PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) – Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Pelalawan semakin meluas. Banjir telah menggenangi permukiman warga dan telah memutus akses transportasi jalur darat akibat badan jalan terendam air dengan ketinggian mencapai 1 meter di dua kecamatan. Yakni Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam serta Desa Rantau Baru, Kecamatan Pangkalankerinci.
Kini banjir juga merendam Jalan Simpang Lubuk Ogung, Kecamatan Bandar Seikijang dengan ketinggian permukaan air antara 40 centimeter hingga 1 meter. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan terdapat 201 kepala keluarga (KK) yang sudah terdampak banjir.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pelalawan Zulfan MSi mengatakan air sudah mulai merendam permukiman penduduk dan juga akses jalan, serta sejumlah fasiltas umum. ‘’Hari ini (Kamis, red) ketinggian air yang menggenangi jalan dan permukiman penduduk berkisar 40 centimeter hingga 1,5 meter,’’ kata Zulpan, Kamis (14/12).
Dikatakannya, di Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam, ketinggian air 1,5 meter dan telah merendam badan jalan dan permukiman warga. Terdapat 70 KK menjadi korban banjir, meski sejauh ini belum ada rumah yang direndam air karena mayoritas rumah panggung. Air juga merendam SDN 004 Dusun Muara Sako dengan ketinggian 1 meter.
Banjir terparah juga terjadi di Desa Rantau Baru, Kecamatan Pangkalankerinci. Saat ini air telah merendam permukiman warga mencapai 1 meter lebih. Banjir merendam ruas jalan desa sepanjang 6 km.
Banjir merendam musala, Poskesdes dan SDN 002 Rantau Baru dengan ketinggian 40 centimeter. Banjir juga merendam 25 rumah. ‘’Sedangkan untuk korban terdampak banjir sebanyak 201 kepala keluarga,’’ ujarnya.
Dikatakannya, banjir terus meluas dan merendam permukiman dan jalan di Desa Kuala Terusan, Kecamatan Pangkalankerinci dengan ketinggian air 30 centimeter hingga 1 meter. Saat ini, sebanyak 130 KK yang menjadi korban terdampak banjir. ‘’Dengan begitu saat ini terdata, sebanyak 401 KK terdampak banjir, dari luapan air Sungai Kampar. Luapan air ini karena dibukanya pintu waduk PLTA Koto Panjang dan tingginya air pasang naik dan curah hujan,’’ kata Zulfan.
Selain permukiman, kemarin banjir merendam jalan di Desa Lubuk Ogung, Kecamatan Bandar Seikijang menuju Langgam. ‘’Saat ini akses jalan darat dari Kecamatan Pangkalankerinci dan Bandar Seikijang menuju Kecamatan Langgam telah putus total dan hanya bisa ditempuh menggunakan transportasi air seperti sampan dan pompong,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya meminta agar seluruh masyarakat khususnya di daerah bantaran sungai agar waspada terhadap bahaya banjir. Jika kondisi banjir kian mengkhawatirkan, maka masyarakat harus segera mengungsi ke rumah keluarga yang berada di dataran tinggi atau ke posko penanggulangan banjir yang telah dibuka sejak Rabu (13/12) lalu.
Sedangkan BPBD Pelalawan bersama tim Upika kecamatan, akan intens melakukan pemantauan perkembangan debit air khususnya Sungai Kampar dampak dari dibukanya waduk PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar. ‘’Kita bersama tim medis dari Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan masih terus berkeliling mendatangi setiap rumah warga untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat korban banjir. Khususnya di Dusun Muara Sako, Kelurahan Langgam sebagai daerah yang bencana banjirnya cukup parah dengan ketinggian permukaan air hampir satu meter,’’ jelasnya.
Tiga Daerah di Riau Melaporkan Terjadi Banjir
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau terus berkoordinasi dengan BPBD 12 kabupaten/kota di Riau untuk memantau kondisi banjir. Pasalnya, saat ini curah hujan terus meninggi di Riau, termasuk adanya potensi banjir akibat dibukanya spilway PLTA Koto Panjang, Kampar.
Kepala Pelaksana BPBD Riau M Edy Afrizal mengatakan, sejauh ini yang telah menetapkan status siaga banjir yakni Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), namun status tersebut sudah berakhir pada tanggal 30 November lalu. Selanjutnya Kabupaten Bengkalis yang menetapakan Siaga Banjir hingga 31 Desember, dan Rokan Hulu baru mendapatkan info akan menetapkan status siaga banjir.
“Jadi baru beberapa daerah yang telah menetapkan status siaga, itupun Rohil sudah berakhir. Kalau Bengkalis mereka menetapkan status tanggap darurat. Status siaga darurat banjir minimal dua darah menetapkan, setelah itu baru kita menetapkan status siaga banjir untuk Provinsi,” ujar M Edy Afrizal.
Sementara itu, untuk Kabupaten Kampar sampai saat ini belum ada menetapkan status siaga banjir. Pihaknya berharap, agar Kabupatan Kampar segera menetapkan status siaga banjir. “Seharusnya sudah ditetapkan status siaga di Kampar, apalagi Kampar juga rawan terhadap banjir, di sepanjang aliran sungai Kampar. Kalau untuk banjir yang terjadi saat ini di Kabupaten Pelalawan di Mantulik, kemudian Rohul itu di Sontang. Bengkalis di Pinggir, itu yang baru kami dapat laporan banjir,” tambah Edy.
Dijelaskan Edy, pihaknya terus memantau kondisi banjir yang terjadi diseluruh wilayah, termasuk mengirim bantuan bagi masyarakat terdampak, seperti makanan siap saji, gula, teh, dan makanan lain termasuk selimut. Sedangkan untuk tenda bagi pengungsi masih disediakan oleh Pemkab masing-masing, BPBD Riau sendiri juga menyediakan jika dibutuhkan oleh daerah yang terjadi banjir. “Ini akan kita evaluasi terus, akan kita lakukan koordinasi dan laporkan ke Gubernur terkait dengan status banjir, kalau sudah ada dua Kabupaten. Di Riau ini punya empat sungai besar, Indragiri, Siak, Kampar dan Rokan. Jika banjir diwilayah Kampar nanti dampaknya akan sampai ke Pelalawan karena satu aliran.
Rokan Hulu masuknya nanti ke Rohil, kalau curah hujan tinggi di Sumbar dan Sumut akan berpengaruh kiriman air, dari Sumbar dan Sumut,” jelasnya.
Sementara itu, disinggung terkait dibukanya spilway PLTA Koto Panjang, apakah berpengaruh terhadap masyarakat yang berada di aliran Sungai Kampar, Edy menyampikan sampai saat ini belum ada dampaknya. “Belum ada dampaknya. Tapi masyarakat harus tetap waspada, dengan kondisi cuaca saat ini,” ungkapnya.
Hujan Masih Terjadi di Riau
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru kembali mengeluarkan informasi terkait cuaca di Provinsi Riau yang saat ini masih memasuki musim penghujan.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II–Pekanbaru Ramlan SSi MSi mengatakan, saat ini seluruh wilayah di Riau memasuki puncak musim hujan. ‘’Di mana intensitas hujan yang terjadi ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang bakal terjadi hampir seluruh wilayah di Riau,’’ kata Ramlan, Kamis (14/12).
Dikatakannya, intensitas ringan hingga sedang terjadi pada pagi hari di sebagian wilayah Kota Pekanbaru, Dumai, Kabupaten Bengkalis, Kampar, Kuantan Singingi, Pelalawan, dan Indragiri Hulu.
Sedangkan di siang hari potensi hujan terjadi di wilayah Kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis, Kampar, Siak, Pelalawan, Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. Kemudian sore hingga malam hari potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar wilayah di Riau.
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang terjadi di pagi, siang dan malam hari di sebagian wilayah Kota Pekanbaru, Dumai, Kampar, Bengkalis, Siak, Kuantan Singingi, Pelalawan, dan Indragiri Hulu.
Suhu udara Riau diprediksi berada di angka 22.0–32.0 °C dengan kelembapan Udara 60–99 persen. Sementara arah angin berhembus ke Barat-Utara dengan kecepatan 10-30 km/jam dan prakiraan tinggi gelombang di perairan Provinsi Riau berkisar antara 0.01–0.50 meter. ‘’Kita masih perlu mewaspadai kejadian hujan deras di wilayah Riau hingga akhir tahun ini. Mengingat puncak musim hujan di Riau terjadi di November dan Desember,’’ jelasnya.
Elevasi Waduk PLTA Koto Panjang Naik
Masih tingginya curah hujan di hulu waduk PLTA Koto Panjang membuat kenaikan elevasi waduk dibandingkan hari sebelumnya.
Manager PLTA Koto Panjang Cecep Sofhan Munawar menjelaskan, hari ini elevasi waduk PLTA Koto Panjang 83.60 MDPL. Sementara kemarin elevasi waduk 83.56 MDPL. ‘’Dari data di atas, setelah kita lakukan penambahan bukaan pintu pelimpah (spillway gate) masih ada sedikit kenaikan elevasi waduk dibanding hari kemarin. Air masuk dari hulu masih lebih besar dari air keluaran turbin dan spillway,” jelas Cecep, Kamis (14/12).
Cecep menambahkan, Untuk saat ini masih belum ada rencana untuk penambahan atau pengurangan bukaan pintu. Saat ini sudah lima pintu pelimpahan dibuka setinggi 40 cm. Yang menyebabkan kenaikan Sungai Kampar setinggi 20 cm.(amn/sol/ayi/kom)