Pengendara Keluhkan Gepeng Kerap Memaksa

Pekanbaru | Kamis, 19 Oktober 2023 - 10:57 WIB

Pengendara Keluhkan Gepeng Kerap Memaksa
Pengemis meminta-minta di persimpangan Jalan Soekarno Hatta-Jalan Tuanku Tambusai, belum lama ini. (DEFIZAL/ RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) masih terlihat di persimpangan lampu merah. Meski Pemko Pekanbaru mengklaim, kerap melakukan penertiban atau razia terhadap mereka.

Pantauan Riau Pos, Rabu (18/10), sejumlah gepeng beraksi di beberapa titik. Seperti di simpang Jalan Jenderal Sudirman-Jalan Tuanku Tambusai, simpang SKA (Jalan Tuanku Tambusai-Jalan Soekarno Hatta), di bawah terowongan flyover  Simpang SKA, simpang Jalan SM Amin-Jalan HR Soebrantas, simpang Jalan Soekarno Hatta-Jalan HR Soebrantas, simpang Jalan Arifin Achmad-Jalan Soekarno Hatta, dan di Jalan Kaharuddin Nasution.


Para gepeng meminta-minta kepada pengendara yang berhenti menunggu lampur merah di persimpangan jalan dengan menadahkan tangan. Ada juga yang menggunakan pakaian badut. Sebagian juga ada menggunakan modus membawa kemoceng untuk membersihkan kaca mobil dan motor dengan meminta imbalan kepada pengendara.

Tak jarang aksi mereka diiringi dengan pemaksaan hingga mereka mendapatkan apa yang diinginkan dari pengendara. Seperti diungkap salah seorang pengendara mobil Rahman, kemarin. Ia mengaku kesal saat melintas di Jalan HR Soebrantas tepatnya di bawah flyover Pasar Pagi Arengka. Ia harus beradu argumentasi dengan gepeng yang memaksa dirinya memberikan uang atas layanannya membersihkan kaca mobil.

Padahal Rahman mengatakan dirinya sama sekali tidak meminta kaca mobilnya untuk dibersihkan. Namun para gepeng yang rata-rata masih berusia muda itu memaksa dirinya untuk memberikan uang.

”Kesal sudah pasti. Kami tidak minta kendaraan dibersihkan tapi mereka memaksa. Saya coba maju ke depan sedikit, dan mencoba meninggalkan mereka, malah bagian belakang mobil dipukul pakai kemoceng. Seharusnya pemerintah kota bisa menindak tegas para gepeng yang arogan tersebut karena mereka sudah melakukan pemerasan kepada pengendara,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru Idrus mengaku, pihaknya  rutin melakukan razia setiap hari. Bahkan sampai tiga kali dalam satu hari.

”Kami tetap melakukan razia rutin, tiga kali sehari, malam dua kali. Tapi pada saat razia, gepeng ini tidak ada. Ketika kita sudah pergi, mereka muncul. Jadi memang kami keterbatasan tenaga,” ujar Idrus.

Dalam melakukan proses razia, pihaknya bekerjasama dengan dinas terkait seperti Satpol PP untuk penertiban umum dan Dinas Perhubungan. ”Kami kerja sama dengan Dishub, Satpol PP. Karena untuk penertiban umum itu kan Satpol PP. Dishub juga membantu, karena kita juga sekalian merazia Pak Ogah,” ucapnya.

Diungkapkan Idrus, jika dibandingkan tahun 2022 lalu, jumlah gepeng tahun ini jauh berkurang. ”Pada 2022 lalu ada sekitar 245 orang yang kami amankan.  Sementara tahun ini hanya sekitar 60 orang lebih,” katanya sambil menambahkan rata-rata gepeng berasal dari luar daerah Pekanbaru.(yls)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI, PEKANBARU









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook