BUKITTINGGI (RIAUPOS.CO) - Gunung Marapi yang terletak di wilayah Kabupaten Agam dan Tanahdatar, Sumbar, Senin (18/12/2023) siang kembali erupsi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan bahwa erupsi terjadi pukul 13:04 WIB.
“Tinggi kolom erupsi tidak teramati. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 96 detik,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Marapi PVMBG Ahmad Rifandi, Senin (18/12/2023) siang, dalam laporannya di laman resmi Magma ESDM.
Untuk mencegah terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan akibat dari erupsi tersebut, PVMBG mengeluarkan empat rekomendasi.
Pertama, masyarakat di sekitar Gunung Marapi serta pengunjung, wisatawan dan pendaki tidak diperbolehkan memasuki dan melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) Marapi.
Kedua, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran dan bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Ketiga, untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik, maka masyarakat di sekitar Gunung Marapi agar menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Jika terjadi hujan abu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
Keempat, PVMBG mengingatkan masyarakat yang ada di sekitar Gunung Marapi dan seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. “Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, pada Minggu 3 Desember lalu pukul 14:54 WIB, Marapi mengalami erupsi besar dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 3.000 meter di atas puncak (5891 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur. Dalam peristiwa ini, sebanyak 24 dari 75 pendaki yang terdaftar di BKSDA Sumbar, meninggal dunia.
Sumber: Padek.co
Editor: Eka G Putra