“28 Oktober 2015, bom kembali meledak di sebuah mall. Saksi mata menerangkan ada suara ledakan pada pukul 12.05 di dalam toilet kantin karyawan di lantai LG. Polisi menangkap seorang pelaku tunggal.
“November 2015, ledakan terjadi di Jalan Raden Inten, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Senin (16/11) dini hari WIB. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata kepada aparat, ledakan berlangsung di seberang Gedung Senam pada pukul 03.30 WIB. Diduga pelaku memakai granat tangan.”
Saya kumpulkan semua. “Nenek harus melihat ini,” ujar saya dalam hati. Berharap ia tak lagi menyalahkan kembang gulanya menjadi pemicu api-api yang meledak itu.
Saya berlari, hendak lekas menyusul nenek. Sepintas lalu saya melewati televisi. Ia tengah menyala. Saya lihat sepintas, aduhai! Saya berhenti. Saya saksikan seksama apa yang diberitakannya.
“Sebuah ledakan kembali terjadi. Kali ini ledakan skala sedang terjadi di taman kota. Diduga merupakan aksi bunuh diri. Selain pelaku, seorang wanita baya ikut menjadi korban dalam kejadian tersebut. Sebatang kembang gula terlihat terlempar di sekitar lokasi kejadian.”***
Pekanbaru, 15 Januari 2015
Penulis merupakan alumni Hubungan Internasional, Universitas Riau. Memiliki minat dalam kajian sosial dan politik. Juga menggemari karya sastra fiksi, terutama cerita pendek (cerpen) dan novel. Beberapa cerpennya diikutkan dalam beberapa perlombaan tingkat daerah dan nasional serta dibukukan.