Mengapa cerpen ini mengusung kejutan religius? Misteri lelaki pembeli ayam jantan terungkap di penghujung kisahan. “Saya sudah menemukan ayam jantan yang suaranya pas dengan apa yang diharapkan....” Jual-beli pun dihentikan. Tokoh Saya mendapat bonus dari lelaki itu. Semua ayam jantan yang masih tersisa, diberikan kepada tokoh Saya. Tokoh Saya tercengang. Hanya gara-gara suara ayam jantan, lelaki itu sanggup bersusah-payah. Tokoh Saya menjadi lebih tercengang mendengar jawaban lelaki itu. “Iyalah, Pak. Bukankah suara ayam jantan, apalagi menjelang subuh adalah suara yang paling disukai Allah SWT di muka bumi selain suara orang membaca al-Quran. Jadi apa salahnyajika kita sedikit bersusah payah mencari kesukaan Allah tersebut, dengan cara memilih-milih di antara suara ayam jantan semampu kita baik dengan harta maupun diri kita,” katanya sambil berlalu, tanpa lupa mengucapkan salam. Dialog di akhir cerpen oleh tokoh lelaki ini menjadi kunci utama ide TIJ. Dialog ini juga menjadi corong kesadaran tokoh Saya (bisa diterjemahkan kita) yang selalu disibukkan oleh pekerjaan.
Begitu hebatkah suara ayam jantan sehingga tokoh lelaki dalam cerpen Suara 16 sanggup bersusah-payah? Di sini, mari kita mencermati hadis sahih berikut. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari Shalih bin Kaisan dari Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah dari Zaid bin Khalid ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian mencela ayam jantan sebab ia membangunkan (orang) untuk shalat” (Abu Daud - 4437).
Telah menceritakan kepadaku Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Laits dari Ja’far bin Rabi’ah dari Al A’raj dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Apabila kamu mendengar kokok ayam jantan, maka mohonlah kemurahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena pada saat itu ayam tersebut sedang melihat malaikat. Sebaliknya, apabila kamu mendengar ringkikan keledai, maka berlindunglah kepada Allah dari segala kejahatan setan. Karena pada saat itu, keledai tersebut melihat setan” (Muslim - 4908 dan Tirmidzi - 3381).