Sebuah helat telah pun selesai ditaja oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sastra Melayu Universitas Lancang Kuning. Acara yang berlangsung selama dua hari (11-12 Desember) lalu itu dikemas dalam sebuah helat yang diberi nama Pekan Budaya Melayu Unilak. Beberapa rangkaian acara berupa seminar, bedah buku Kumpulan Cerpen Riau Pos 2015, dan juga penampilan seni dari mahasiswa dan komunitas seni yang ada di Riau.
Acara perdana itu mengusung tema Menyemai Nilai-nilai Kemelayuan. Dapat dipahami tentunya, sebagai satu-satunya fakultas budaya di Riau yang memfokuskan ilmu di bidang seni budaya Melayu, acara yang ditaja tak lain bertujuan memberikan semangat dan spirit kepada mahasiswa untuk lebih mengenal, mencintai dan menyelami nilai-nilai kemelayuan.
Lewat serangkaian acara yang telah berlangsung, diharapkan mahasiswa selaku generasi penerus dapat terus menggali potensi kekayaan seni budaya Melayu Riau. Hal itu disampaikan Dekan FIB Unilak, Dr Junaidi ketika memberikan kata sambutan di acara pembukaan. Katanya, selaku penerus estafet kebudayaan, mahasiswa FIB Unilak harus terus berupaya memahami, menggali dan mengembangkan wawasan terkait dengan kebudayaan Melayu. Upaya itu salah satunya dengan menyelenggarakan helat seperti ini.
“Dan yang lebih terpenting dari itu adalah bagaimana kemudian nilai-nilai kemelayuan yang terkandung dalam setiap bentuk budaya yang ada, dapat ditelusuri dan dijadikan kajian-kajian akademik sehingga pemahaman terhadap kebudayaan tidak hanya pada tataran kulitnya saja,” ujar Junaidi.
Dalam pembukaan yang berlangsung meriah di panggung terbuka FIB Unilak itu juga dihadiri, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau, Dr Kamsol dan Wakil Wali Kota Pekanbaru, Ayat Cahyadi dan Wakil Rektor III, Agus Basri Saptono dan jajaran dosen di FIB Unilak.
Dikatakan Kadis Dikbud, Kamsol, acara serupa ini patut diparesiasi. Patut diberi perhatian karena di dalamnya terkandung sebuah spirit tentang arti pentingnya budaya. Apalagi acara ini diselenggarakan mahasiswa terutama mahasiswa FIB Unilak.
“Helat-helat budaya seperti ini menurut saya penting sekali digalakkan dari mahasiswa karena mencintai dan mengembangkan budaya merupakan upaya penegasan terhadap jati diri di derasnya arus globalisasi,” ujarnya.
Senada dengan itu, Wawako Pekanbaru, Ayat Cahyadi juga mengapresiasi acara yang ditaja. Katanya, kegiatan seperti inilah yang seharusnya terus digalakkan. “Kiranya ke depan, bisa pula bekerja sama dalam rangka memajukan program desa wisata budaya di daerah Okura, salah satu misalnya,” ujar Ayat Cahyadi.
Dalam acara pembukaan itu juga dimeriahkan dengan tampilan seni dari mahasiswa Jurusan Sastra Melayu FIB Unilak. Diantaranya, tampil tarian zapin tradisi Siak, tari kreasi dan juga musikalisasi puisi Kemeriahan acara berlangsung ketika ditandai dengan prosesi pembukaan, di mana Kadis Dibud, Wawako Pekanbaru, WR III dan Dekan FIB memukul marwas ditengkahi pukulan kompang oleh mahasiswa FIB Unilak.
Kearifan Melayu dan Karakter Bangsa
Usai pembukaan, acara dilanjutkan dengan seminar budaya, Jumat siang (11/12). Tema yang diusung dari seminar tersebut adalah Menyemai Nilai Kemelayuan, Menjemput Visi Misi Riau 2020”. Adapun pembi cara yang hadir dalam kesempatan itu adalah Seniman/budayawan Al azhar didampingi Hang Kafrawi.