KETUA KPK BARU

Agus Rahardjo di Mata Keluarga, Tetangga, dan Kolega

Advertorial | Minggu, 20 Desember 2015 - 09:50 WIB

 Agus Rahardjo di Mata Keluarga, Tetangga, dan Kolega
Agus Rahardjo

Selain itu, Agus biasa membeli gulai dan sate kambing di daerah Ringinagung, Kecamatan/Kabupaten Magetan. Tak mau merepotkan orang lain, dia biasa membeli sendiri makanan kesukaannya tersebut.  Agus juga biasa membeli dengan jumlah yang tidak sedikit. ‘’Kalau beli selalu banyak, untuk dibagikan juga ke tetangga,” ungkap Gemi kepada Jawa Pos Radar Lawu (JPG).

Hubungannya dengan tetangga juga baik. Supel, sama sekali tak pernah memperlihatkan kalau dia seorang pejabat negara. Selalu pula disempatkannya menyapa para tetangga sembari joging ke Alun-Alun Magetan.

Itu dilakukannya saat pagi untuk menjaga stamina dan kebugaran tubuh. Sebab, setahunya, Agus tak pernah mengajak sopir selama perjalanan dari Jakarta ke Magetan. “Kalau ke Magetan biasanya naik mobil sendiri, nyopiri ya sendiri juga,” ungkap Gemi.

Rutinitas lain yang dilakukan Agus di rumah mertuanya tersebut adalah membaca koran. Biasanya orang nomor satu di KPK itu membeli tak hanya satu koran untuk dibaca. Sedangkan di kesempatan yang lain, dia juga suka memancing.  Agus biasanya memancing di daerah Pacitan. “Pak Agus juga suka mendaki gunung, seingat saya sudah empat kali dia (Agus, red) ke puncak Gunung Lawu,” imbuh Gemi.

Saking bersahajanya Agus, pernah suatu kali dia mengalami kejadian kurang mengenakkan sewaktu berkunjung ke bekas sekolahnya, SMAN 1 Magetan. Ketika itu dia hendak menemui Sutikno, mantan guru sekaligus sahabatnya, yang dikiranya masih menjabat sebagai kepala sekolah tersebut.

Tujuannya, menyerahkan 40 unit komputer yang merupakan sumbangan alumni 1972, angkatan Agus. Namun, karena tampil sangat kasual dan bersepeda motor, dia diterima dengan kurang baik. Mungkin dianggap orang yang sekadar mampir.

Walhasil, Sutikno yang ketika itu menjabat kepala SMAN 2 Magetan pun kelabakan ketika mendengar kejadian tersebut. Bersama Agus Harianto, salah seorang guru SMAN 1, dia pun mencari Agus untuk menjelaskan semuanya.  “Beliau santai saja, sama sekali nggak marah atas kejadian itu. Saking sederhananya Mas Agus, orang tidak mengira dia pejabat,” ujarnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook