PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sejak awal tahun 2022, sejumlah jalan protokol di Kota Pekanbaru mulai dipenuhi dengan para gelandangan dan pengemis (gepeng) yang mulai melakukan aksinya dengan meminta-minta kepada pengendara yang melintas.
Pantauan Riau Pos, Kamis (13/1) terlihat di sejumlah traffic light di Kota Pekanbaru seperti Simpang SKA tampak puluhan gepeng mendatangi pengendara kendaraan, baik roda empat maupun roda dua yang tengah berhenti di traffic light.
Mereka melakukan banyak aksi agar mendapatkan uang dari para pengendara yang melintas. Mulai dari hanya menadahkan ember kecil hingga mengetuk pintu mobil.
Salah seorang pengendara motor Zaki mengaku, keberadaan para gepeng di sejumlah jalan di Kota Bertuah sudah sangat mengkhawatirkan. Apalagi, banyak dari gepeng yang sengaja membawa anak sebagai cara memelas dan meminta kepada pengendara di jalanan.
"Kalau di kawasan lampu merah memang ada yang mintanya baik-baik, tapi ada juga yang memaksa. Kalau nggak dikasih mereka mengetuk kaca mobil. Tapi yang sering buat keributan itu yang di Jalan Diponegoro. Karena hari Jumat masyarakat banyak yang memberikan bingkisan kepada mereka. Kalau tidak kebagian mereka meminta dikasih uang," ucapnya.
Hal serupa juga diungkap oleh Mita, menurutnya keberadaan para gepeng di Kota Pekanbaru telah merubah wajah Kota menjadi terlihat kumuh. Apalagi di setiap kolong jembatan seperti fly over pengendara dan pejalan kaki yang melintas bisa melihat tumpukan sampah plastik yang sengaja mereka kumpulkan di sana untuk kemudian dijual.
"Kalau pejalan kaki sudah pasti sering liat dinding lorong fly over SKA itu dihiasi sampah warna warni. Kita takutnya sampah itu ambuk dan malah menimpa pejalan kaki yang ingin melintas. Semoga pemerintah bisa mengatasi mereka dan melakukan pembinaan agar tidak terlalu banyak gepeng berkeliaran di jalan protokol," harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinsos Kota Pekanbaru Dr H Idrus SAg MAg mengatakan, dalam waktu dekat Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pekanbaru bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait seperti Satpol PP, Dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) berencana untuk melakukan pertemuan dan duduk bersama guna membahas penertiban gelandangan dan pengemis (gepeng) yang ada di setiap persimpangan ruas jalan Pekanbaru.
Bahkan, dirinya tak menampik adanya dugaan anak yang diperalat orang tua untuk mengemis di jalanan, sehingga guna menyelesaikan permasalahan tersebut pihaknya akan duduk bersama dengan pihak DP3A.
"Dalam waktu dekat direncanakan kita akan duduk bersama dengan instansi atau OPD terkait untuk membicarakan tentang penertiban di persimpangan lampu merah, terutama tentang gepeng atau pengemis, dan bahkan akhir ini muncul manusia silver. Tapi untuk yang dugaan anak yang diperalat oleh orang tuanya untuk turun mengemis, mungkin dengan DP3A kita harus duduk satu meja juga. Inilah dalam rencana kita," kata Idrus.
Lanjut Idrus, dalam peraturan daerah, berkaitan dengan ketertiban umum, dilakukan oleh Satpol PP. Untuk itu pihaknya akan berkoordinasi dengan Satpol PP ataupun pihak kepolisian. "Dalam Perda untuk penertiban itu Satpol PP, karena berkaitan dengan ketertiban umum, makanya kami minta bantu dengan Satpol PP. Jika dibutuhkan juga, tidak tertutup kemungkinan kami minta bantu juga ke pihak kepolisian," ujarnya.(lim)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru