KAJI PENETAPAN STATUS DARURAT BANJIR PROVINSI

Siaga Darurat Karhutla Riau Dicabut

Riau | Jumat, 01 Desember 2023 - 09:27 WIB

Siaga Darurat Karhutla Riau Dicabut
M Edy Afrizal.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Status Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Riau yang sudah ditetapkan sejak 13 Februari 2023 lalu dicabut per 30 November 2023. Alasan pencabutan tersebut karena saat ini sudah ditemukan lagi hotspot dan Riau sudah memasuki musim hujan.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal mengatakan, berdasarkan data dari Satgas Karhutla Provinsi Riau, luasan karhutla yang terjadi di Provinsi Riau tahun 2023 tercatat 2.432,80 hektare (ha). Sementara itu hotspot terpantau sebanyak 3.323 titik.


“Saat ini di Riau sudah tidak ditemukan titik hotspot. Kemudian semua wilayah juga sudah memasuki musim hujan. Karena itu Status Siaga Darurat Karhutla di Riau yang sudah ditetapkan sejak 13 Februari 2023 resmi dicabut per tanggal 30 November 2023,” katanya, Kamis (30/11).

Dipaparkan M Edy, jika dibandingkan ke karhutla pada tahun 2019, jumlah lahan yang terbakar di Riau jauh mengalami pengurangan. Pada tahun 2019, karhutla yang terjadi di Riau 9.713,90 ha, atau terjadi pengurangan seluas 7.281,10 ha. 

Pihaknya membandingkan dengan tahun 2019, karena pada tahun ini kondisi cuacanya hampir sama yakni terjadi El Nino. Sementara untuk tahun 2020-2022, kondisi cuaca relatif aman karena terjadi El Nino namun lemah. 

“Keberhasilan ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang sudah dilakukan bersama instansi terkait, seperti TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, Damkar, Satpol PP, Polhut, Masyarakat peduli api dan juga pihak perusahaan,” sebutnya.

Dengan sudah dicabutnya status siaga tersebut, maka helikopter bantuan dari BNPB baik untuk patroli dan kegiatan water bombing juga sudah kembali. Selama penetapan status siaga, juga sudah dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan total garam yang disemai sebanyak 68 ton dengan 82 kali penerbangan. “Untuk TMC dilakukan sebanyak enam tahap, kegiatan tersebut dilakukan untuk membuat upaya hujan buatan,” ujarnya.

Sementara itu, saat ditanyakan terkait potensi banjir akibat musim hujan. Pihaknya sudah melakukan pemantauan lokasi yang terjadi banjir, seperti di Kabupaten Kampar, Rokan Hilir (Rohil), Rokan Hulu (Rohul), dan Bengkalis. Kemudian juga sudah ada dua kabupaten yang menetapkan status siaga banjir yakni Bengkalis dan Rohil.

“Dengan sudah adanya dua daerah yang menetapkan status siaga banjir tersebut, maka kami akan laporkan kepada gubernur untuk membahas penetapan status selanjutnya. Apakah akan ditetapkan tingkat provinsi atau seperti apa nanti hasil analisisnya,” katanya.

Pihaknya juga memetakan lokasi rawan banjir di Riau, seperti di Kabupaten Kampar, Pelalawan, Rohul, Rohil. Kemudian di daerah pesisir Riau seperti di Bengkalis, Kepulauan Meranti, Dumai dan Indragiri Hilir yakni rawan banjir rob.

“Potensi terjadinya banjir rob juga mungkin terjadi di daerah pesisir Riau. Prediksinya puncak curah hujan terjadi pada bulan Desember hingga awal tahun depan,” sebutnya.

Sementara itu, tekait Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hilir yang telah menetapkan status siaga darurat banjir, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal langsung mengerahkan personel kepolisian di daerah untuk menolong masyarakat.

Hal ini disampaikan langsung Kapolda menanggapi kondisi terkini kebencanaan di Riau, Kamis (30/11). Dikatakan Mantan Kadiv Humas tersebut, jauh hari sebelum adanya penetapan status siaga darurat, dirinya telah meminta langsung jajaran agar dapat siaga dengan segala bentuk potensi bencana alam seiring dengan masuknya musim penghujan.

“Awal-awal masuk musim penghujan saya sudah langsung perintahkan agar personel siaga. Apabila ada masyarakat yang terdampak, saya perintahkan langsung ke lokasi. Bantu masyarakat dengan segala kemampuan yang kita punya,” sebut Irjen Iqbal. 

Kapolda juga menekankan agar jajaran dapat gerak cepat. Bahkan sebisanya turun ke lapangan membantu masyarakat meski dengan peralatan seadanya. Yang terpenting tetap utamakan keselamatan diri ketika hendak melakukan evakuasi. “Bantu masyarakat untuk evakuasi. Dirikan tenda dan dapur umum. Jangan sampai ada jatuh korban,” tegasnya. 

Pria yang pernah menjabat Kapolda NTB ini juga meminta jajaran melakukan imbauan kepada masyarakat apabila curah hujan yang turun sangat tinggi. Serta tetap waspada, dengan segala bentuk potensi bencana. Apalagi di wilayah yang termasuk rawan. Seperti daerah dekat sungai dan dekat tebing. “Pesan saya, yang terpenting keselamatan diri juga tetap diutamakan. Jangan lupa berdoa. In sya Allah niat kepolisian untuk membantu masyarakat yang kesulitan akibat banjir dimudahkan oleh Allah SWT,” tegas Irjen Iqbal.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan peluang hujan sedang hingga lebat masih bisa terjadi dalam sepekan ke depan. Masyarakat diharapkan disiplin membersihkan saluran air pemukiman. 

Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menuturkan, sesuai prediksi BMKG memang awal November ini akan terjadi hujan sedang dan lebat. Salah satunya, DKI Jakarta. “Perlu dipahami bahwa peluang hujan sedang hingga lebat ini masih bisa berlangsung sepekan ke depan,” urainya. 

Prediksi BMKG sejak 30 November hingga 6 Desember hujan sedang hingga lebat terjadi. Hujan sedang tersebut berkisar antara 20 milimeter hingga 50 milimeter per harinya. Lalu untuk hujan lebat dari 50 milimeter hingga 100 milimeter. “Hujan yang terjadi di Jakarta 30 November sedang dicek, apakah ringan, sedang atau lebat,” urainya. 

Namun begitu, semua pihak diharapkan waspada dengan kondisi cuaca semacam itu. Dia mengatakan, sekitaran Jakarta juga potensinya sama dengan hujan sedang sampai lebat. “Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Bogor, Depok dan sebagian Bekasi semuanya peluang hujan sama,” terangnya. 

Dia mengatakan, Jawa Timur juga peluang hujannya sedang hingga lebat hingga pekan depan. Kondisi tersebut dipicu beberapa faktor dinamika di atmosfer. “Semua perlu melakukan antisipasi,” paparnya. 

Untuk gelombang tinggi di lautan secara umum cukup kondusif. Hanya ada beberapa titik yang perlu diwaspadai yakni Selat Karimata dan Perairan Kalimantan Barat. “Masih kondusif kalau gelombang tinggi,” urainya. 

Dia mengingatkan bahwa hujan di akhir November dan awal Desember ini merupakan pembukaan musim hujan. Prediksi puncak musim hujan terjadi di Januari hingga Februari. “Maka, kalau pembukaan musim hujan sudah banjir. Diharapkan berbenah agar saat puncak musim hujan potensi banjir berkurang,” ujarnya. 

BMKG akan terus memberikan informasi terbaru terkait cuaca. Sebab, cuaca itu bergerak cepat, bisa jadi nanti akan ada perubahan-perubahan. “Kami akan informasikan ke masyarakat agar waspada,” urainya.(sol/nda/idr/jpg) 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook