Pembakar Lahan TNTN Ditangkap

Riau | Minggu, 23 September 2018 - 19:52 WIB

(RIAUPOS.CO) - BARU-baru ini, terjadi kebakaran lahan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Kabupaten Pelalawan. Ternyata itu dibakar dengan sengaja. Pelakunya punditangkap.

Satuan tugas penegakan hukum (Satgas Gakkum) kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau menangkap pelaku pembakar lahan, beberapa hari yang lalu. Kepala Balai TNTN, Supartono, mengatakan bahwa  pelaku pembakar TNTN hingga menyebabkan kebakaran seluas 12 hektare tersebut, merupakan warga yang tinggal di sekitar kawasan konservasi tersebut.

Baca Juga :Bayi Gajah Betina Lahir di Flying Squad Taman Nasional Tesso Nilo

“Pembakar lahan, sudah kita amankan bersama Polres Pelalawan. Pelakunya warga yang tinggal di desa sekitar sana (TNTN),” kata Supartono, kemarin.

Balai TNTN bersama Polres Pelalawan katanya, melakukan operasi patroli gabungan pascahutan konservasi yang kini terus digerogoti para perambah tersebut, terbakar sejak awal pekan lalu.

Kapolres Pelalawan, AKBP Kaswandi menjelaskan, pelaku pembakar lahan berinisial P (38), warga Dusun Bukit Makmur, Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan.

Pengungkapan pelaku pembakar lahan tersebut kata dia, berawal dari laporan Satgas Udara. Laporan tersebut menyebut adanya kebakaran di kawasan TNTN yang masuk dalam kawasan Resor Tunggal, Balai TNTN, Kecamatan Pangkalan Kuras.

Petugas Balai TNTN yang mendapat informasi itu, melanjutkan koordinasi dengan jajaran kepolisian. Dua lembaga itu selanjutnya melakukan penyelidikan bersama hingga mengarah ke pelaku P tersebut. “Dari penyelidikan, P mengaku sebagai pemilik lahan. Dia juga mengaku sebagai pelaku pembakar lahan itu,” kata dia.

TNTN ditetapkan sebagai taman nasional pada 2004 dan 2009 silam dengan total luasan mencapai 81.000 hektare. Namun, TNTN semakin merana karena terus dirambah. Perambahan TNTN bukan lagi sebagai sebuah rahasia. Lemahnya penegakan hukum dibarengi tidak adanya solusi konkrit bagi perambah hutan yang kini bermukim hingga berkeluarga di kawasan TNTN membuat hutan itu semakin merana.

Direktur Yayasan TNTN, Yuliantoni menjelaskan saat ini hutan primer TNTN hanya berkisar 20.000 hektare, sementara sisanya dari total luasan 81.000 hektare disulap menjadi perkebunan sawit dan dalam kondisi rusak.(ose)

Laporan SARIDAL MAIJAR, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook