PEMBUKAAN FSMR

Festival Diharapkan Bisa Membangun Iklim Bersastra yang Baik

Seni Budaya | Minggu, 17 September 2023 - 10:39 WIB

Festival Diharapkan Bisa Membangun Iklim Bersastra yang Baik
Ketua Rumah Kreatif Suku Seni Riau, Marhalim Zaini (dua kiri) bersama Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau Toha Machsum (paling kiri), Griven H Putra (tengah), Jarir Amrun (kedua kanan), dan Kepala Taman Budaya Riau, Yan Hendri (paling kanan), memukul kompang tanda dibukanya Festival Sastra Melayu Riau (FSMR) di Studio Suku Seni, Gading Marpoyan, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Sabtu (16/9/2023). (SUKU SENI UNTUK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Adanya festival sastra diharapkan bisa membangun iklim bersastra dengan baik. Selain melahirkan para penulis sastra mumpuni dan karya sastra yang berkualitas, festival juga diharapkan bisa menjadi ajang diskusi dan kritik demi kemajuan dunia sastra secara umum.

Hal itu dikatakan Ketua Rumah Kreatif Suku Seni, SPN Marhalim Zaini, saat pembukaan  Festival Sastra Melayu Riau (FSMR) di Studio Suku Seni, Gading Marpoyan, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Sabtu (16/9/2023). Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau (BBPR) Toha Machsum, Kepala Taman Budaya Riau Yan Hendri SE, beberapa sastrawan seperti Fakhrunas MA Jabbar, M Badri, Windi Syahrian, Redovan Jamil, Murparsaulian,  Griven H Putra, Jarir Amrun, dll.


Dijelaskan Marhalim, FSMR akan berlangsung pada September hingga akhir Oktober 2023. Beberapa acara dalam FSMR ini adalah bincang sastra, pelatihan sastra, sayembara sastra, pergelaran sastra, bazar buku, dan penerbitan buku yang akan melibatkan beberapa sastrawan Riau dalam kegiatan-kegiatan tersebut. 

“Kami berterima kasih kepada Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, yang memberikan dana hibah dan membuat festival ini terselenggara,” ujar Marhalim.

Kepala BBPR Toha Machsum sangat mendukung kegiatan ini. Sebagai UPT dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbudristek, pihaknya akan selalu mendorong kemajuan dunia sastra di Riau. Dia berharap kegiatan seperti ini akan berkelanjutan dan juga dilakukan oleh lembaga atau komunitas sastra lainnya di Riau. 

Menurutnya, sastra harus didukung oleh pemangku kepentingan agar lebih bersemarak, fokus, dan maju. Toha juga menjelaskan bahwa tahun depan pihaknya akan lebih meningkatkan dan menggelar berbagai kegiatan yang diharapkan bisa merangkul para sastrawan di Riau untuk berbagai iven. Dia berharap hubungan lembaga yang dipimpinnya dengan para sastrawan di Riau akan terus akrab dan bersinergi dengan kuat

“Kegiatan seperti ini harus dikembangkan dan bisa bersinergi dengan banyak pihak agar berkembang dengan baik,” kata Toha.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Taman Budaya Riau, Yan Hendri. Dia memberi apresiasi tinggi kepada Rumah Kreatif Suku Seni Riau yang mampu menyelenggarakan festival sastra tingkat Riau. Menurutnya, lembaga yang dipimpin Marhalim ini mampu membangun ekosistem kebudayaan dengan baik dan di masa depan dia berharap kegiatannya bisa lebih ditingkatkan dan diperluas lagi.

“Ini luar biasa dan kita harus mengapresiasinya,” jelas Yan Hendri.
Acara pembukaan ditandai dengan pemukulan kompang oleh Marhalim Zaini, Toha Machsum, Yan Hendri,  Griven, dan Jarir Amrun. Setelah pembukaan dilanjutkan dengan bincang sastra dengan tema “Terang Redup Melayu dalam Karya Sastra Riau (Meneroka Pengaruh Melayu dalam Karya Sastra Riau)”. Dua narasumber, Griven dan Jarir Amrun, memaparkan pokok pikiran mereka tentang sejarah dan perkembangan sastra Riau dengan tapak Melayunya.(hbk)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook