ASIAN GAMES 2018

Riau Ikut ’Berjuang’ di Asian Games

Perca | Senin, 20 Agustus 2018 - 11:36 WIB

Riau Ikut ’Berjuang’ di Asian Games
BELA INDONESIA: Sutini (kiri) dan Florensia Cristy (kanan), dua atlet asal Riau saat memperkuat tim sepaktakraw putri Indonesia menghadapi Jepang di GOR Ranau, Jakabaring Sport Center, Ahad (19/8/2018). (HARY B KORIUN/RIAUPOS.CO)

Catatan Hary B Kori'un (Palembang)

 

Baca Juga : Pers Bebas

PESTA olahraga terbesar di Asia, Asian Games 2018, telah dibuka dalam sebuah seremonial sangat meriah di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (8/8/2018). Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka pesta olahraga terbesar kedua dunia tersebut.

Ada kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Riau karena dalam kontingen Indonesia yang diperkuat 938 atlet tersebut, terdapat 25 atlet asal Bumi Lancang Kuning.  Mereka akan bertarung di 9 cabang olahraga (cabor) yang akan dimainkan di Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan (Palembang) tersebut.

Tentu, ini sebuah kebanggaan tersendiri bagi kita. Kesuksesan menjadi peringkat 7 PON 2016 di Jawa Barat dengan perolehan 16 emas, membuat atlet-atlet Riau diperhitungkan dan mendapat kehormatan membela negaranya. Bahkan ada beberapa atlet yang tak meraih emas saat PON 2016, tetap dipanggil karena dianggap punya potensi besar di masa datang.

Sekadar menyebut nama, Megawati (anggar) dan Ibrahim Zarman (taekwondo) gagal meraih emas di PON 2016. Megawati hanya meraih perak di pesta olahraga empat tahunan Indonesia tersebut. Sedangkan Ibrahim, meski gagal di PON, namun dia mampu membayarnya dengan meraih emas di SEA Games Kuala Lumpur 2017 lalu.

Baca Juga : Al azhar (2)

Di cabor sepaktakraw, Sutini dan Florensia Cristy juga gagal meraih emas di Jabar tiga dua tahun lalu. Sepaktakraw putri hanya meraih dua perak dan satu perunggu. Namun keduanya berhasil meraih satu perak dan satu perunggu di SEA Games Kuala Lumpur tahun lalu. Tidak hanya kedua atlet tersebut, pelatih M Syukur juga masuk dalam jajaran pelatih sepaktakraw yang dikepalai oleh Asry Syam (Gorontalo) tersebut.

Emas PON memang bukan jaminan seorang atlet berhasil di tingkat nasional. Sebagai contoh terdekat, peraih emas PON 2016 Riau di cabang taekwondo di nomor 85 kg, Galuh Kogas, malah gagal masuk tim nasional. Banyak atlet dari daerah lain yang meraih emas di PON tapi tak sukses di tim nasional. Justru sebaliknya, gagal di PON tetapi mampu memberikan yang terbaik saat membela Merah Putih.

Namun di luar persoalan-persoalan tersebut, masuknya 25 atlet Riau membela Indonesia di Asian Games 2018 telah menjelaskan bahwa ada "kehidupan" dalam dunia olahraga Riau. Bahwa pembinaan yang dilakukan selama ini ada hasilnya. Bahwa anak-anak Riau, yang kebanyakan justru datang dari daerah di luar Pekanbaru dan dari keluarga yang kebanyakan kurang berada, mampu membela negaranya di iven terbesar di Asia ini.

Bahkan yang menarik, cabor anggar yang selama ini dianggap cabor mahal dan sangat "kota" yang tak berkembang di daerah lain di Indonesia, justru berkembang di Bengkalis. Seperti kita ketahui, enam atlet anggar Riau yang memperkuat Indonesia saat ini semuanya berasal dari Bengkalis. Mereka adalah Megawati, Nurul Aini, M Zulfikar, M Fajri, dan M Zuhdi.

Cabor lain yang diperkuat banyak atlet Riau adalah dayung. Mereka adalah Tanzil Hadid, Maizir Riyondra, Nopriadi, Rio Akbar, Raudani Fitra dan Alfoncina Monim. Untuk cabor ini, kita pantas melestarikan tradisi Pacu Jalur di Kuantan Singingi yang memang banyak melahirkan atlet dayung Riau dan berprestasi tinggi mewakili Indonesia di berbagai iven internasional.

Begitu juga di cabor senam. Sudah sejak lama para pesenam Riau sukses di berbagai iven nasional dan akhirnya juga sukses membela Indonesia. Di Asian Games kali ini, ada tiga pesenam Riau yang akan turun di gelanggang --termasuk sang pelatih, Ahmad Marcos, yang juga dipercaya menjadi pelatih Indonesia. Mereka adalah M Tri Saputra, Agung Suci Tantio Akbar, dan M Aprizal.

Di cabang renang, ini merupakan sejarah baru bagi Riau karena bisa mengirimkan dua perenangnya --Azzahra Permatahani dan Anandia Tracel Vanessa Evato--  membela Indonesia di Asian Games. Keduanya mempersembahkan beberapa keping emas untuk Riau di PON Jabar.

Riau memang tak punya tradisi punya perenang hebat. Di masa lalu, justru Jambi --dengan dominasi keluarga Nasution-- yang punya tradisi di kolam renang. Selain kedua perenang itu, sang pelatih, Arman Doni, juga terpilih untuk menjadi pelatih.

Dua atlet Riau lainnya yang ikut membawa nama Indonesia kali ini adalah dua penembak senior, Barry Agustini dan Totok Trimartono. Terutama Barry, adalah atlet senior yang sudah sangat berpengalaman untuk Riau dan Indonesia. Di PON Jabar lalu, keduanya ikut menyumbangkan 4 emas dari cabang menembak ini.

Hasil tak akan mengkhianati kerja keras. Itu pepatah sederhana, dan memang menjadi sebuah kenyataan dan keniscayaan. Apapun hasil akhirnya nanti, 25 atlet dan tiga pelatih yang kini berpeluh di Asian Games 2018, membuat kita sadar bahwa mereka telah menghabiskan masa kecilnya untuk bekerja keras dengan latihan. Kini, KONI Riau, KONI daerah, dan seluruh pembina cabang olahraga, harus meyakinkan semua atletnya bahwa jika mau bekerja keras, pasti ada hasilnya.

Selamat bertanding seluruh atlet Riau dan Indonesia, kami bangga kepada kalian.***

 

Baca Juga : Kenangan

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook