Bahkan lebih ekstrim dari ini, ada beberapa kaum hippies yang mengharamkan pengenaan pakaian dari bahan-bahan yang bersumber dari kulit dan bulu hewan. Malah, yang lebih ekstrim dari ini, muncul kelompok dan komunitas naturalis yang bergaya hidup bugil atau telanjang, yang dinaungi oleh fasilitas akomodasi dan ruang sosial sebagaimana ditemukan di Barat. Kaum naturalis ini bertolak dari anggapan bahwa untuk menyayangi lingkungan dan bumi, salah satu jalan yang harus ditempuh adalah menghindari mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan-bahan alam. Dari sini muncul hotel dan resort yang menampung gaya hidup bugil, pantai, kawasan hutan dan pegunungan yang menerima kaum bugil lelaki dan perempuan, bugil untuk anggota keluarga. Di sini, bugil menjadi gaya hidup. Mereka menjalani hidup sehari-hari bak primata, berjalan dan bermain-main di pantai dalam rombongan dengan cara berbugil ria. Sayang lingkungan juga kah? Mereka menjadi penyayang lingkungan dengan cara menanggalkan segala yang melekat di badan. Duhai wahaaii... Entahlah...
Kembali ke kehidupan nir-plastik, agaknya tak berlebihan, jika hiruk pikuk di kalangan orang-orang dewasa saat ini, juga dihebohkan lagi menjadi demam positif ini kepada kanak-kanak. Sosialisasi gerakan anti plastik ini bisa melalui lembaga OSIS dan pramuka sekolah. Pramuka lingkungan yang diawali dengan cara menghimpun anak-anak para pedagang dan penjual komoditi di pasar: penanaman nilai tentang anti plastik. Dengan begitu jalaran nilai dan pesan yang hendak disampaikan oleh pemerintah atau sejumlah LSM pro green, akan lebih efektif. Sebab, yang digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan itu adalah anak-anak mereka sendiri (anak para pedagang atau malah cucu) mereka. Kemudian para anak dan cucu inilah yang menyapa para kakek dan nenek pedagang. Selain itu, menggelorakan kembali semangat kepada ibu-ibu yang membawa sendiri tas-tas bersuasana raga (dalam format jaring/net) bila pergi berbelanja ke pasar, tentulah menjadi kaidah yang mangkus pula. Dengan gairah baru ini, akan melahirkan para desainer yang khusus merancang bentuk-bentuk tas yang modis dalam industri kreatif di negeri ini. Paling tidak, muncul lagi satu kreativitas baru dalam bisnis dan niaga. Tak perlu membugilkan diri dari plastik.***