JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ancaman terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali berulang. Kali ini, dua pegawai KPK menjadi korban kekerasan sekelompok orang. Insiden nahas itu terjadi di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (2/2) menjelang tengah malam. Diduga kuat, kedua pegawai KPK itu sedang mengintai pergerakan sejumlah pejabat Papua yang menggelar acara di hotel bintang lima itu.
KPK masih menyimpan rapat nama dua pegawai itu. Namun, berdasar penelusuran Jawa Pos (JPG), salah satu pegawai yang menjadi korban adalah M Gilang W, dengan nomor pokok pegawai (NPP) 0001845. Nama dan NPP itu tercantum dalam ID pegawai barcode biru yang dikenakan pegawai tersebut. Dari NPP itu, kemungkinan besar Gilang adalah pegawai yang masih relatif baru.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan hingga malam tadi dua pegawai tersebut masih dirawat intensif di rumah sakit. Dijadwalkan, keduanya menjalani operasi lantaran mengalami luka retak pada hidung dan sobek pada wajah. Luka cukup parah itu diduga kuat akibat pukulan keras dari sekelompok orang yang mengamankan kedua pegawai itu.
”Untuk memastikan kondisi dan kesehatan pegawai, KPK telah membawa mereka ke RS (rumah sakit, red) untuk dilakukan visum,” kata Febri.
Pihak KPK sore kemarin (3/2) telah melaporkan dugaan penganiayaan itu ke Polda Metro Jaya. Informasinya, kasus itu ditangani Unti Jatanras (Kejahatan dan Kekerasan) Kriminal Umum (Krimum) Polda Metro Jaya.
Versi KPK, insiden terjadi ketika kedua pegawai itu melakukan pengecekan di lapangan terhadap informasi masyarakat tentang adanya indikasi korupsi. Saat melaksanakan tugas, sejumlah orang tiba-tiba menganiaya keduanya hingga mengakibatkan kerusakan pada bagian tubuh.
”Meski telah diperlihatkan identitas KPK, namun pemukulan tetap dilakukan,” ungkap Febri.
Cerita lain diungkapkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Yunus Wonda. Seperti diberitakan Cenderawasih Pos (JPG), Yunus menyebut bahwa petugas KPK tiba-tiba mengambil gambar para pejabat Papua yang baru saja menggelar rapat membahas RAPBD bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Pengambilan gambar dilakukan di lobi hotel. Selain anggota DPRP, di lobi itu juga ada Gubernur Papua Lukas Enembe dan jajaran pejabat Pemerintah Provinsi Papua.