KELANGKAAN BBM JENIS SOLAR

Awasi Penjualan Bio Solar di SPBU

Riau | Jumat, 11 Maret 2022 - 11:30 WIB

Awasi Penjualan Bio Solar di SPBU
Antrean panjang kendaraan bermotor saat mengisi BBM jenis solar di SPBU Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru, Kamis (10/3/2022). Kelangkaan pasokan BBM jenis solar menyebabkan antrean panjang di beberapa SPBU di Riau. (DEFIZAL/RIAUPOS.CO)

Lain lagi di SPBU Kampa, antrean pengisian bio solar di SPBU ini sempat membuat kemacetan karena sampai ke jalan dan jalannya sempit. Apalagi antreannya pada sore hari yang mana aktivitas di jalan raya cukup padat.

Menurut Anto, salah seorang panjaga SPBU Kampa mengatakan, antrean yang terjadi sudah beberapa hari ini. Menurut keterangan truk tangki yang mengisi SPBU Kamp ini pengirimannya normal. Bahkan ada sampai malam truk tangki mengisi SPBU ini.


‘’Antrean terjadi di SPBU ini yang membuat macet pada sore hari, kalau pagi tidak membuat macet kali. Banyak sopir-sopir truk yang mengeluh karena mengantre. Karena lebih kurang 30 menit antre baru bisa mereka isi BBM,’’ jelas Anto, Kamis (10/3).

Antrean juga terjadi di SPBU Sungai Pinang, Kecamatan Kampar. Truk-truk yang bertonase besar dan truk fuso mengantre di SPBU ini pada malam hari. Walaupun antrean tidak terlalu panjang juga tidak membuat kemacetan. Lain-lagi di SPBU Bangkinang, antrean truk dan kendaraan pribadi terlihat dari pagi sampai ke jalan dan membuat kemaceten. Truk-truk yang mengangkut batu terlihat sampai ke jalan mengantre mengisi BBM.

Antrean Panjang di Inhu
SPBU dalam wilayah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) juga terjadi antrean panjang mobil, terutama jenis truk. Kondisi itu masih dipicu kelangkaan solar. Para sopir rela antre, lantaran tidak lagi bisa melanjutkan perjalanan akibat bahan bakar sudah menipis.

"Tidak tahu harus menunggu sampai jam berapa. Pihak SPBU juga tidak dapat memastikan kapan bahan bakar minyak datang," ujar Mujiono salah seorang sopir yang ikut antre, Kamis (10/3).

Sopir lintas dari Pulau Jawa ini mengaku sudah antre sejak pukul 14.00 WIB. Namun hingga pukul 17.00 WIB,  BBM bio solar di SPBU Jalan Lintas Timur belum kunjung tiba. Kondisi yang sama juga dialaminya pada Rabu (9/3) lalu. Di mana saat itu ikut antre menunggu bahan bakar minyak sebelumnya masuk Provinsi Jambi arah ke Riau.

"Saya tidak tahu pasti penyebab bahan bakar ini langka. Namun dengan kondisi ini menambah lama waktu perjalanan hingga menambah biaya perjalanan," ungkapnya.

Pengelolaan SPBU di Jalan Lintas Timur Kelurahan Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida, Oxy Maryuanda SE mengatakan bahwa, sejak beberapa hari lalu ada pengurangan jatah bahan bakar minyak khususnya jenis bio solar.

"Ini pengurangan terpusat yang dilakukan Pertamina," ujarnya.

Pihaknya juga tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi saat ini. "Memang sejak dikurangi jatah bahan bakar ini, sering terjadi antrean panjang mobil yang akan mengisi bahan bakar," tambahnya.

Kuota Dibatasi
Kondisi serupa juga terjadi di sejumlah SPBU Kabupaten Pelalawan. Sejumlah pengemudi mengeluhkan sulitnya mendapatkan solar, khususnya di Kecamatan Pangkalankerinci. Pantauan di lapangan di sejumlah SPBU Kecamatan Pangkalankerinci, tampak terlihat pasokan solar telah habis. Seperti di SPBU Jalan Koridor RAPP KM 5 Kurahan Kerinci Barat Kecamatan Pangkalan Kerinci.  BBM Solar telah habis sejak Kamis (10/3) pagi sekitar pukul 08.00 Wib. Alhasil, antrean kendaraan roda empat pun tak tampak terlihat memadati pengisian BBM jenis solar di SPBU tersebut.

"Ya, solar di SPBU kami telah habis sejak jam 8 pagi tadi (Kamis, 10/3, red)," terang pengawas lapangan SPBU KM, Hendrik kepada Riau Pos, saat dijumpai dilokasi pengisian BBM, Kamis (10/3) siang.

Dikatakannya, kelangkaan minyak solar ini dipicu akibat berkurangnya kuota yang diperoleh pihaknya dari Pertamina. Di mana pihaknya hanya mendapat jatah atau kouta sebanyak 1 tanki dengan muatan sebanyak 16 ribu liter per hari.

"Kalau tahun 2021, kami bisa mendapat kuota hinga 3 tangki per hari. Tapi tahun 2022 ini, jatahnya cuma 1 tangki per hari. Sehingga kita harus melakukan pembatasan bagi kendaraan untuk meminum solar," paparnya.

Dijelaskan Hendrik, 16 ribu liter BBM solar tersebut masuk ke SPBU Km 5 setiap harinya sekitar pukul 18.00 hingga 20.00 WIB. Dan keesokan harinya sekitar pukul 07.00-08.00 WIB, solar tersebut dipastikan telah habis.

"Jadi, kita akui jika solar ini masuk, pastinya akan terjadi antrean cukup panjang kendaraan roda empat. Namun demikian, kita tetap menerapkan batas maksimal pembelian solar oleh kendaraan berbagai tipe," bebernya.

Khusus untuk mobil truk roda enam ke atas, sambung Hendrik, pihaknya memberikan jatah sebanyak 100 liter per harinya. Sedangkan untuk kendaraan jenials mobil pikup, batas maksimal sebanyak 60 liter.

"Khusus untuk mobil pribadi, menjadi prioritas kami. Sehingga kami membuat jalur khusus pengisian solar dengan jumlah maksimal 40 liter per hari. Intinya, penjualan dan penyaluran minyak solar ini, kami lakukan dengan tetap mematuhi aturan yang telah ditetapkan Pertamina," ujarnya.

Di tempat terpisah, Supriadi, salah seorang pengemudi pikup pengangkut  sayur mayur dipasar baru Pangkalankerinci mengaku sangat kesulitan mencari solar di sejumlah SPBU di Pelalawan. Dan jika pun ada, antrean kendaraan tampak terlihat sangat panjang, sehingga menyita waktunya untuk menjalankan usahanya.

"Setiap hari saya harus berangkat dari Pekanbaru menuju pasar baru Pangkalankerinci untuk membawa dan menjual barang dagangan (sayur, red) saya. Tapi, saat begitu minyak solar kendaraan yang kemudikan menipis, saya sangat kesulitan untuk mencarinya baik di SPBU Kecamatan Bandar Seikijang hingga Kecamatan Pangkalan Kerinci yang mayoritas BBM subsidi itu telah habis," ujarnya.(sol/dof/yas/kom/kas/amn/ted)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook