PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Curah hujan tinggi yang terjadi di beberapa wilayah Riau tak hanya menyebabkan bencana banjir. Tapi, bencana longsor juga mengintai. Hasil pemetaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, dari 12 kabupaten/kota di Riau, sembilan daerah dinyatakan rawan longsor terutama saat menghadapi musim hujan seperti sekarang ini.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Riau, M Edy Afrizal mengatakan, pemetaan daerah yang rawan terjadi bencana terutama longsor tersebut dilakukan agar masyarakat bisa lebih waspada. Apalagi curah hujan saat ini terus meningkat. “Kita sudah memetakan daerah yang rentan longsor saat musim hujan. Itu tersebar di beberapa daerah,” kata M Edy, Rabu (20/12).
Lebih lanjut Edy merincikan sembilan daerah tersebut yakni, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Kampar, Pekanbaru, Bengkalis, Siak, Kepulauan Meranti, Kuantan Singingi (Kuansing), Rokan Hulu (Rohul), dan Rokan Hilir (Rohil).
‘’Daerah rawan longsor di Inhil itu berada di Desa Kuala Enok dan Tanjung Baru, Kecamatan Tanah Merah. Desa Wonosari, Kecamatan Pelangiran. Desa Sungai Bela dan Sungai Buluh, Kecamatan Kuala Indragiri. Desa Simpang Tiga, Kecamatan Enok. Desa Teluk Jira, Kecamatan Tempuling,” ujarnya.
Kemudian, daerah rawan longsor di Kabupaten Kampar meliputi Desa Merangin Kecamatan Kuok, Kelurahan Langgini Kecamatan Bangkinang Kota, Desa Tanjung Belit Kecamatan Kampar Kiri Hulu, dan Desa Tanjung Alai Kecamatan XIII Koto Kampar.
‘’Lalu, Kota Pekanbaru daerah longsor berada di Bencah Lesung, Jalan Indra Puri Ujung, Kecamatan Tenayan Raya. Daerah rawan longsor di Bengkalis berada di Desa Simpang Ayam, Kecamatan Bengkalis. Daerah rawan longsor di Kabupaten Siak berada di Desa Minas Jaya, Kecamatan Minas,” sebutnya.
Selanjutnya, daerah rawan longsor di Kabupaten Kepulauan Meranti tersebar di Desa Dwi Tunggal, Tanjung Medang, Teluk Samak, Desa Tanjung Samak, Desa Tanjung Bakau, Desa Tanjung Gemuk, Desa Sungai Gayung Kiri, Desa Gemalasari, Kecamatan Rangsang.
Lalu, daerah rawan longsor di Kabupaten Kuansing tersebar di Desa Kasang Lintas Sumbar-Riau, Kecamatan Kuantan Mudik, dan Desa Lubuk Ambacang Jalan Jend Sudirman, Kecamatan Hulu Kuantan. “Daerah rawan longsor di Kabupaten Rohul berada di Desa Koto Ruang dan Rokan Timur, Kecamatan Rokan IV Koto, dan Desa Sialang Jaya, Kecamatan Rambah, serta Desa Pendalian, Kecamatan Pendalian,” ujarnya.
Di Kabupaten Rohil, ada Kepenghuluan Sedinginan, Kecamatan Tanah Putih. Kepenghuluan Air Hitam, Kecamatan Pujud. Kepenghuluan Jumrah dan Teluk Pulau Hulu (sepanjang aliran Sungai Rokan), Kecamatan Rimba Melintang, dan jalan lintas Tanjung Medan-Pujud, Kecamatan Tanjung Medan.
Untuk itu, Edy mengimbau kepada masyarakat Riau untuk lebih hati-hati dan waspada jika melakukan perjalanan saat liburan Natal 2023 dan Tahun Baru (Nataru). “Untuk warga Riau kami imbau agar waspada jika melakukan aktivitas perjalanan karena kondisi cuaca curah hujan cukup tinggi, sehingga rentan terjadi longsor,’’ ujarnya.
