PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akhirnya menetapkan Riau berstatus Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi yakni meliputi bencana banjir, tanah longsor, dan puting beliung. Penetapan status tersebut dimulai sejak 22 Desember 2023 sampai dengan 31 Januari 2024.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal mengatakan, penetapan Status Siaga Darurat Bancana Hidrometeorologi tersebut berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Riau Nomor: Kpts. 7743/XII/2023 tentang Status Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi Provinsi Riau Tahun 2023.
“Pemprov Riau sudah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi tahun 2023 sejak 22 Desember 2023 hingga 31 Januari 2024,” kata M Edy, Selasa (26/12).
Lebih lanjut dikatakannya, penetapan status tersebut atas dasar beberapa pertimbangan daerah di Provinsi Riau telah menetapkan status siaga darurat banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. Daerah tersebut di antaranya, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kampar, dan Kota Pekanbaru.
“Seperti Rohul mungkin akan meningkat status dari siaga menjadi tanggap. Kemudian Kampar juga mau naikan status dari siaga ke tanggap. Dengan pertimbangan itu sudah cukup untuk provinsi menetapkan Status Siaga Darurat Hidrometeorologi,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Edy Afrizal, pertimbangan adalah dari Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru yang melihat kondisi cuaca curah hujan cukup tinggi akhir-akhir ini.
“Kami juga mempertimbangkan curah hujan di provinsi tetangga Sumatera Barat yang cukup tinggi. Karena ini akan sangat berdampak terhadap pembukaan pintu waduk PLTA Koto Panjang Kampar,” sebutnya.
“Karena kondisi itu kami menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi. Artinya hidrometeorologi itu bisa bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. Makanya kami juga sudah mendirikan Posko Siaga Darurat Bencana di Kantor BPBD Riau untuk menindaklanjuti penetapan status siaga ini,” sambungnya.
Ribuan Rumah dan Ruas Jalan di Rohul Terendam
Ribuan rumah penduduk dan ruas jalan provinsi serta jalan desa yang tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) sejak Selasa (26/12) siang hingga malam terendam banjir. Ini akibat meluapnya air Sungai Batang Lubuh Pasirpengaraian dan Sungai Rokan.
Berdasarkan data sementara, rumah penduduk terendam banjir yang dirangkum Riau Pos dan BPBD Rohul terjadi di Kecamatan Rambah yakni Desa Babussalam 350 kepala keluarga (KK), Kelurahan Pasirpengaraian 44 KK, Desa Koto Tinggi 35 KK dan Desa Pematang Berangan 53 KK.
Kemudian di Kecamatan Rambah Hilir banjir merendam rumah penduduk di Desa Rambah Hilir Timur sebanyak 212 KK, Dusun Kumu Desa Rambah sebanyak 35 KK dan ratusan KK di Desa Ulak Patian dan Desa Rantau Binuang Sakti di Kecamatan Kepenuhan.
Sementara banjir yang berasal dari luapan air Sungai Rokan merendam ribuan rumah penduduk di dua kecamatan yakni Kecamatan Rokan IV Koto, tepatnya di Desa Cipang Kiri Hilir sebanyak 30 KK dan Kelurahan Rokan Iv Koto sebanyak 66 KK. Selanjutnya, banjir terparah di Kecamatan Bonai Darussalam merendam rumah penduduk dan ruas jalan provinsi di 2 desa yakni Desa Sontang sebanyak 1.000 KK tepatnya di Dusun Harapan, Titian Gading, Dusun Delapan Tali. Sedangkan Desa Kasang Mungkal sebanyak 150 KK tepatnya di Dusun I Sei Sagang dan Dusun 3 Sungai Kulim.
Namun, dilaporkan tidak ada terjadi korban jiwa akibat bencana ini. Hanya saja masyarakat mengalami kerugian materi akibat rumah mereka terendam banjir dengan ketinggian air rata-rata 50 cm hingga 2 meter yang rumahnya berada di tepi daerah aliran sungai. Sejauh ini, warga masih bertahan di dalam rumah, belum ada yang mengungsi.
Kepala Pelaksana BPBD Rohul Zuljandri SSi MM menjawab Riau Pos, Selasa (26/12) malam menjelaskan, banjir disebabkan tingginya curah hujan yang terjadi dalam sepekan terakhir, ditambah air dari hujan yang terjadi di daerah tetangga dan perbatasan Sumatera Barat.
