PETUALANGAN DIEGO DAN MARLIES BERSEPEDA BELANDA–JAKARTA

Di Turki "Dikeroyok" Ratusan Kerbau, di Rumania Dikira Bawa Ganja

Begini Ceritanya | Jumat, 08 Maret 2019 - 09:11 WIB

Di Turki "Dikeroyok" Ratusan Kerbau, di Rumania Dikira Bawa Ganja
Diego Yanuar for JPG PENUH KENANGAN: Diego Yanuar dan Marlies Fennema saat tiba di Tajikistan. Mereka menempuh perjalanan yang penuh kenangan dari Belanda ke Jakarta selama 322 hari.

Bosan dengan rutinitas hidup? Mungkin bisa meniru cara pasangan kekasih beda negara ini. Mereka menghabiskan waktu hampir setahun untuk bersepeda lintas benua. Perjalanan memang berat. Tapi, impas dengan pengalaman berharga yang mereka rasakan.

Laporan DEBORA DANISA SITANGGANG, Jakarta

Baca Juga :Pemilik Senpi Rakitan dan Pelaku Penggelapan Sepeda Motor Dibekuk

RIAUPOS.CO - Ahad, 2 April 2018, Diego Yanuar (31) dan Marlies Fennema (25), memulai petualangan. Start dari Nijmegen, kota asal Marlies di Belanda. Titik finisnya di Jakarta, rumah Diego. Bukan naik pesawat atau kapal. Melainkan lewat jalur darat. Menggunakan sepeda.

Belum genap setahun perjalanan, Diego dan Marlies sudah menuntaskan misi. Mereka tiba di Jakarta pada 24 Februari lalu. Total perjalanan 332 hari. Selama itu pula mereka habiskan waktu dengan mengayuh sepeda. Mirip Ninja Hattori mendaki gunung, melewati lembah.

Petualangan unik itu sejatinya berawal dari ide iseng. Beberapa kali mereka saling mengunjungi satu sama lain. Terkadang Diego ke Belanda atau Marlies yang datang ke Indonesia. Naik pesawat. Lantas, suatu hari Marlies nyeletuk.

”Gimana kalau kita naik sepeda aja supaya bisa lihat semua yang ada di bawah?” Diego mengulangi kata-kata Marlies.

Karena itulah, perjalanan mereka dinamakan Everything in Between. Semua yang ada di antara jarak yang memisahkan Belanda dan Indonesia. Kenapa sepeda? Menurut mereka, kecepatan sepeda paling pas. Tidak terlalu cepat seperti motor atau mobil, tapi juga tidak terlalu lambat seperti berjalan kaki.

Naik sepeda juga membuat mereka lebih bisa beraktivitas, daripada hanya diam dan memutar gas motor atau menyetir mobil. Sekalian olahraga. Menurut Marlies, bersepeda sudah jadi bagian hidup orang Belanda.

”Bahkan, jumlah sepeda di sana lebih banyak daripada manusianya,” tutur Marlies.

Mereka juga mencari hal lain yang bisa dilakukan selama perjalanan. Beramal atau berdonasi akhirnya menjadi pilihan. Caranya bukan dengan menggalang donasi selama di jalan. Melainkan, lewat website fundraising. Cerita selama perjalanan diunggah. Siapa pun yang tertarik dengan cerita mereka bisa memberikan donasi. Jurnal perjalanan itu mereka unggah dalam akun Instagram: everythinginbetween.journal. Sampai kemarin, sudah ada 237 foto yang diunggah. Foto aslinya tentu lebih banyak.

”Udah gak ngitung lagi, ribuan,” ungkap Diego.

Awalnya, pasangan yang sudah bersama selama enam tahun itu bingung mau berdonasi untuk apa. Pilihannya adalah manusia, hewan, atau lingkungan. Akhirnya mereka memilih ketiganya.

”Kami ingin kehidupan yang harmonis di antara ketiganya itu,” terang Diego.

Mereka lantas memilih tiga yayasan. Yakni, Lestari Sayang Anak untuk sesama manusia, Jakarta Animal Aid Network untuk fauna, dan Kebun Kumara untuk lingkungan.  Sesampai di Indonesia, mereka mampir ke tiga yayasan itu. Marlies mengungkapkan, sebagian anak bertanya, buat apa mereka bersepeda sejauh itu.

”Ada anak bahkan tanya, kalian kok nggak naik pesawat aja?” tuturnya, lantas terkekeh.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook