PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Ratusan anak muda dan pencinta alam yang tergabung dalam berbagai komunitas mau pun perorangan duduk bersama memperbincangkan tentang pentingnya menulis sebuah karya, Selasa (4/2). Kegiatan yang ditaja Komunitas Seni Rumah Sunting dan dilaksanakan di Laman Balai Kejora Taman Budaya Riau ini diberi nama Ngopi Sastra dengan tema Mengapa Kita Harus Menulis.
Komunitas yang sempat hadir tersebut antara lain, Mapala se-Riau, KPA se-Riau, Pendaki Gunung Indonesia (PGI) Korwil Riau, Sake Adventure, Pondok Belantara, Kurinci Outdorr, Komunitas Pegiat Konservasi Riau (KPKR), Laskar Penggiat Ekowisata (LPE) Riau, para pemusik dari berbagai genre, Kuala Aksara, Walhi Riau, One Adventure, Koppling Siak, Papala Padas Kamparkiri, Kaparak Adventure, Tapak Rimba, Roemah Petoealank, Pejalan Sendiri, Competer, Tukang Gambar, SMJ, KMB, Roban Petualang, dll.
Ngopi Sastra kali ini, Rumah Sunting menghadirkan tiga pembicara. Mereka adalah penulis yang memiliki latar belakang pendaki. Muhammad De Putra, penulis muda Indonesia yang telah melahirkan 5 buku karya tunggal dan puluhan buku antologi bersama serta keliling Indonesia, melalnglang jauh hingga Eropa karena karya-karyanya. Ia juga mendaki beberapa gunung seperti Gunung Marapi (Sumbar), Gunung Ijen (Banyuwangi) dan Gunung Sago (Sumbar). Zainul Ikhwan, puisinya termaktub dalam antologi bersama sajak-sajak yang dibakar, karya tulis lainnya juga banyak, tokoh muda Riau dan pegiat Ekowisata. Ia keliling Indonesia dan dunia untuk mendaki banyak gunung, salah satunya Elbrus, gunung terbesar di Rusia. Kunni Masrohanti, ada tiga buku puisi tunggalnya, puluhan karya bersama pendiri dan pembina Rumah Sunting serta dipercaya sebagai Ketua Penyair Perempuan Indonesia (PPI). Kunni juga mendaki gunung seperti Gunung Kerinci (Jambi), Rinjani (NTB), Latimojong (Sulsel), Semeru (Jawa), Ijen (Banyuwangi), Gunung Bintang (Kepri) dan beberapa gunung di Sumatera Barat seperti Marapi, Singgalang, Talang dan Sago.
Pertemuan antara sesama pencinta alam dan memperbincangkan tentang mengapa seseorang harus memulis menjadi sangat seru ketika dibuka sesi diskusi ditambah dengan secangkir kopi. Saling isi, saling komentar, saling memberi alasan. Banyak juga yang bertanya tentang proses kreatif menulis sebuah karya.
''Ngopi Sastra ini kegiatan pertama Rumah Sunting tahun 2020 dan merupakan rangkaian panjang kegiatan Hari Puisi Indonesia di Riau yang puncaknya insyaallah akan dilaksanakan Oktober nanti. Setelah Ngopi Sastra kita buka kelas menulis atau bengkel puisi, tapi khusus para pendaki. Kenapa Ngopi Sastra ini khusus u tuk pencinta alam dan para pendaki, kami hanya ingin fokus mengajak mereka menulis dengan segudang pengalaman perjalanan ke gunung, ke alam dan sebagainya yang sangat banyak itu. Sayang kalau hanya dinikmati sendiri. Dengan ditulis, orang lain juga bisa menikmati bahkan mewarisi, '' beber Kunni. (kun)