Alasan mengapa buku Bunatin dibedah, adalah, kerana buku tersebut buku terbaik. Hal ini dijelaskan Imam Panggung Toktan. ‘’Bunatin bukan terbaik se-Riau, tapi se-Indonesia. Riau harus bangga. Kenapa Panggung Toktan membuat acara bedah buku ini, karena Dheni Kurnia sebagai Buya Panggung Toktan. Selain itu, acara ini dibuat juga sebagai rasa syukur, Makanya kami undang penyair-penyair manca negara, Indonesia dan Riau, bagi yang mau. Silakan datang, kami tamping. Tapi bagi yang mau,’’ kata Aris lagi.
Bunatin bukan buku pertama karya Dheni Kurnia. Ada empat puisi buku tunggal yang sudah ditulis Dheni sebelumnya. Bunatin sendiri dipersembahkan Dheni khusus untuk Bunatin. Dijelaskan Dheni, buku ini bercerita tentang kasih sayang. Menurutnya, kasih sayang, saling menyayangi dan mengasihi adalah hal wajib yang harus dilakukan sesama manusia.
‘’Bunatin ini bercerita tentang kasih sayang. Semua orang berkasih sayang. Hubungannya dengan Talang Mamak, karena saya memang fokus ke Talang Mamak, selain saya memang berdarah Talang Mamak,’’ aku Dheni.
Pameran Tunggal
Bedah buku Bunatin juga diramaikan dengan pameran lukisan tunggal karya perupa Riau, Dantje S Moeis.
Ada 14 lukisan yang dipamerkan. Masing-masingnya nyaris tidak sama, alias tidak satu tema. Ukurannya juga berbeda-beda. Ada yang besar da nada yang kecil. Pameran ini digagas langsung oleh Panggung Toktan.
Disebutkan Dantje, selama berkarya, ia memang belum pernah melakukan pameran tunggal. Pameran yang diikutinya baik di Riau, Jakarta, Kalimantan dan lainnya, dilakukan bersama-sama dengan perupa lainnya. Ketika Imam Panggung Toktan memintanya untuk bergabung bersama dalam kegiatan bedah buku dengan membuka pameran tunggal, Dantje tidak menolaknya. Sebaliknya, sangat senang.
‘’Dalam usia 67 tahun, saya sangat berterimakasih dengan Panggung Toktan, dalam hal ini Aris, yang mengajak saya membuat pameran tunggal. Selama ini belum pernah sama sekali. Saya sangat senang dan berterimakasih karena tanpa mengeluarkan uang sepeserpun saya bisa membuat pameran tunggal. Ini karena Panggung Toktan, karena semangat dari Panggung Toktan. Kawan-kawan saya sudah lama mendorong saya, tapi baru ini bisa terlaksana. Lagi-lagi karena Panggung Toktan,’’ jelas Dantje.