‘’Kami juga menyarankan jika masyarakat yang melakukan perjalanan hendaknya untuk memantau perkembangan dan informasi cuaca dan bencana di instansi pemerintah, seperti BMKG dan lainnya,” tuturnya.
Terkait banjir, beberapa wilayah Riau mulai surut. Di Kabupaten Rokan Hilir, banjir sempat melanda Kecamatan Rantau Kopar. Namun, banjir di beberapa wilayah kepenghuluan di kecamatan ini telah mengalami penyusutan. “Alhamdulillah kondisi air sudah mulai surut, tapi memang masih ada kampung yang tergenang,” kata Camat Rantau Kopar, April Manri, Rabu (20/12).
Tak hanya di Rohil, banjir di Kabupaten Kuantan Singingi juga mulai surut. Pantauan Riau Pos di empat kecamatan yakni Kecamatan Hulu Kuantan, Kuantan Mudik, Gunung Toar dan Kecamatan Kuantan Tengah banjir mulai surut. Debit air Sungai Kuantan juga surut, bahkan, mencapai 2 meter. Hal itu dibenarkan petugas Meteorologi Wilayah II Sumatera, Erianto kepada Riau Pos, Rabu (20/12).
Menurut Erianto, kalau daerah bagian hulu, terutama dari Kecamatan Hulu Kuantan hingga Kuantan Tengah, kondisi air Sungai Kuantan sudah mulai normal. Hingga Rabu (20/12) sore, debit air di tugu pengukuran menunjukkan di angka 4 meter.
“Kalau banjir dua hari yang lalu itu, sempat mencapai angka 6,4 meter. Saat ini sudah berangsur normal. Pengukuran sore (kemarin, red), sudah mendekati angka 4 meter. Artinya, jika dibandingkan dengan banjir dua hari lalu, debit air Sungai Kuantan turun 2 meter lebih,” kata Erianto.
Namun demikian, lanjut Erianto, daerah kecamatan bagian hilir, baru akan merasakan banjir Rabu (20/12) malam. Sebab, air yang berasal dari hulu kuantan bisa mencapai dua hari untuk bisa sampai di Kecamatan Cerenti dan Inuman.
“Bisa jadi hari Rabu itu daerah bagian hilir Kuansing terendam. Tapi untuk Kuansing bagian tengah hingga hulu, saat ini aman. Kecuali dalam beberapa hari ke depan hujan di bagian Sumbar,” kata Erianto.
Camat Cerenti, Erialis ketika dikonfirmasi Riau Pos, Rabu (20/12) malam menyebutkan bahwa ada 5 desa yang dilanda banjir yakni di Desa Sikakak, Pulau Jambu, Pulau Bayur, Pulau Panjang dan Desa Teluk Pauh.
“Untuk data jumlah rumah, tadi (kemarin, red) saya sudah berpesan kepada kepala desa untuk mendata jumlah rumah yang terendam. Namun, datanya besok pagi (hari ini, red) baru bisa disampaikan karena hingga malam ini kondisi air sedang naik,” kata Erialis.
Untuk diketahui, Kecamatan Cerenti merupakan kecamatan paling hilir di Kabupaten Kuansing. Artinya, kecamatan ini merupakan kecamatan terakhir dilanda banjir, setelah daerah bagian hulu dua hari sebelumnya.
Apakah sudah ada bantuan dari pemerintah daerah? Erialis mengatakan pihaknya saat ini sedang mendata jumlah rumah dan KK yang terendam. “Kalau jumlahnya sudah akurat, baru bisa kami laporkan brapa keperluan dan apa-apa saja yang diperlukan. Besok pagi (hari ini, red) data ini sudah masuk dan saya kabari,” kata Erialis.
Di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), sejumlah desa di Kecamatan Peranap dan Kecamatan Batang Peranap kembali terdampak luapan air Sungai Indragiri susulan, Rabu (20/12). Luapan air Sungai Indragiri yang sempat surut kembali naik rata-rata sekitar 20 hingga 50 centimeter (cm).
Wilayah bagian hulu Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) agak jauh berbeda dengan wilayah di bagian hilir. Karena untuk wilayah Kota Rengat, luapan air Sungai Indragiri hanya naik sekitar 10 cm.
Kapolres Inhu, AKBP Dody Wirawijaya SIK melalui Kapolsek Peranap, Iptu Dodi Hajri SH mengatakan bahwa, akibat luapan air Sungai Indragiri terdapat sebanyak 70 unit rumah warga terendam di Desa Setako Raya. “Sekitar 130 unit rumah pada bagian halaman digenangi air,” ujar Iptu Doni.
Memang sebutnya, ketinggian luapan air Sungai Indragiri kali ini tidak setinggi yang terjadi pada Ahad (17/12). Namun demikian, fasilitas umum seperti jalan desa sepanjang 500 meter, SDN 012, tiga musala dan lapangan bola terendam.
Pihaknya terus mengimbau warga daerah itu agar tetap waspada terhadap berbagai kemungkinan atas luapan air Sungai Indragiri. “Informasi yang kami terima, di bagian hulu yakni Kabupaten Kuantan Singingi juga sudah mulai surut,” sebutnya.
Di tempat terpisah, Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Kabupaten Inhu, Dody Iskandar SE MSc mengatakan bahwa, secara umum luapan air Sungai Indragiri belum berdampak di Kecamatan Rengat Barat dan Kecamatan Rengat.
“Memang berdasarkan alat pengukur ketinggian air Sungai Indragiri di Kecamatan Rengat terjadi peningkatan ketinggian air dari 6,48 menjadi 6,56 meter,” ucap Dody Iskandar.
Dody memperkirakan luapan air Sungai Indragiri bakal akan surut. Karena, selain tidak hujan pada Rabu, kemudian di bagian hulu yakni di Kabupaten Kuantan Singingi, luapan air juga turun.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Irwansyah Nasution kepada Riau Pos, Rabu (20/12), mengatakan, saat ini hampir di seluruh wilayah Riau masih dalam musim penghujan.
Hal ini yang menyebabkan wilayah di Provinsi Riau sering terjadi hujan dengan intensitas ringan, sedang dan terkadang lebat. Dengan kondisi cuaca seperti saat ini, masyarakat perlu mewaspadai hujan yang sertai angin kencang dan petir, serta waspada daerah rawan potensi banjir di wilayah Riau.
“BMKG memprediksi potensi banjir di Riau akhir bulan Desember 2023 umumnya kategori rendah, kecuali sebagian wilayah kabupaten Rokan Hulu dan sebagian wilayah Kabupaten Kampar potensi banjir kategori sedang,” tuturnya.
Sementara itu, lima pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang masih dibuka 1,1 meter. Dari laporan data Unit Layanan PLTA Koto Panjang elevasi mengalami penurunan. Elevasi air waduk pada Rabu (20/12) sekitar pukul 08.00 hanya 83.49 MDPL. Tak jauh beda dibandingkan, Selasa (19/12) di mana elevasi waduk PLTA 83.81 MDPL.
Manajer PLTA Koto Panjang Cecep Sofhan Munawar menjelaskan, dari data di atas, inflow mengalami penurunan dibanding hari kemarin, sehingga menyebabkan penurunan elevasi waduk. “Untuk hari ini (kemarin, red) tidak ada rencana penambahan atau pengurangan bukaan pintu pelimpahan,” jelas Cecep.
Sementara itu, Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar Agustar melalui Kasi Logistik Edison mengatakan, usai penambahan bukaan lima pintu pelimpahan waduk PLTA Koto berpengaruh terhadap debit air di sungai.
“Volume air Sungai Kampar mencapai bibir sungai Selasa (19/12). Saat ini pihak BPBD terus melakukan patroli dengan membawa perahu karet,” jelas Edison. Edison menambahkan dari laporan yang diterima banjir terjadi di Siak Hulu dan Gunung Sahilan. Untuk itu, personel BPBD turun ke Siak Hulu dan Gunung Sahilan.(sol/fad/yas/kas/ayi/kom)