PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tiga daerah menyusul menetapkan Status Siaga Darurat Banjir, Rabu (27/12). Sehingga saat ini tercatat sudah tujuh kabupaten/kota di Provinsi Riau sudah menetapkan Status Siaga Darurat Banjir akibat tingginya curah hujan dan dilanda banjir.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal mengatakan, sebelumnya hanya empat kabupaten/kota di Riau yang menetapkan Status Siaga Darurat Banjir. Namun, per hari Rabu (27/12) total sudah tujuh kabupaten/kota yang menetapkan Status Siaga Darurat Banjir.
“Sebelumnya ada empat kabupaten/kota yang menetapkan status siaga darurat banjir, yakni Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Rokan Hulu (Rohul) dan Bengkalis. Itu yang menjadi dasar kami untuk menetapkan status tingkat provinsi,” katanya.
Sementara itu, untuk kabupaten lainnya yang baru saja menetapkan Status Siaga Darurat Banjir yakni Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Pelalawan, Kuantan Singingi (Kuansing). Namun pihaknya juga sudah mendapatkan informasi bahwa Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) juga akan menetapkan status serupa.
“Jadi sudah ada tujuh yang menetapkan status siaga banjir, delapan dengan Inhu. Tapi kami belum menerima SK-nya, baru sebatas dapat informasi mereka akan menetapkan,” sebutnya.
Lebih lanjut dikatakanya, dari beberapa daerah yang sudah dilanda banjir hingga saat ini sudah ada empat daerah yang mengajukan permohonan bantuan logistik berupa makanan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. “Keempat daerah itu Kuansing, Bengkalis, Rohul, dan Kampar,” ujarnya.
Jalan Lintas Rohul-Sumut dan Sumbar Terputus
Di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), tingginya curah hujan membuat tiga sungai besar yang ada di Kabupaten Rohul yakni Sungai Batang Lubuh, Sungai Rokan dan Sungai Batang Sosa. Luapan air sungai tersebut menyebabkan banjir yang merendam ribuan rumah penduduk, fasilitas umum (Fasum) di sejumlah kecamatan di Kabupaten Rohul.
Bencana banjir yang terjadi sejumlah kecamatan di Rohul tersebut, menyebabkan terganggunya kelancaran arus lalu lintas di Ibukota Kabupaten Rohul Pasirpengaraian, Kecamatan Rambah, Rambah Hilir, Tambusai, Rokan IV Koto, Kecamatan Bonai Darussalam.
Sementara itu, banjir yang merendam sejumlah titik ruas badan jalan provinsi di Kabupaten Rohul, Rabu (27/12), menyebabkan terjadinya antrean panjang kendaraan bermotor dan sempat terputusnya akses jalan provinsi dari Rohul menuju Batas Sumut, Sumbar dan Sontang Batas Duri, Kabupaten Bengkalis.
Seperti banjir yang merendam ruas jalan provinsi di Dusun Kumu Desa Rambah, Kecamatan Rambah Hilir dengan ketinggian 30-70 Cm mengakibat arus lalu lintas mengalami lumpuh total dari arah Pasirpengaraian menuju Tambusai batas Sumut maupun menuju Simpang Kumu Kota Tengah Sontang batas Duri maupun sebaliknya.
Salah seorang warga Kepenuhan Idris mengaku ketinggian air yang semakin naik merendam ruas jalan provinsi hingga pukul 14.00 WIB, membuat jalur arus lalu lintas ditutup oleh warga setempat.
‘’Saya sudah hampir 4 jam terjebak di sini. Ada ratusan warga dan pengendara kendaraaan bermotor antre di tepi ruas jalan provinsi di Dusun Kumu Kecamatan Rambah Hilir. Hingga pukul 18.00 WIB, arus lalu lintas masih lumpuh, tidak bisa dilintasi sama sekali,’’ ujarnya.
Hal senada diungkapkan Camat Rambah Hilir Agus Salim. ‘’Kondisi banjir itu, membuat arus lalu lintas tidak bisa dilewati oleh kendaraan bermotor. Saat ini akses jalan terputus, baik dari arah Pasirpengaraian menuju batas Sumut dan arah Simpang Kumu Kepenuhan Sontang Batas Duri maupun sebaliknya,’’ ujarnya.
Di tempat terpisah, salah seorang tokoh Pemuda Kecamata Rokan IV Koto Fadli saat dikonfirmasi Riau Pos, Rabu (27/12) menyebutkan, banjir yang merendam sejumlah ruas jalan provinsi di Kelurahan Rokan telah surut. Namun kondisi banjir yang merendam ruas jalan provinsi tepat di Dusun Tankolio Desa Cipang Kiri Hilir sepanjang 200 meter mengakibat akses jalan provinsi Rokan-Batas Sumbar masih terputus.
Menyikapi tingginya intensitas curah hujan yang terjadi hingga menyebabkan terjadinya banjir Pemerintah Kabupaten Rohul telah menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana banjir berlangsung selama 14 hari terhitung sejak 15-29 Desember 2023.
Kalaksa BPBD Rohul Zuljandri mengatakan, dengan penetapan status tanggap darurat penanganan banjir, pemerintah daerah lebih maksimal dalam melakukan penanggulangan dan upaya pengurangan dampak resiko bencana banjir.
‘’Kita imbau seluruh masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir yang terjadi kapan saja akibat meluapnya sungai besar di Rohul. Terutama yang bermukim dekat di daerah aliran sungai,’’ ujarnya.
‘’Hingga malam ini (kemarin, red), kondisi banjir masih merendam rumah penduduk dan ruas jalan provinsi dan jalan kabupaten di 7 kecamatan yang ada di Rohul. Sejauh ini, belum ada warga yang mengungsi di tenda BPBD Rohul. Tapi warga memilih bertahan didalam rumah, kalaupun mengungsi ke rumah keluarga dan tetangga,’’ sebutnya.
Curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Kampar membuat air Sungai Kampar mulai naik, Rabu (27/12). Seperti terjadi di Desa Pulau Payung Kecamatan Rumbio Jaya, air Sungai Kampar sudah sampai ke jalan aspal.
“Air Sungai Kampar sudah mulai naik sampai ke jalan tadi sore. Ini terjadi semenjak dibuka pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang. Ditambah curah hujan yang cukup tinggi,” jelas Edi Kurniawan warga Pulau Payung Kecamatan Rumbio Jaya.
Sebaliknya, di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) luapan air Sungai Indragiri sejak beberapa hari belakangan ini terus mengalami surut. Rata-rata per hari, luapan air Sungai Indragiri surut mencapai sekitar 10 centimeter (cm).
Namun demikian, sejumlah rumah warga yang berada di wilayah dataran rendah di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Indragiri masih ada yang terendam.
“Diperkirakan hingga besok (hari ini, red) masih akan turun. Karena luapan air Sungai Indragiri ini terjadi akibat kiriman dari bagian hulu yakni Kabupaten Kuansing, juga sudah surut,” ujar Kepala KPBD Inhu, Dody Iskandar SE MSc, Rabu (27/12).
Menurutnya, luapan air Sungai Indragiri di bagian hulu Kabupaten Inhu juga sejak beberapa hari lalu, mengalami surut. Saat ini wilayah yang masih digenangi luapan air Sungai Indragiri hanya untuk beberapa kecamatan.
Untuk ketinggian air Sungai Indragiri berdasarkan alat pengukur yang ada di Rengat sambungnya, pada Rabu yakni mencapai 6,67 meter. Sedangkan hari sebelumnya, Selasa (26/12) ketinggian 6,68 meter.
Namun sebutnya, kepada warga sepanjang DAS Indragiri tetap diimbau agar selalu waspada. “Air Sungai Indragiri masih dalam status siaga dan diharapkan waspada terutama kepada orang tua untuk menjaga anak-anaknya,” harapnya.
Jembatan Penghubung antardesa Ambruk
Akibat tingginya intensitas curah hujan yang terjadi belakangan ini, mulai berdampak kepada insfratruktur di Kabupaten Inhu. Seperti, jembatan penghubung antar desa yakni Desa Tanah Datar menuju Desa Danau Tiga di Kecamatan Rengat Barat Selasa (26/12) malam.
Jembatan yang menjadi akses utama bagi warga daerah itu rubuh akibat tergerus air hujan yang terjadi pada Selasa malam. Atas kejadian itu, aktivasi warga Desa Danau Tiga dan warga Desa Tanah Datar mulai terkendala.
“Sebenarnya yang ambruk itu box culvert tetapi kami menyebutnya jembatan hitam,” ujar Kepala Desa Danau Tiga, Sarno kepada Riau Pos, Rabu (27/12).
Dijelaskannya, jembatan hitam itu ambruk semata-mata disebabkan oleh air hujan. Sebelumnya jembatan tersebut sudah mulai tidak kuat menahan beban, ditambah lagi hujan yang terjadi pada Selasa malam.
Dari kejadian itu sambung Kades, melalui kesempatan bersama akan dilakukan gotong royong. Namun akibat kondisi di lapangan cukup parah dan tidak mungkin ditangani dengan cara gotong royong, akibat pajang yang harus ditangani mencapai 7 meter.
Untuk itu katanya, kejadian dan penanganannya disampaikan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Inhu. “Hari ini saya bersama Kepala Desa Tanah Datar menyampaikan kejadian tersebut dan berharap ada penanganan,” sebutnya.
Dalam pada itu, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Inhu, Arif Sudaryanto ST MT melalui Kabid Bina Marga, Suheri ST mengatakan, pihaknya sudah turun meninjau jembatan tersebut. “Selain sudah turun ke lapangan, kami sudah menerima laporan hingga koordinasi bersama Kades Tanah Datar dan Kades Danau Tiga,” ucapnya.
Sesuai dengan kondisi yang terjadi, tahap awal akan dilakukan penanganan dengan membuat jembatan darurat. Dimana penanganan awal dilakukan bersama pihak desa. Ke depannya, akan dilakukan pembangunan secara permanen. Anggaran pembangunannya bersumber dari APBD Inhu tahun 2024.(sol/epp/kom/kas)