Dissos Akui Sulit Bendung Gepeng Musiman

Pekanbaru | Kamis, 16 Mei 2019 - 09:26 WIB

Dissos Akui Sulit Bendung Gepeng Musiman
Chairani

(RIAUPOS.CO) -- Dinas Sosial Kota Pekanbaru akui kebingungan untuk membendung serangan gelandangan dan pengemis (gepeng) dari luar daerah. Jika warga negara asing (WNA) bisa dibendung melalui paspor, akan tetapi sulit jika sama-sama warga Indonesia yang akan masuk ke Pekanbaru.

‘’Tidak bisa menghalangi orang hendak ke Pekanbaru,’’ kata Kepala Dinas Sosial Pekanbaru Chairani melalui Kasi Rehabilitasi dan Tunasosial Riko kepada Riau Pos, Kamis (15/5).

Baca Juga :Dissos Rutin Lakukan Razia Gepeng

Apalagi saat memasuki bulan Ramadan seperti sekarang ini, gepeng musiman pasti akan datang. Seperti diketahui dari hasil razia sebelumnya, kebanyakan gepeng musiman berasal dari daerah tetangga, Seperti Sumatera Barat. ‘’Memantau dan mengawasi setiap hari tetap kami lakukan. Misalnya kedapatan bukan warga Pekanbaru mengemis akan dibawa ke shelter kami,’’ terangnya.

Untuk menginapkan gepeng, Riko menjelaskan, hanya bisa selama tujuh hari atau sepekan di penampungan. Lebih dari itu, pihaknya tidak bisa menahan lebih lama dari waktu yang telah ditentukan. ‘’Boleh dilakukan lebih dari itu, tapi di luar panti. Kami tidak hisa menahan mereka. Kalau di panti bisa diawasi dan jelas tidak akan mengemis lagi. Tapi kalau sudah bebas, bisa saja kembali,’’ tambahnya.

Provinsi DKI Jakarta yang memiliki luas wilayah serta kepadatan penduduk dan pastinya memiliki jumlah pengemis yang banyak, memiliki panti sendiri yang bisa langsung menyisir, merazia dan menampung para gepeng. Sedangkan menurut aturannya kabupaten/kota belum punya panti, sebab standar pelayanan minimal (SPM) itu untuk pembinaan dan pemberdayaan gepeng harus dilakukan di luar panti.

‘’Tapi coba aturannya itu ternyata kabupaten/kota boleh, bisa-bisa saja pada akhirnya mereka ditahan dalam kurun waktu yang lebih lama sembari diberi keterampilan,’’ imbuhnya.

Saat ini penanganan gepeng wewenangnya ada di provinsi. Akan tetapi, khusus untuk gelandangan masih belum ada sehingga apabila ada penangkapan, maka akan dititipkan ke shelter untuk sementara waktu dengan diberikan keperluan dasar untuk makan, sandang, pakaian, kesehatan, bimbingan fisik dan mental serta alat bantu jika disabilitas. ‘’Tapi itu semua cuma omongan, bagi orang-orang ini paling masuk telinga kanan, keluar telinga kiri,’’ sahutnya.

Ada pula pemberian akses pendidikan dasar kepada warga Pekanbaru. Sementara, gepeng yang bukan warga Pekanbaru harus terlebih dahulu dilakukan penelusuran anggota keluarganya di daerah oleh Dissos Kota Pekanbaru.

‘’Sekali lagi kami mengimbau kepada masyarakat yang sengaja mengemis karena momennya Ramadan untuk tidak lagi beraktivitas menjadi pengemis,’’ ujarnya.

Mengantisipasi bertambahnya jumlah gepeng setiap harinya, Dissos Pekanbaru terus menurunkan tim untuk memonitoring dengan dua shift pagi pada pukul 10.00 sampai 12.00 WIB dan shift siang pada 14.00 sampai 16.00 WIB. ‘’H-10 sebelum Idul Fitri akan ada monitoring dan turun ke jalan pada malam hari juga,’’ tegasnya.(*1/rnl)

Laporan Marrio Kisaz, Kota









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook