JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) resmi punya rektor baru. Dia adalah Prof Dr Akhmad Mujahidin SAg, MAg. Dia terpilih dari lima calon rektor yang diajukan kampus tersebut.
Beberapa waktu lalu, Prof Mujahidin sempat membuat Presiden Joko Widodo penasaran karena gelar pendidikannya. Itu karena pemilik kebun di Lipat Kain, Kampar ini bertemu kepala negara sebagai petani lengkeng di lahan seluas 7,5 hektare.
Prof Mujahidin dilantik dan diambil sumpahnya sebagai Rektor UIN Suska periode 2018-2022 oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Kantor Kemenag, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (2/7). Pada momen yang sama, Lukman juga melantik dan megambil sumpah jabatan Prof Dr H Warul Wahidin, AK, MA sebagai Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, periode yang sama.
Saat itu Menag Lukman mengingatkan dua misi yang harus diemban Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Pertama, membuktikan signifikasi peran dan kontribusi PTKI dalam menjawab keperluan kekinian. Kedua, pengembangan moderasi beragama.
“Patut menjadi perhatian kita bersama, pengembangan PTKI di Tanah Air pada dekade ini harus bisa mengemban misi di tataran praktis dan empiris,” ucap Lukman.
Terkait dengan moderasi beragama, Lukman meminta para rektor dan segenap civitas akademika PTKI menjadikan isu radikalisme sebagai perhatian serius. “Sinyalemen bahwa pengaruh radikalisme akhir-akhir ini masuk ke beberapa kampus perlu menjadi perhatian dan antisipasi kita semua,” pesan Lukman.
Menurutnya, diperlukan pencegahan dan penanganan isu radikalisme yang dilakukan secara terpola dan terukur di lingkungan PTKIN. Namun itu harus dilakukan tanpa kepanikan dan tindakan sembrono yang memicu timbulnya polemik.
“Para civitas akademika PTKIN, saya minta secara proaktif memanfaatkan ruang media sosial, seminar, pentas seni dan lainnya untuk melakukan counter narasi radikalisme di ruang publik,” pintanya.
Menag berpendapat bahwa upaya counter narasi terhadap ekstremisme dan radikalisme sama sekali bukan untuk memberangus kebebasan berpikir dan kebebasan mimbar akademik yang menjadi ciri kebanggaan masyarakat ilmiah secara universal. Akan tetapi, hal itu justru untuk melindungi dunia akademik dari hal-hal yang menimbulkan kemudharatan yang justru akan memberangus kebebasan akademik itu sendiri.
Tampak hadir sebagai saksi dalam pelantikan tersebut Inspektur Jenderal Kemenag RI M Nur Kholis Setiawan dan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI AbdurrahmanMas’ud. Pelantikan juga dihadiri oleh pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemenag RI.
Sementara Akhmad Mujahidin mengatakan akan menjaga amanah yang diberikan. Dia juga mengajak seluruh civitas akademika UIN Suska Riau bersama-sama membangun Riau ke depan. “Saya ini anak petani. Alhamdulillah bisa menempuh pendidikan tinggi sampai profesor. Saya bersyukur, berkat doa para santri, kiai, guru-guru, teman-teman, saya mendapat amanah menjadi rektor,’’ ujar Mujahidin usai dilantik di Jakarta.
Mujahidin yang pernah menempuh pendidikan dasar, madrasah tsanawiyah, dan aliyah di Rengat, dan menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Bahasa Arab IAIN Suska Riau, ini mengaku apa yang diraihkan semua itu berkah doa para guru yang telah mendidiknya.
Setelah menyelesaikan S2 di IAIN Medan dan menyelesaikan doktor bidang ekonomi syariah ini pernah menjabat sebagai asisten direktur pascasarjana UIN Suska Riau, Dekan Fakultas Psikologi UIN Suska Riau dan sebagai eksesor tingkat nasional dan internasional. Sebagai rektor baru, Mujahidin akan berusaha meningkatkan kualitas UIN Suska Riau, baik dari sisi akreditasi jurusan dan universitas, maupun kualitas pengajaran.
“Semua yang bekerja sama dengan UIN Suska harus mampu membawa UIN grade unggul meraih nilai A untuk nasional. Semua yang bekerja sama dengan UIN Suska harus mengarah ke A tersebut. Kepada calon rektor lain yang diajukan, mari kita bersatu menata UIN Suska. UIN Suska Riau adalah rumah bersama,” ujar Akhmad kepada Riau Pos, Senin (2/7).(fat/jrr/cr8)