‘’Banjir yang merendam rumah penduduk dan ruas jalan Tuanku Tambusai di Kecamatan Rambah masih belum surut. Akses lalu lintas diarahkan ke Jalan Lingkar Km 4 Pasirpengaraian. Kondisi banjir di Kecamatan Bonai Darussalam masih merendam rumah penduduk dan ruas jalan provinsi di Desa Sontang dan Kasang Mungkal,’’ ujarnya.
Jalan Provinsi Rohul-Duri dan Batas Sumbar Terputus
Sementara itu Camat Bonai Darussalam Elfitren melalui Sekcam Bonai Darussalam Suratman Sap saat dikonfirmasi Riau Pos, Selasa (26/12) menyebutkan, banjir yang merendam ribuan rumah penduduk di Desa Sontang dan Desa Kasang Mungkal hingga malam masih bertahan di perkarangan rumah warga yang rata-rata rumah panggung. Tak hanya itu, sejumlah titik ruas jalan provinsi di Desa Sontang, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) menuju batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis terputus.
‘’Kondisi banjir yang masih bertahan di ruas jalan provinsi di Kecamatan Bonai Darussalam mengakibatkan akses jalan menuju Duri terputus. Kendaraan bermotor roda empat dan truk tidak bisa melintasi jalan provinsi yang terendam banjir hingga hari ini (kemarin),’’ ujarnya.
Zuljandri menyebutkan banjir yang merendam puluhan rumah penduduk di Desa Cipang Kiri Hilir, Kecamatan Rokan IV Koto juga merendam ruas jalan provinsi Rokan-Batas Sumbar. Kondisi banjir dengan ketinggian 40 cm-120 cm yang merendam ruas jalan provinsi tepat di Dusun Tankolio Desa Cipang Kiri Hilir sepanjang 200 meter mengakibat akses jalan provinsi Rokan-Batas Sumbar terputus.
‘’Tim BPBD Rohul sudah mengirim 1 unit speedboat fiber untuk membantu evakuasi masyarakat dan akses masyarakat yang terganggu akibat jalan lintas provinsi Rokan-Batas Sumbar yang terendam banjir. BPBD sudah berkoordinasi dengan pihak desa dan relawan terkait kondisi banjir terkini,’’ katanya.
Akses Jalan Menuju Kota Pasirpengaraian Terputus
Kondisi banjir yang merendam ruas jalan provinsi di jalur dua Tuanku Tambusai di Dusun Nogori, Desa Babusssalam, Kecamatan Rambah sepanjang 600 meter dengan ketinggian 40-70 cm juga mengakibatkan akses jalan provinsi menuju jalan masuk Kota Pasirpengaraian terputus, tepatnya dari arah Jembatan Batang Lubuh Pasirpengaraian menuju Kompleks Perkantoran Pemda Bina Praja Rohul.
Terpantau petugas kepolisian dari Polsek Rambah dan Satlantas Polres Rohul, Dishub, BPBD Rohul menutup arus lalu lintas dari jembatan Sungai Batang Lubuh menuju jalur dua Tuanku Tambusai Pasirpengaraian yang terendam banjir.
Petugas yang berjaga, mengalihkan arus lalulintas pengendara kendaraan bermotor yang menuju ke RSUD maupun kantor Bupati Rohul untuk melintasi ruas jalan Lingkar Km 4 Pasirpengaraian. Pasalnya, ruas Jalan Lingkar Pasirpengaraian itu, satu-satunya akses jalan alternatif untuk bisa menuju jalan provinsi Pasirpengaraian menuju batas Sumatera Utara dan Simpang Kumu-Kota Tengah-Sontang batas Duri, Kecamatan Mandau.
Kemudian pengendara bisa juga melintasi jalan pintas di Dusun Koto Baru Desa Koto Tinggi untuk menuju jalan Km 4 Lingkar Pasirpengaraian. Namun jalan tersebut tidak bisa dilintasi oleh truk roda 8.
Anomali Cuaca Masih Berlanjut hingga Maret
Fenomena cuaca El Nino diperkirakan berakhir pada akhir Desember ini. Namun pakar meteorologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Edvin Aldrian menuturkan, anomali cuaca akibat El Nino bakal dirasakan lebih lama. Bahkan bisa sampai Maret tahun depan. Edvin mengatakan sampai saat ini fenomena cuaca El Nino masih terjadi. Fenomena cuaca ini muncul karena peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya. Dampaknya bagi Indonesia, munculnya kemarau panjang yang sangat kering.
“El Nino dan El Nina puncaknya di Desember akhir,” katanya Selasa (26/12). Jadi dia mengatakan meskipun di sejumlah daerah sempat diguyur hujan lebat, tetapi hari berikutnya cukup kering. Kemudian juga terjadi mendung, namun cuaca cukup gerah. Di bagian Indonesia lainnya bahkan sudah ada yang terjadi kebanjiran.
Menurut Edvin kondisi anomali cuaca saat ini merupakan imbas dari adanya fenomena El Nino. Lazimnya Desember sudah masuk musim hujan. Apalagi ketika masuk pergantian hujan, sebagian besar wilayah Indonesia masuk musim penghujan. Tetapi kenyataannya hujan masih rendah. Bahkan beberapa waktu lalu, sempat viral langit pulau Jawa bersih tanpa ada lapisan awan.
Dia mengatakan, adanya fenomena cuaca El Nino membuat puncak musim hujan jadi lebih lambat atau bergeser mundur. Biasanya Januari juga merupakan puncak musim hujan untuk sebagian wilayah Jawa. Namun bisa jadi bulan depan intensitas hujan tidak seperti biasanya.
Edvin memperkirakan akhir Maret nanti efek dari fenomena El Nino diharapkan benar-benar berakhir. Sehingga sudah tidak adalagi anomali cuaca. “Hawa panas masih sangat terasa. Saat ini belum musim hujan. Kita masih berada di tengah musim kemarau yang memanjang,” katanya.
Edvin menjelaskan mundurnya musim hujan, membuat musim hujan semakin pendek durasinya. Sebab akan segera bertemu dengan musim kemarau. Dia khawatir dengan singkatnya durasi musim hujan, curah hujan yang turun jauh lebih besar dibandingkan dengan biasanya. Dengan mempertimbangkan efek El Nino, dia mengatakan hujan kemungkinan mulai merata pada Januari sampai Februari nanti.
Dia menuturkan anomali cuaca imbas dari fenomena El Nino itu, membuat daerah yang basah menjadi sangat basah. Bahkan memicu adanya banjir bandang seperti di Sumatera Barat. Sebaliknya wilayah yang kering, menjadi jauh lebih kering sehingga memicu krisis air bersih.
Sebelumnya Edvin menyampaikan fenomena El Nino sejatinya juga membawa dampak positif. Di antaranya di sektor perikanan akan menguat seiring dengan mendinginnya laut. Pada kondisi ini, ikan akan berenang mendekati permukaan. Kemudian, industri garam akan mendapat manfaat dari sinar matahari dalam jangka waktu lama. Selain itu dampak positif El Nino adalah industri rumput laut akan mendapatkan keuntungan dari kondisi air laut yang dingin.
Sektor transportasi darat dan laut akan mendapatkan manfaat dari kondisi bebas badai. “Beberapa komoditas pertanian seperti palawija, bawang merah, tembakau, dan hutan jati akan merasakan manfaat dari kondisi ini,” jelasnya.
Sektor jasa konstruksi akan diuntungkan dengan meningkatnya kapasitas produksi, khususnya konstruksi gedung dan akan meningkatkan industri semen. Juga pada sektor pariwisata yang akan mendapat manfaat dari sinar matahari yang panjang.
Merujuk data prakiraan hujan dasarian (10 harian) BMKG menyebutkan, untuk dasarian III Desember 2023 sebagian besar pulau Jawa memiliki intensitas hujan rendah. Khususnya di hampir seluruh wilayah Jawa Timur dan sebagian wilayah Jawa Tengah bagian timur.
Kemudian untuk dasarian I Januari 2024 menyebutkan hampir seluruh wilayah pulau Jawa memiliki intensitas hujan sedang. Bahkan untuk Jawa Tengah bagian tengah dan sebagian Jawa Barat bagian timur, intensitas hujannya tinggi. Intensitas hujan sedang itu juga berlanjut pada dasarian II Januari 2024.(sol/epp/wan/jpg)