Kibarkan Merah Putih di Lahan Terpanggang

Riau | Minggu, 18 Agustus 2019 - 10:37 WIB

Kibarkan Merah Putih di Lahan Terpanggang
UPACARA: Tim Satgas Karhutla Meranti melaksanakan pengibaran bendera Merah Putih di lokasi kebakaran, Desa Insit Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Sabtu (17/8/2019).

Sebagai ibu dari seorang anak berumur delapan bulan, menjadi problematik tersendiri baginya. Apalagi ia harus sering turun ke lapangan bersama tim untuk memadamkan api di sejumlah wilayah. “Karena ada kabut asap dan kebakaran ini, makanya turun. Kalau lagi bekerja, anak dititipkan ke orangtua. Namanya tugas harus selalu siap,” ucapnya.

Di tengah kesederhanaan itu, wajah sumringah para personel bersama rekan-rekan TNI dan awak media di sela waktu menikmati berbagai perlombaan yang ada. Sebelum nantinya kembali bertugas untuk menghilangkan titik api di Riau ini.


Mulai dari makan kerupuk, pecahkan balon, masukan paku ke botol, baju estafet hingga joget dengan balon cukup membuat para personel yang berkutat dengan api itu melepas tawa bersama dan menghilangkan kepenatan sejenak.

Sementara itu, di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kasi Pemadam Kebakaran Permukiman Penduduk dan Gedung BPBD setempat, Eko Setiawan, Sabtu (17/8) pagi menceritakan puluhan Tim Satgas Karhutla yang terdiri dari jajaran BPBD, Polri, TNI dan masyarakat setempat melakukan upacara bendera. “Iya kami tetap semangat untuk melakukan upacara pengibaran bendera sebagai bentuk kecintaan kami terhadap negeri,” ungkapnya.

Namun menurutnya, setelah melaksanakan pengibaran bendera ia mengaku tim kembali melanjutkan tugas dan kewajiban untuk lakukan proses pendinginan. Dalam melaksankan proses tugas, tim masih mengalami beberapa kendala. Mulai tidak adanya sumber air hingga kurangnya perlengkapan selang air.

“Kami pasok air dari Telaga Bening Selatpanjang Kota menuju titik lokasi menggunakan mobil damkar dengan jarak tempuh sekitar 6,5 km. Sampai di Desa Insit, air kami lansir lagi ke tangki penampungan sementara yang jaraknya kurang lebih 300 meter. Terus dari tangki sementara ke lokasi pendinginan sekira 200 meter,” ungkapnya.

Akibatnya, proses pendinginan juga terhambat oleh minimnya persediaan selang, karena radius besaran lokasi pendinginan karhutla kurang lebih lima hektare.

35 Ribu Hektare

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi sepanjang Januari hingga Juli 2019 tercatat telah menghanguskan total 135,747 ribu hektare areal lahan gambut maupun mineral. Jumlah ini belum termasuk kebakaran yang terjadi di awal Agustus 2019.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook