PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) – Tingginya curah hujan di hulu Waduk PLTA Koto Panjang membuat elevasi air waduk naik. Karena itu, manajemen PLTA memutuskan membuka dua lagi pintu pelimpahan air waduk PLTA Koto Panjang. Total sudah lima pintu waduk dibuka setinggi 40 cm.
Dengan dibukanya pintu waduk ini, beberapa daerah mulai terkena dampak. Air Sungai Kampar kembali mengalami peningkatan atau naik 30 centimeter. Banjir mulai merendam beberapa wilayah di Kabupaten Pelalawan. Sejumlah desa terendam banjir sejak Selasa (12/12) lalu. Seperti Desa Rantau Baru, Kecamatan Pangkalankerinci dan Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam dengan ketinggian air dari 30 centimeter hingga 1 meter.
‘’Banjir ini menyebabkan masyarakat dua desa terisolir. Karena akses hanya dapat ditempuh dengan menggunakan pompong,’’ terang Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Zulfan MSi, Rabu (13/12).
Dijelaskannya, saat ini kondisi banjir terparah berada di Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam. Di dusun ini, ketinggian air telah mencapai 1 meter lebih dan telah menggenangi badan jalan, sejumlah sekolah serta pemukiman warga sehingga menyebabkan warga terisolir.
‘’Jadi, saat ini kita fokus melakukan penanggulangan banjir di Dusun Muara Sako. Apalagi saat Sungai Kampar meluap akibat dibukanya pintu waduk PLTA serta tingginya intensitas curah hujan. Di dusun ini, kata Zulfan, setidaknya ada sebanyak 70 kepala keluarga (KK) menjadi korban terdampak banjir.
Zulfan menjelaskan, banjir juga terjadi di Desa Rantau Baru, Kecamatan Pangkalankerinci. Di titik ini, tinggi permukaan air sebelumnya hanya 30 centimeter, kemarin sudah meningkat menjadi 50 centimeter. Tentunya banjir ini juga telah menyebabkan akses jalan sepanjang 6 km putus. ‘’Banjir telah merendam fasilitas umum seperti musala, kantor Poskesdes dan sekolah SDN 002 Rantau Baru dengan ketinggian 40 centimeter. Banjir di Rantau Baru ini juga telah menyebabkan 158 KK, ikut terdampak banjir,” ujarnya.
Mantan Sekretaris Dinas Perikanan Pelalawan ini juga menjelaskan, meningkatnya debit air Sungai Kampar sejak, Selasa (15/12), juga telah berdampak terhadap warga desa Kuala Terusan, Kecamatan Pangkalan Kerinci mulai dilanda banjir. Air telah merendam akses jalan darat masyarakat setempat dengan ketinggian air mencapai 40 centimeter. Serta genangan air juga telah masuk kedalam fasilitas umum lainnya berupa musala, kantor Poskesdes dan SDN 001, serta MTs Bina Desa dengan ketinggian 20 centimeter.
Banjir juga menyebabkan 85 unit rumah ikut terdampak serta 85 kepala keluarga (KK) dengan jumlah sebanyak 240 jiwa. ‘’Untuk melakukan penanggulangan bencana banjir, saat ini kami telah membuka posko penangulangan banjir serta posko kesehatan,’’ jelasnya.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinsos yang telah turun ke lokasi untuk memberikan bantuan siap saji (sandang pangan). Begitu juga dengan penanggulangannya, BPBD Pelalawan telah meningkatkan Status Siaga Darurat Banjir dan Longsor sejak 1 Desember-31 Desember 2023.
‘’Hanya saja, sejauh ini dampak banjir tersebut masih nihil pengungsi karena warga masih memilih bertahan di rumahnya masing-masing yang di dalamnya dibuat panggung. Kita bersama pihak Upika kecamatan terus inten melakukan pemantauan perkembangan debit air Sungai Kampar. Kita terus mengimbau agar warga di sekitar bantaran sungai (DAS) baik Sungai Kampar maupun Sungai Nilo, dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya bencana banjir. Apalagi berdasarkan data dari BMKG, intensitas hujan masih tetap tinggi hingga bulan Februari 2024 mendatang,’’ jelasnya.
Lima Pintu Waduk PLTA Koto Panjang Dibuka
Tingginya curah hujan di hulu Waduk PLTA Koto Panjang, membuat kenaikan elevasi air waduk. Karena itu, sekitar pukul 15.00 WIB, manajemen PLTA membuka dua pintu pelimpahan air waduk PLTA Koto Panjang setinggi 40 cm. Jadi, sudah lima pintu waduk dibuka setinggi 40 Cm.
Dengan dibukanya lima pintu waduk ini, diharapkan warga yang beraktivitas di sepanjang aliran Sungai Kampar tetap waspada banjir. Karena diperkirakan air Sungai Kampar akan naik sekitar 20 centimeter dari biasanya.
Manager PLTA Koto Panjang Cecep Sofhan Munawar menjelaskan, pihak PLTA sudah mengeluarkan surat pemberitahuan penambahan bukaan pintu pelimpahan waduk (spillway gate). ‘’Sehubungan dengan tingginya curah hujan di hulu waduk PLTA, membuat bertambahnya debit air (inflow, red) yang bermuara ke waduk PLTA Koto Panjang. Sehingga menyebabkan naiknya elevasi waduk,’’ jelas Cecep, Rabu (13/12).
Cecep menjelaskan, naiknya elevasi waduk, maka akan dilakukan penambahan dibukanya dua pintu pelimpahan waduk PLTA Kota Panjang. Dua pintu yang dibuka setinggi 40 cm. Karena penambahan bukaan dua pintu ini, diperkirakan air Sungai Kampar akan naik setinggi 20 cm. ‘’Sebelumnya sudah dilakukan telah dibuka tiga pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang setinggi 40 cm. Jadi total lima pintu pelimpahan waduk yang sudah dibuka setinggi 40 cm,’’ jelas Cecep.
Sementara itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar mengadakan patroli dan pemberitahuan kepada pemilik kerambah. Pemberitaan sehubungan ditambahnya pembukaan dua lagi pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang.
Kelaksa BPBD Kabupaten Kampar Agustar melalui Kasi Logistik Edison menyampaikan, personel BPBD bersiap untuk patroli akan mendatangi pemilik kerambah untuk memberitahukan penambahan pembukaan dua lagi pintu pelimpahan waduk PLTA Kota Panjang kemarin. ‘’Sore ini (kemarin, red) kita patroli dan memberitahukan kepada warga yang memiliki kerambah untuk mengencangkan ikatan kerambah dan membawa kerambah ke pinggir Sungai Kampar dan selalu waspada,’’ jelas Edison.
Edison menambahkan, juga akan mendatangi pengelola wisata air untuk sementara tidak beraktivitas. Setelah dibuka dua lagi pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang nanti nampak kenaikan air Sungai Kampar. ‘’Posko banjir di lapangan Merdeka Bangkinang masih tetap siaga. Tiga perahu karet dan 13 personel BPBD sudah siaga di posko,’’ jelas Edison.
Sementara itu, Bhabinkamtibmas Desa Merangin, Polsek Bangkinang Barat Wawan Asroy Harahap mengatakan, sudah berkordinasi dengan Babinkamtimnas lainnya yang berada di aliran sungai Kampar untuk mensosialiasikan hal itu ke warga.
‘’Kita imbau kepada warga untuk tidak melakukan aktivitas yang membahayakan seperti mandi-mandi di Sungai Kampar. Kepada pemilik kerambah diminta untuk mengencangkan ikatan kerambahnya,’’ jelasnya.(kom)