OLEH KEN HANGGARA

Maria Pergi ke Neraka

Seni Budaya | Minggu, 10 Januari 2016 - 01:20 WIB

“Kamu anak sial! Anak sial!” teriak Ibu sambil memukuli pantat Maria. “Kenapa kamu bunuh sih anjing-anjing itu!”

“Itu anjing-anjing setan, Ma! Anjing setan!” sahut Maria; ia menangis keras-keras.

Baca Juga :BBPR Gelar Bedah Kumpulan Cerpen

Saya menutup kuping karena tidak tahan. Bila anak itu menangis, dunia berguncang. Segala perabot di ruangan tengah seperti bergetar oleh suara kencang Maria. Saya tidak tahan dan takut rumah kami sewaktu-waktu roboh.

Di sekolah, pernah Ibu dimarahi kepala sekolah gara-gara Maria menggigit kuping seorang siswi hingga nyaris putus. Masalahnya sepele: siswi itu tidak sengaja meludah dan kena sepatu Maria di halaman kelas. Ia sudah minta maaf, saya tahu itu. Tapi anak sinting itu tetap tidak terima dan mengajak duel. “Ayo, mau neraka? Anjing setan!” Lalu terjadilah insiden itu. Untunglah orangtua siswi itu mau berdamai. Kalau tidak, bisa-bisa Maria di penjara.

“Dia tidak mungkin di penjara. Dia itu gila,” kata teman saya.

“Kamu juga gila, ya?” sahut teman lainnya.

“Tidak. Saya tidak gila. Saya waras,” kata saya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook