Tajuk pameran tunggal tersebut, sambung Dantje, yakni Memilih Sudut, Membebaskan Makna. Apa yang tertera dalam lukisan-lukisan tersebut lebih kepada hasil dari perjalanan Dantje selama ini. ‘’Pameran ini tidak tematik karena memang tentang perjalanan saya yang periodesasinya tidak tampak. Ada yg seperti ini, seperti itu dan lain-lain. Jadi, tdk tematik. Saya berharap ada perubahan dalam diri saya. Ada yang diangkat dari buku puisi, buku sejaah dan lain-lain, seperti lukisan yang berjudul Musyawarah Burung. Mudah-mudahanan yang melihat lukisan saya, merespon positif,’’ kata Dantje lagi.
Bazar Buku dan Batik Seroja
Uniknya lagi, acara bedah buku Bunatin di Panggung Toktan ini tidak hanya berbicara tentang puisi. Tapi juga ada bazar, yakni bazar buku dan Batik Seroja. Di panggung terpisah, tidak jauh dari panggung tama yang berada di halaman rumah Aris Abeba, di situlah puluhan buku berjejer rapi. Ada buku puisi, ada buku tentang kebudayaan dan lain sebagainya. Banyak. Tidak hanya karya penyair atau penulis Riau, tapi juga dari berbagai provinsi di Indonesia dan Malaysia.
Berbagai jenis Batik Seroja karya Batik Seroja Kreatif di pamerkan, dengan berbagai gaya pula. Batik ini merupakan batik Riau yang kehadirannya berkar kerjasama kreatif antara Ibu Nengsih sebagai pimpinan dengan Panggung Toktan. Bersama Panggung Toktan pula, batik ini sudah sampai ke Malaysia dan beberapa kota di Indonesia.