MEDAN (RIAUPOS.CO) - Pemerintah berencana merelokasi pengungsi Sinabung secara mandiri atau terpencar. Ide tersebut muncul setelah pencarian lokasi relokasi yang tak juga menemukan titik terang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pihaknya bersama pemerintah daerah kesulitan mencari lokasi relokasi yang dapat menampung kloter relokasi selanjutnya. Tercatat, ada 4.967 jiwa atau 1.683 kepala keluarga yang harus segera dipindahkan menyusul kloter pertama. Mereka merupakan warga empat desa, yakni Guru Kinayan, Kota Tunggal, Beras Tepu dan Gamber.
Sebelumnya, 370 kepala keluarga atau 1.212 jiwa pengungsi Sinabung sudah dipindahkan ke rumah baru mereka di Siosar. Mereka menempati rumah tipe 3x6 senilai Rp59,4 juta/unit yang dibangung melalui Karya Bhakti Skala Besar TNI AD, dengan sumber dana berasal dari BNPB.
"Kami berencana untuk merelokasi secara mandiri atau terpencar. Sebab, kesulitan tanahnya. Nanti akan diberikan uang dan mereka bisa menentukan sendiri," ungkap Sutopo.
Meski begitu, kata dia, pemerintah masih menjamin kehidupan mereka. Para pengungsi telah disewakan rumah sampai dengan Juni tahun depan.Selain itu, pemerintah juga menyediakan lahan kosong untuk mereka. Lahan ini diberikan mengingat sebagian besar mata pencaharian mereka adalah petani.
Selain itu, hinga kini masih banyak warga yang harus tinggal dipengungsian akibat status awas Sinabung. Menurut data BNPB, ada 10.110 jiwa atau 3.150 kepala keluarga yang berada di lokasi pengungsian sementara. Mereka berasal dari 11 Desa, yaitu Desa Guru Kinayan,Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, Beras Tepu, Sigarang Garang Jeraya, Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Mardinding, dan Kuta Tengah.
"Mereka tersebar di sepuluh titik lokasi pengungsian sementara," ungkapnya.
Melihat kondisi Sinabung yang masih sulit diprediksi, pemerintah berencana membangun tempat evakuasi tetap. Ada tiga lokasi yang sudah disiapkan. Lokasi tersebut berada di Desa Ndokum Siraha (tersedia tanah seluas 900 m2), lahan di Gereja Ndokum Siraha (1.200 m2) dan lahan milik Dinas Pekerjaan Umum (seluas 2.000 m2).
Aktivitas Gunung Sinabung sendiri masih terpantau tinggi. Status Awas bahkan belum diturunkan. Kemarin, gunung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara itu pun dilaporkan kembali erupsi. Tercatat, Sinabung erupsi sebanyak empat kali dengan tinggi kolom abu mencapai 1.500 meter dari puncak gunung. (mia)
Sumber: JPG/JPNN
Editor: Hary B Koriun