya, yang muncul adalah gagasan dan pandangan kritis bagaimana para penyair itu kembali menghasilkan karya yang lebih sempurna. Suasana inilah yang terasa ketika . . .
Serba dari sampah. Artistik panggung dari bahan serba sampah, seni pertunjukan yang disajikan juga bertemakan sampah. Beginilah wujud nyata seniman dan penggiat lingkungan di Pekanbaru merayakan Hari Sumpah Pemuda. (RIAUPOS.CO) - . . .
TAK seperti dulu. Suara itu yang tinggal hanya sunyi. Tak lagi di panggung-panggung yang ramai, tapi hanya di tepi-tepi sungai. (RIAUPOS.CO) - NAMANYA Panuk (48). Satu-satunya pemain rebab yang tinggal . . .
Lagi, para tokoh dan penggiat kebudayaan di Riau mendapatkan anugerah. Kali ini dari Dinas Kebudayaan Provinsi Riau. Untuk apakahah sebenarnya Anugerah Kebudayaan ini diberikan? (RIAUPOS.CO) - PANGGUNG di ruang pertemuan . . .
Siap berbuka, Wak Atan cepat-cepat bersiap untuk teghawih. Nampak tesasul-sasul, entah ape agaknye yang dibughu. Mak Joyah pon macam tu. Kolak semangkuk pon macam tak habes, saking nak cepat. Padahal, . . .
Wak Atan tak habes pikei nenguk Mak Joyah. Sejak pagi bekemas teghos. Mulai bersihkan ghumah, nilek ae, halaman depan sampai koper. Semue dibersihkan. Tak ade yang tinggal Gah nak petang, . . .
Aleh-aleh Mak Joyah bergegas, tegak dan masuk bilek. Padahal, sebelumnye ie asyik bertadghoss. Sejak pagi, sehabis salat dhuha, ie langsung mengaji. Memang macam tu kebiasaan Mak Joyah. Kalau pon berhenti, . . .
‘’Ya Allah penatnye.’’ Mak Joyah langsong dudok selonjoukan kaki sambil memegang pinggangnye. ‘’Laen penat petang ni ya, Mak. Panasnye pon luar biase. Tak macam haghi lain. Entahlah kalau kite yang dekat . . .
(RIAUPOS.CO) - Wak Atan besiap nak pergi musyawarah di ghumah Pak RT malam ni. Jaghak ghumah Wak Atan dan Pak RT tu dekat saje. Kalau Wak Atan di pangkal . . .
Mak Joyah tak ghenti memandang Wak Karmin yang baghu saje sampai di ghumahnye petang tu. Entah ape yang tak kene, tapi macam nampak lain pandang Mak Joyah ni. Sambil mengemas . . .
(RIAUPOS.CO) - Kunyot. Potongan dus alias kardus yang dipegang Mak Joyah betol-betol letoi. Hampir satu jam Mak Joyah tak beghenti bekipas dengan potongan kardus tu. Panas katenye. Memang, petang . . .
’’Mak maaaak, ghamainyeee..’’’ Mak Joyah tibe-tibe cakap soghang dighi. Sedang Inah, macam temgangaj lame. Langkahnye terhenti seketike. Matenye tertuju lugjos ke hadapan. Siket pon tak bercakap. Decsk pon tidak. Pokonye terdiam . . .
(RIAUPOS.CO) - Hufff... panasnye petang ni. Tekak loye, tubuh letoi, lemas. Apelagi Mak Joyah dan Wak Atan baghu siap belanje. Begitu selesai salat zuhou, keduenye tak besuaghe lagi. Lesap. . . .
Begitu teguhnya masyarakat berpegang pada adat dan tradisi yang mengatur tatanan kehidupan sosial mereka. Dari dulu sejak Kampar Kiri bernama Kujano hingga Rimbang Baling. Seperti apakah tahapan kisah di tubuh . . .
(RIAUPOS.CO) -- Wak Atan tak dapat bangket dari tempat duduknye. Padahal, sebelum magrib tadi, die sehat dan cerah cerie. Ape pasal agaknye? ‘’Temah, cube dikau pijit siket bahu abang ni. . . .
(RIAUPOS.CO) -- Ramadan bulan ni dah memasuki hari kedelapan. Lebih banyak panas daripade hujan. Matahari sangat terik. Tak heran jike es batu dalam kulkas Mak Temah tak pernah kosong. . . .
SEJAK habis magrib, Wak Atan dah bersiap nak pergi ke masjid. Pakai sarung baru. Baju koko warne birunye pon baru. Kupiahnye yang sedikit lame. Agak kusam. Sambil menunggu Mak Temah . . .
(RIAUPOS.CO) -- Hari pagi lagi. Baru pukul tujuh. Tapi, panas bedengkang membuat tekak loye. Tubuh letoi, lemas. Ape-ape malas. Nak ke mane-mane tak telap. Yang sedap tidou. Mak Temah, paling . . .
(RIAUPOS.CO) -- Usai makan malam dan salat isya, Mak Temah dan Cik Siti kembali bercerite. Maklom, dah lame juge tak bertemu. Adek beradek kandung pulak. Selagi kecik, Mak Temah . . .
(RIAUPOS.CO) -- Wak Romlah, Wak Nur, Tek Eka dan jiran kanan kiri rumah Mak Temah berduyun-duyun pergi ke mesjid. Terawih malam pertame memang bukan main semangat. Begitu magrib usai, . . .
(RIAUPOS.CO) --Puase pertame terase sangat berat bagi Mak Temah. Sejak pagi sampai siang, ie masih terdiam dalam rumah. Keluar pon tidak. Memang, hari sangat panas. Bedengkang. Padahal, Mak Temah . . .
“Kriiiiing…’’“Kriiiing…’’ Alarm handphone Wak Atan tak henti berdering. Berkali-kali. Tapi Wak Atan siket pon tak bergeming. Begitu juge Mak Temah. Senyap. Sebok membalekkan badan. Bukan jage, tapi malah mengepit bantal . . .
SORE kemarin, sebelum saya menulis catatan ini, saya sempat naik ke lantai paling atas gedung Graha Pena Riau Pos. Semua sisi wilayah Barat terlihat jelas. Panam memang padat. Jalan yang . . .
(RIAUPOS.CO) - Persembahan teater "Sengketa Cinta"produksi Rumah Sunting pada malam kedua (21/6) di Anjung Seni Idrus Tintin sukses. Upaya yang dilakukan grup teater ini menjadikan dunia perteateran di Riau semakin . . .
PT. Riau Multimedia Corporindo
