Hidroponik Lebih Ramah Lingkungan
Pengamat Lingkungan dan Peneliti Agribisnis dan Ekonomi Pedesaan Universitas Riau Prof Dr Almasdi Syahza SE MP mengatakan pengembangan teknik hidroponik dalam budidaya tanaman memiliki potensi yang sangat besar. Sisi lain yang dinilai penting untuk menjadi perhatian adalah sisi lingkungan yang terlihat dari inovasi budidaya tersebut.
‘’Kenapa saya bilang berpotensi besar, karena dengan tekhnologi hidroponik meskipun sederhana tetap terjamin kualitasnya. Sehingga potensi besar mendapatkan perhatian pusat. Selain itu juga ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia, seperti pestisida dan bahan lainnya yang kerap digunakan pada kawasan pertanian,’’ ungkapnya.
Diakuinya inovasi tersebut belum banyak diterapkan di tingkat nasional maupun di tingkat lokal. Padahal, beberapa negara tetangga sudah menerapkan teknik hidroponik dalam skala besar dan sudah mendapat tempat di pasar yang banyak dikonsumsi masyarakat.
‘’Seperti di Thailand budidaya hidroponik sudah sangat berkembang. Tekhnolginya juga sudah sangat maju dan mendukung budidya hidroponik tersebut. Ini idealnya dapat menjadi contoh bagi kita untuk penerapannya dalam skala besar. Karena akan diterima masyarakat, karena hidropnik minim pestisida jadi lebih higienis,’’ urainya.
Saat ditanyakan mengenai kelebihan dan kekurangan dari sistem hidroponik ini, Akademisi Universitas Riau itu mengatakan keistimewan penerapan hidroponik adalah penggunaan lahan lebih efisien, karena tanaman berproduksi tanpa menggunakan media tanah dalam skala yang besar. Selain itu sisi kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih higienis
Laju pertumbuhan tanaman hidroponik bisa mencapai 50 persen lebih cepat dibanding tanaman yang ditanam di tanah pada kondisi yang sama. Alasan untuk ini merupakan sebab tanaman hidroponik langsung memperoleh makanan dari air yang kaya nutrisi. Keadaan ini juga membuat tanaman yang dikembangkan tidak memerlukan akar besar untuk mencari nutrisi. Ini disebabkna energi yang diperlukan untuk pertumbuhan akar lebih sedikit, sisa energi bisa disalurkan ke tahap lain dari tanaman.