PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) kepada mahasiswa baru di UIN Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau menjadi berbeda tahun ini. Hal ini dikarenakan rusuhnya PBAK gelombang I di Pusat Kegiatan mahasiswa (PKM), Jumat (27/7) lalu. Presiden Mahasiswa BEM UIN Suska Riau Yudi Utama mengatakan perlakuan Rektor Prof Dr Akhmad Mujahidin SAg MAg saat pelaksanaan PBAK tersebutlah puncak segala kemarahan.
Ia berharap rektor saat ini dapat mengubah cara komunikasi kepada mahasiswa dan kembali merangkul mahasiswa. Menurutnya rektor sekarang ini, sebaiknya segala keputusan didiskusikan. Jika terkait kemahasiswaan, sebaiknya rangkul mahasiswa. Dengarkan bagaimana pandangan mahasiswa. “Kami berharap rektor ke depannya mengubah cara komunikasinya dan lebih bisa menjadikan mahasiswa ini mitra. Karena memimpin mahasiswa tentu harus dengan cara berbeda,” ungkap Yudi, Ahad (29/7).
Yudi menceritakan usai Salat Jumat pekan lalu, saat rombongan mahasiswa kembali ke rektorat, mereka menyampaikan keinginan agar rektor mengubah sifatnya dan menyatakan gelombang I PBAK lulus serta dinyatakan berakhir hari itu juga. Pihaknya menunggu kepastian hingga sore hari. Akhirnya diputuskanlah via telepon oleh Wakil Rektor III Drs H Promadi MA PhD dengan menelepon Yudi, bahwa dia menyetujui permintaan mahasiswa. Malam itu juga diadakan rapat pimpinan.
“Kemudian, pukul delapan malam saya ditelepon Pak Dr Drs H Hajar MAg, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum yang baru. Dia mengatakan PBAK gelombang satu dinyatakan selesai. Seluruh peserta dinyatakan lulus dan untuk gelombang kedua peran mahasiswa akan lebih dilibatkan lagi,” tuturnya.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Suska Riau mengeluarkan klarifikasi terhadap kerusuhan saat pelaksanaan PBAK gelombang I. Diterangkan dalam klarifikasi tersebut permasalahan panitia dengan Rektor UIN Suska Riau sebelumnya sudah ada dan Jumat pagi saat pelaksanaan PBAK menjadi puncak dari permasalahan itu ketika moderator dipermalukan di depan mahasiswa baru.
Sebelum pelaksanaan PBAK gelombang I, panitia dan BEM UIN Suska Riau sudah bertentangan dengan pimpinan baru UIN Suska tersebut. Seperti jadwal PBAK yang sudah dikonsepkan dari jauh-jauh hari, namun diubah secara total oleh rektor. Konsep diubah total pada hari Sabtu (21/7), sementara kegiatan PBAK dilaksanakan seminggu kemudian.
Rektor UIN Suska Akhmad Mujahidin saat dikonfirmasi Riau Pos terkait berbagai hal itu belum memberikan tanggapan apa pun. Baik secara telepon yang dialihkan, SMS hingga pesan di media sosial WhatsApp.
Sementara itu Ketua Komisi V DPRD Riau Aherson meminta kepada Rektor UIN Suska segera menyelesaikan permasalahan tersebut. Menurut dia harus dicarikan solusi terbaik agar masalah tersebut tidak melebar.
Karena dirinya tidak mau dunia pendidikan di Riau tercoreng hanya karena masalah yang sebetulnya bisa diluruskan.
“Mungkin itu hanya masalah komunikasi. Antara rektor dan mahasiswa. Kami meminta segera selesaikan. Sebelum melebar ke mana-mana,” ungkapnya.
Ia berharap rektor UIN Suska yang baru dapat bersikap bijak. Serta menjernihkan permasalahan tersebut. Sehingga tidak ada keputusan yang didasari egosentris. Baik dari pihak manajemen kampus maupun dari mahasiswa. Jika masalah tersebut masih berlanjut, maka pihaknya akan segera memanggil pihak kampus untuk menanyakan masalah yang terjadi.(cr8/nda)