PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mengklaim hingga Oktober kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau hampir mencapai 2 ribu hektare (ha) atau persisnya 1.933,40 ha. Ini terjadi di 12 kabupaten/kota. Rencananya, Jumat (5/10) hari ini mulai dilakukan modifikasi cuaca membuat hujan buatan.
Kepala Pelaksana BPBD Riau M Edy Afrizal mengatakan akan ada pesawat teknologi modifikasi cuaca atau TMC ke Riau. Tim Satgas Karhutla pun akan langsung melakukan upaya dalam mencari potensi hujan.
“Pesawat TMC akan datang dari Jakarta karena peluang awan hujan masih ada di Riau. Kalau dari BMKG sebagian Riau berpotensi hujan. Kalau asap, dari Riau kecil kemungkinan, tapi dari luar ini yang banyak,” katanya.
Dijelaskan dia, pesawat TMC Smart Aviation jenis Pillatus PC-6 akan datang, Jumat (6/10) hari ini. “Garam/ Nacl akan datang 6 Oktober 2023 (hari ini, red), pelaksanaan TMC dimulai pada 6-12 Oktober,” jelasnya.
M Edy Afrizal memaparkan, daerah yang paling banyak terjadi karhutla adalah Kabupaten Bengkalis dengan 393,29 hektare. Diikuti Kabupaten Indragiri Hulu seluas 331,84 hektare, Kabupaten Pelalawan seluas 261,73 hektare.
Kemudian Kabupaten Kampar seluas 186,89 hektare, Indragiri Hilir (Inhil) seluas 219,85 hektare, Rokan Hilir seluas 238,00 hektare, Siak seluas 45,56 hektare, Pekanbaru seluas 45,72 hektare, Rokan Hulu (Rohul) seluas 50,60 hektare, Kepulauan Meranti seluas 39,05 hektare, Kota Dumai seluas 115,67, dan terendah Kuansing hanya 24,59 hektare. “Sementara itu, untuk total hotspot di Riau ada sebanyak 1.994 dan total fire spot ada 642 titik,” ujarnya.
Pelaku Pembakaran di Desa Kualu Nenas Ditangkap
Jajaran Polsek Tambang menangkap pelaku pembakaran lahan di Dusun II Sungai Putih Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (3/10) sekitar pukul 22.30 WIB. Pelaku berinisial SU (44) warga Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang.
Dari penangkapan ini, berhasil diamankan sejumlah barang bukti yaitu tiga arang bekas terbakar, botol minuman air mineral yang telah terbakar, sekantong tanah sebelum terbakar, dan sekantong tanah yang sudah terbakar.
Kapolres Kampar AKBP Ronald Sumaja melalui Kapolsek Tambang AKP Marupa Sibaranin mengatakan, awalnya mereka mendapatkan informasi ada kebakaran lahan di Dusun III Sungai Putih, Desa Kualu Nenas.
“Setelah itu, saya bersama Kanit Reskrim langsung turun ke lokasi kebakaran lahan tersebut. Sampai di lokasi api sudah besar dan asap sudah mengepul. Lahan yang terbakar seluas sekitar 1/4 hektare. Saat itu langsung mengamankan pelaku yang diduga melakukan pembakaran tersebut,” terangnya.
Kapolsek mengatakan, tepatnya pelaku diamankan sedang berada di dalam pondok di TKP. Sebelumnya terduga pelaku dibawa ke Polsek dimana terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Kasat Reskrim Polres Kampar AKP Aris Gunadi. “Selanjutnya pelaku kami bawa ke Mapolsek untuk dimintai keterangan,” ujar Marupa, Kamis (5/9).
Setelah itu, Rabu (4/10) dilakukan gelar perkara bersama Satreskrim Polres Kampar. Hasilnya, terhadap terduga pelaku dan barang bukti dilimpahkan Satreskrim Polres Kampar guna diproses lebih lanjut.
“Pelaku disangkakan Pasal 108 Jo Pasal 69 UU No 32/2009 tentang PPLH. Pasal 108 Jo 56 UU No 39/2014 tentang Perkebunan dan Pasal 187 KUHP,” tegas Kapolsek.
Kapolres Kampar AKBP Ronald Sumaja menyampaikan, dampak sembarangan membakar lahan dan hutan dengan cara dibakar sangat buruk bagi lingkungan. Selain itu banyak timbul penyakit akibat kabut asap ini.
“Untuk itu, saya mengimbau untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan secara sembarangan. Kami berharap masyarakat untuk segera melapor saat menemukan titik api atau menemukan pelaku pembakaran hutan dan lahan. Pasalnya, pelaku pembakaran hutan dan lahan dapat dikenakan sanksi hukuman pidana penjara 15 tahun dan denda sebesar Rp15 miliar,” ujar Kapolres.
Pekanbaru Diguyur Hujan
Kualitas udara di Kota Pekanbaru sempat menyentuh kategori sedang lantaran diguyur hujan dengan intensitas ringan, Kamis (5/10). Pantauan Riau Pos, di sejumlah jalan di kecamatan di Kota Pekanbaru seperti Jalan Tuanku Tambusai Kecamatan Marpoyan Damai, Jalan Jenderal Sudirman Kecamatan Bukit Raya, dan Jalan Sembilang Kecamatan Rumbai tampak basah.
Bahkan pengendara motor terlihat menggunakan rompi hujan saat melintasi jalanan tersebut. Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II-Pekanbaru Ramlan mengatakan, saat ini hampir sebagian wilayah di Provinsi Riau sudah mulai turun hujan.
Masyarakat bisa melihat langsung secara real time kondisi cuaca melalui website https://www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasi-partikulat-pm25.bmkg. “Alhamdulillah wilayah Riau sebagian sudah turun hujan. Hal ini dapat mancuci polutan ataupun asap yang terjadi,”terangnya .
Selain itu, secara umum pertengahan Oktober 2023 ini Riau sudah memasuki musim penghujan, namun curah hujan sedikit berkurangkarema masih adanya pengaruh El Nino yaitu fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
“El Nino di saat musim penghujan membuat hujan yang turun belum maksimal. Beberapa hari ke depan masih ada potensi hujan, tapi belum merata karena masih aktifnya siklon tropis di timur Filipina. Ini ikut mengakifkan konsenterasi pertumbuhan awan tertarik ke pusat siklon. Diperkirakan setelah 3 hari ke depan siklon mulai melemah sehingga pertumbuhan awan di Sumatera dan Riau khususnya mulai masif,” tegasnya.
Sekolah Belum Diliburkan
Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru terus memantau perkembangan kualitas udara. Kamis (5/10), kabut asap masih menyelimuti Kota Bertuah ini. Namun, Pemko Pekanbaru melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Pekanbaru masih belum berencana untuk meliburkan sekolah.
Proses belajar mengajar masih berjalan mengikuti imbauan sesuai surat edaran yang sudah dikeluarkan kepada pihak sekolah SD dan SMP Negeri di Pekanbaru. “Biasanya menunggu hasil rapat bersama baik dengan BMKG, BPBD, DLHK Pemko dan Pemerintah Provinsi Riau dulu untuk mengambil kebijakan liburkan sekolah. Tapi, saat ini belum ada. Sekolah masih berjalan normal,” ujar Kebid SMP Disdik Pekanbaru, Irpan Maidelis, Kamis (5/10).
Ia menjelaskan, surat edaran yang sudah dikeluarkan Disdik Pekanbaru untuk sekolah meliputi dua poin imbauan. Yakni mengurangi kegiatan di luar kelas seperti pelajaran olahraga dan senam. Kemudian imbauan memakai masker baik kepada anak didik maupun guru.
“Meski saat ini masih ada asap, kegiatan belajar mengajar masih kondusif. Cuma itu, kegiatan olahraga di luar ruangan ditiadakan dulu sementara ini. Belajar teori olahraga saja di dalam ruangan kelas. Wajib memakai masker,” tambahnya.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru, Muflihun menyebutkan tetap melakukan pemantauan kualitas udara setiap harinya. Jika kondisi udara terus memburuk sampai di ring sangat tidak sehat atau berbahaya maka sekolah diminta diliburkan.
“Kualitas udara yang menurun ini terus dipantau. Jika memburuk sekolah diliburkan. Untuk masyarakat juga sudah diimbau melalui surat edaran Pemko Pekanbaru untuk mengurangi kegiatan di lua rumah jika tidak penting, dan pakai masker jika keluar rumah. Ibu hamil juga jangan banyak keluar rumah,” tambah Uun, panggilan akrab Muflihun.(sol/ayi/kom/ilo)