Kerap Ditertibkan, Gepeng Tetap Marak

Pekanbaru | Senin, 07 Agustus 2023 - 13:47 WIB

Kerap Ditertibkan, Gepeng Tetap Marak
Pengemis meminta-minta kepada pengendara yang berhenti saat lampu merah di persimpangan Jalan HR Soebrantas-Jalan SM Amin, Ahad (6/8/2023). Pengemis mulai bermunculan di beberapa titik di persimpangan lampu merah Kota Pekanbaru. (DEFIZAL/RIAUPOS.CO)

BAGIKAN



BACA JUGA


PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Meskipun acap kali ditertibkan oleh dinas terkait, namun keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) di jalanan Kota Pekanbaru masih marak. Tak jarang, para gepeng sengaja menghampiri pengendara kendaraan bermotor yang berhenti di persimpangan traffic light untuk meminta belas kasihan.

Ada beberapa modus yang dipakai. Mulai dari yang langsung meminta, memakai kostum badut, menjadi manusia silver, membersihkan kaca mobil, sampai membawa anak bayi yang digendong.


Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru Dr H Idrus MAg mengaku pihaknya sudah rutin melaksanakan operasi penertiban gepeng di berbagai persimpangan lampu merah. Gepeng yang terjaring dibawa ke shelter guna dilakukan pendataan.

”Satgas kami tiga kali dalam satu hari melakukan operasi gepeng ini. Mereka yang berhasil dijangkau oleh Satgas Dinas Sosial, diangkut ke shelter untuk dilakukan pendataan,” ujar Idrus.

Usai dilakukan pendataan, lanjut Idrus, mereka yang terjaring diminta membuat surat pernyataan agar tidak kembali mangkal dan mengemis di jalanan.

Kata Idrus, pihaknya sudah menggelar pelatihan terhadap gepeng yang terjaring. Seperti pelatihan yang dilaksanakan di salah satu hotel di Pekanbaru beberapa waktu lalu. Usai pelatihan, mereka diberikan bantuan usaha berupa peralatan sesuai keahlian masing-masing.

Sementara itu, terkait adanya gepeng yang membawa anak saat mengemis, Idrus mengatakan pihaknya telah melakukan asesmen terkait hal tersebut. Hasilnya memang bayi yang selalu dibawa oleh gepeng tersebut adalah bayinya sendiri.

”Dari hasil asesmen Dinas Sosial memang katanya itu anak kandungnya sendiri. Karena tak ada yang jaga di rumah, makanya dibawa ke lampu merah, jadi nggak disewa. Itu pengakuan mereka,” ujar Idrus.

Ia mengakui memang ada isu yang beredar bahwa bayi yang dibawa itu adalah bayi sewaan. Bahkan ada juga isu beredar bahwa bayi yang dibawa tersebut diberi obat sehingga selalu tertidur.

”Memang ada isu disewa dan segala macamnya. Tapi dari hasil asesmen kita tak ada. Tidak ada yang mengaku. Karena memang kita Dissos kan tidak bisa juga menyelidiki sejauh itu,” sebutnya.

Untuk diketahui, sepanjang tahun 2022, Dinas Sosial Kota Pekanbaru telah mengamankan gelandangan dan pengemis (gepeng) sebanyak 245 orang. Dari jumlah tersebut sepertiganya adalah anak-anak.

Sementara untuk tahun 2023, pihak Dinas Sosial mengatakan belum dilakukan pendataan secara lengkap. Saat ini baru penginputan.(ayi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook