Gajah Liar Tesso Nilo Diduga Mati Diracun

Riau | Kamis, 13 Juli 2023 - 15:16 WIB

Gajah Liar Tesso Nilo Diduga Mati Diracun
Petugas memeriksa gajah liar yang ditemukan mati di areal klaim konsesi HPHTI Distrik Nilo, Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (11/7/2023). (HUMAS BBKSDA RIAU UNTUK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Seekor gajah sumatera liar ditemukan mati di areal klaim konsesi HPHTI di Distrik Nilo, Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (11/7). Gajah berjenis kelamin jantan tersebut diduga mati karena diracun.

‘’Tidak jauh dari TKP ditemukan satu kantong yang berisi gula merah yang diduga dijadikan umpan untuk makanan gajah yang biasanya dicampur dengan zat yang mengandung racun,’’ ujar Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman S Hasibuan, Rabu (12/7).


Genman menyebutkan, begitu mendapatkan informasi dan cek lapangan, pihaknya langsung menurunkan tim investigasi. ‘’Terhadap hal tersebut (dugaan gajah diracun), kami bersama Balai Gakkum telah menurunkan tim untuk melakukan investigasi dan melakukan neukropsi untuk mengetahui penyebab kematiannya,’’ ujar Genman.

Berdasarkan hasil neukropsi, Genman menjelaskan, gajah mati diduga karena keracunan tersebut mengalami gangguan terhadap saluran pernapasan serta peradangan pada saluran pencernaan dan lambung. Untuk memastikan hal itu, BBKSDA Riau telah mengambil sampel organ hewan dilindungi tersebut untuk dilakukan uji laboratorium.

‘’Gajah Sumatera merupakan salah satu jenis satwa liar yang dilindungi Undang-Undang, maka kami pastikan kematian ini akan diusut tuntas. Kami akan melakukan pengumpulan bahan dan keterangan serta berkoordinasi dengan penegak hukum untuk upaya hukum lebih lanjut,’’ ungkapnya.

Gajah yang ditemukan mati ini diperkirakan berusia 10-12 tahun. Individu mamalia darat terbesar di Indonesia ini merupakan bagian dari kawanan gajah liar di sekitar kantong Tesso Nilo Tenggara. Saat ditemukan pertama kali, tidak ditemukan luka pada jasadnya.

Genman juga mengingatkan, sebagai satwa yang dilindungi negara, kekerasan atau pembunuhan terhadap gajah sumatera berimplikasi pidana. Dirinya meminta seluruh pihak untuk serius ikut melindungi satwa yang terus tergerus habitatnya ini.

Sementara itu, soal habitat yang tergerus ini juga menjadi perhatian khusus Jaringan Kerja Penyelamatan Hutan Riau (Jikalahari). Koordinator Jikalahari Made Ali menyebutkan, banyak insiden gajah mati di Riau dipicu oleh makin sempitnya habitat asli gajah.

Hutan alam menurut Made terdesak oleh lahan konsesi Hutan Tanam Industri (HTI) maupun Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan sawit di Riau. ‘’Berdasarkan riset Jikalahari 20 tahun terakhir, matinya gajah di Riau karena hadirnya konsesi HTI dan sawit,’’ kata Made.

Made menyebutkan, hutan alam yang merupakan habitat gajah yang ditebang oleh korporasi HTI dan sawit, kini jadi tanaman sawit dan akasia. Dirinya tidak heran banyak gajah mati tidak alam. Karena gajah yang menganggap sawit dan akasia rumah mereka, maka mereka merusak dan memakannya hingga menimbulkan konflik dengan manusia. ‘’Cerita gajah mati akan terus berulang selama habitat mereka tidak dipulihkan,’’ ujar Made menekankan.

Kematian demi kematian gajah ini menurut Made harus dihentikan. BBKSDA Riau dan Balai Tesso Nilo perlu bekerja sama dengan masyarakat adat dan tempatan untuk mengendalikan dan mencegah konflik baru.

Terkait kematian gajah terakhir yang diduga diracun, Made menegaskan hal itu harus diusut. Selain pelaku, kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) menurutnya layak dievaluasi. ‘’Kepala Balai TNTN perlu dievaluasi kinerjanya karena tidak mampu mengorganisir dan mengonsolidasikan masyarakat adat dan tempatan. Gajah mati dapat dihindarkan bila melibatkan masyarakat adat dan tempatan,’’ ungkapnya.

Berdasarkan catatan Riau Pos, dalam  tiga tahun terakhir setidaknya ada lima gajah mati di Riau yang mengemuka ke publik. Empat di antaranya merupakan gajah liar. Dari lima kematian itu, sejak 2021, hanya dua mati karena sakit. Sementara tiga lainnya, termasuk kematian yang terakhir diakibatkan oleh ulah manusia.

Gajah mati terkena racun, selain di area konsesi dekat TNTN Pelalawan kemarin, juga terjadi di area konsesi HTI di Desa Koto Pait Beringin, Kecamatan Talang Muandau, Bengkalis pada 25 Mei 2022. Sementara satu lagi mati tersengat listrik di Dusun Kayu Api, Desa Koto Pait Beringin, juga Tualang Mandau, Bengkalis.(end)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook