Direktorat Pengendalian Karhutla Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatatkan total 104,746 lahan mineral terbakar dan 31,002 hektar lahan gambut terbakar. Sampai kemarin pukul 20.30 WIB, data penginderaan satelit di halaman Modis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menunjukkan total 1037 dengan 316 titik panas kategori tinggi dengan tingkat kepercayaan lebih dari 80 persen (hampir pasti terbakar).
Plh Kapusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo menyatakan bahwa hingga saat ini jumlah personil maupun armada helikopter untuk pengendalian karhutla masih sama dan belum ada penambahan. Agus menuturkan ada satu hotspot di perbatasan Sumsel dan Jambi tepatnya di Tanjung Lencir, Musi Banyu Asin, Sumsel yang sangat besar dan menghasilkan asap sampai ke Riau. “Trajektori asap dari BMKG menunjukkan arah gerakan asap menyeberang ke Riau,” jelasnya, kemarin (17/8).
Asap yang berasal dari Sumsel dan karhutla di sekitar Siak, Riau itulah yang diyakni sampai ke Kota Dumai sehingga jarak pandang berkurang menjadi hanya 50-100 meter. Agus mengatakan, dengan tersebarnya lokasi-lokasi hot spot, petugas di lapangan akan memprioritaskan hot spot yang paling besar dan berpengaruh terhadap asap yang harus dipadamkan terlebih dahulu. “Pasukan darat akan digerakkan untuk memadamkan karhutla di Tanjung Lencir secepatnya. Heli water bombing juga diarahkan ke lokasi,” tuturnya.
Selain itu kata Agus, tim akan fokus untuk memadamkan karhutla di sekitar Siak dan Kampar Riau. “Ada beberapa kelompok hot spot yang besar dan harus dipadamkan terlebih dahulu,” ujar Agus.(*1/wir/tau/jpg)