RIAUPOS.CO - DALAM rangka merayakan Hari Ibu pada Desember 2015 ini, Rumah Sastra Bengkalis (RSB) menaja sayembara baca puisi tingkat SMA sederat dan mahasiswa Bengkalis. Kegiatan ini dijelaskan ketua RSB, Musa Ismail adalah merupakan kegiatan awal sejak dibentukanya komunitas sastra ini.
Terkait dengan dibentuknya RSB, dijelaskan sastrawan Musa Ismail, bahwa perkembangan dunia kesusastraan di tanah air belakangan maju pesat. Banyak sastrawan-sastrawan muda bermunculan di sana-sini. Bahkan di beberapa daerah, seni sastra tumbuh dan menjamur, termasuk Riau khususnya.
Begitu pesatnya perkembangan sastra, lanjutnya di SMA Negeri 3 Bengkalis itu, tak mengherankan jika dari tangan-tangan sastrawan ini lahirlah karya-karya mereka yang memiliki nilai sastra yang tinggi. Bahkan beberapa sastrawan yang ada di Riau karena ketunakannya terhadap sastra, mengantarkan mereka menjadi seorang sastrawan yang besar melalui karya-karya yang dihasilkan. Sejarah membuktikan, Bengkalis dahulunya merupakan lumbung para seniman, sastrawan dengan berbagai genre. Bahkan Bengkalis dikenal dan disebut sebagai Kota Bangsawan yang banyak melahirkan para seniman, pemain-pemain teater, para pemantun dan penyair-penyair.
“Hari ini, kita tidak menafikan jika sastra juga berkembang di daerah ini, baik melalui lembaga-lembaga pendidikan maupun kelompok-kelompok berupa komunitas yang terbentuk. Bahkan dewasa ini anak-anak Bengkalis ada yang menempa nama dan menjadi penyair (sastrawan) yang andal serta memiliki kontribusi bagi perkembangan kesusastraan tanah air,” jelas Musa.
Jika dunia sastra di Bengkalis hari ini seakan masih menemukan jalan buntu dan sunyi dari berbagai aktivitas seni, karena masih minimnya wadah tempat mereka berekspresi, menyalurkan bakat serta mengaktualisasikan karya-karya mereka, baik seperti melalui pentas-pentas seni, pembacaan puisi, drama dan lain sebagainya. “Sehingga tak salah jika kita berasumsi bahwa di Bengkalis belum ada sebuah organisasi atau wadah yang mumpuni sebagai tempat berkumpulnya para sastrawan untuk saling berdiskusi dan bercengkrama, membaca puisi sebagai karya-karya sastra, serta ajang silaturrahmi para sastrawan yang ada. Bertitik tolak pada persoalan tersebut, maka kami selaku penggiat sastra, memandang perlu agar dibentuk,” terangnya.
Tujuan dari terbentuknya komunitas ini tidak lain sebagai tempat berhimpun dan ajang silaturrahmi para sastrawan dan penggiat-penggiat sastra yang ada di Kabupaten Bengkalis bagi menumbuhkan semangat serta kecintaan untuk tetap berkarya. Selain itu, juga dapat dijadikan sebagai wadah penggerak kegiatankegiatan kesusastraan di Kabupaten Bengkalis. Dapat juga dijadikan sebagai sarana untuk saling berdiskusi dan menemukan solusi terbaik dalam memajukan sastra di kalangan masyarakat.
Selain itu, diharapkan komunitas ini dapat melahirkan para sastrawan-sastrawan muda yang berpotensi dan memiliki bakat dalam karya sastra. Mengumpulkan dan membukukan hasilkarya-karya sastra para sastrawan di Bengkalis sebagai upaya menggairahkan semangat berkarya. “Tentu saja, untuk mewujudkan itu, kami akan mnejalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam memajukan dunia sastra di Kabupaten Bengkalis. Melakukan kajian-kajian sastra, seminar, pertemuan sastra dan lain sebagainya serta memberikan apresiasi sastra kepada para penggiat-penggiat sastra yang tunak dalam berkarya. Untuk itulah, tahap awal ini kami akan menggelar lomba baca puisi bagi generasi muda di Bengkalis,” tutupnya.(jef)