Cina, negara komunis paling besar di dunia saat ini,
ternyata hanya menganut idealisme itu setengah hati. Mereka bersikeras tetap
pada marxisme-komunisme, padahal dalam bidang ekonomi, pelan tapi pasti pasar
bebas mulai terlihat di sana-sini. Barangkali tinggal Kuba, Korea Utara,
Kamboja dan Loas, yang masih kukuh dengan ketertutupannya, sementara Vietnam
dan beberapa negara kecil lainnya, pelan tapi pasti, telah membuka diri meski
masih dengan malu-malu. Hingga kematiannya, Pram tidak pernah mengucapkan permintaan
maaf kepada orang-orang yang pernah disakitinya. Dia merasa, dialah yang paling
menderita dibandingkan penderitaan orang-orang itu, karena dibuang ke Pulau
Buru oleh Orde Baru dan merasa hal itu dilakukan tanpa peradilan, serta
penderitaan-penderitaan lainnya secara fisik maupun psikologis. Dia tidak mau
minta maaf kepada Mochtar Lubis, HB Jassin, Buya HAMKA dan sebagainya. Juga
tetap menutup telinganya ketika orang mempertanyakan mengapa dulu dia
menyerukan penggayangan Manifes Kebudayaan, menyerukan pembakaran buku-buku
lawan politik (seni)-nya, termasuk pelarangan terjemahan novel Dr Zhivago karya Boris Pasternak karena
dianggapnya anti revolusi.
Di luar itu semua, Pram tetap seorang pengarang besar yang
dimiliki Indonesia dan akan tetap menjadi besar sampai kapanpun. Karya-karyanya
akan tetap legendaris dan tak lekang oleh waktu. Namun, Pram tetaplah manusia
yang memiliki kompleksitas pikiran dan tindakan, yang kadang (bahkan sering) di
luar batas nalar dan kemanusiaan. Sikap yang paling buruk yang tidak bisa
diterima orang adalah dia merasa paling menderita, sementara dia lupa pernah
membuat penderitaan orang lain. Ketika Pram meninggal dan beberapa teman di Jakarta memberi
kabar, saya hanya bisa berdoa semoga segala yang buruk dari dirinya dilupakan
orang (meski memang susah untuk melupakannya) dan segala kebaikan dan
perjuangan hidupnya tetap dikenang sebagai sebuah catatan hidup yang akan terus
hidup. Paling tidak pengarang-pengarang muda generasi sekarang dan mendatang
bisa belajar banyak dari karya-karyanya dengan menepikan segala hal yang
negatif darinya.@harybkoriun