PALEMBANG (RIAUPOS.CO) - Pemain putri Indonesia asal Riau, Florensia Cristy, harus dilarikan ke rumah sakit beberapa saat setelah Indonesia menang atas Myanmar. Dalam pertandingan penyisihan Grup A nomor quadrant putri cabang sepaktakraw di GOR Ranau, Jakabaring Sport City (JSC), Rabu (29/8/2018) itu, kepala Floren berbenturan dengan pemain Myanmar, Khin Hnin Wai, saat set pertama berlangsung.
Dalam pertandingan tersebut Indonesia menang dengan skor ketat, 21-19, 20-22, dan 21-14. Kemenangan itu memastikan tim putri Indonesia lolos ke semifinal setelah dalam pertandingan pertama menang 2-1 atas Korsel. Indonesia akhirnya menjadi juara Grup A setelah di pertandingan sore harinya menang 21-7, 21-16 dalam perebutan juara grup. Di semifinal Indonesia akan menghadapi pemenang antara Malaysia vs Vietnam yang pertandingannya baru dimainkan Kamis ini.
Benturan terjadi di pertengahan set pertama saat kedudukan 11-9 untuk keunggulan Indonesia. Saat bola melambung di atas net, kedua pemain mencoba menanduk bola liar. Bukan bola yang tertanduk, tapi justru dua kepala beradu.
Pertandingan sempat dihentikan hampir lima menit. Setelah benturan terjadi, gadis kelahiran Pekanbaru tersebut langsung jatuh ke lantai dan terlihat tak bergerak. Tim medis dan ofisial kemudian melakukan perawatan. Namun setelah itu, Floren bisa melanjutkan pertandingan dan menyelesaikan set pertama dengan kemenangan.
Namun di set kedua saat kedua tim saling berkejaran angka, Flo meminta izin kepada wasit untuk menepi. Dia kemudian terlentang lagi di lapangan dan kembali mendapatkan perawatan medis.
Melihat pertandingan yang ketat, tim pelatih tak berani mengganti Floren dengan killer cadangan, Akhyko Micheel Kapito. Dengan menahan rasa sakit di kepala dan pandangan mata kanan agak rabun, Floren tetap menyelesaikan set kedua dengan kekalahan 20-22. Floren, Dini Mitasari, Lena, dan Leni akhirnya mengakhiri set ketiga dengan kemenangan 21-14.
"Saya harus menahan rasa sakit sampai pertandingan berakhir. Kepala rasanya goyang, mata sebelah kanan agak rabun," ujarnya seusai pertandingan.
Setelah pertandingan, tim medis di lapangan merekomendasikan agar Floren dibawa ke rumah sakit khusus Asian Games, masih di kawasan JSC untuk diperiksa mata dan kepalanya.
Sayangnya menunggu hampir satu jam di rumah sakit, dokter mata tak datang. Oleh petugas jaga, dia hanya diberikan obat penahan rasa sakit dan saleb untuk meredakan bengkak di kepalanya. Dokter mata baru datang ke lapangan latihan di GOR Dempo.
Setelah itu dia harus kembali melawan Laos.
Dalam pertandingan itu, Floren terlihat cukup fit dan menjadi bagian penting dalam kemenangan tersebut. Tetapi setelah menang lawan Laos, kembali lagi, petugas medis meminta Floren dibawa ke rumah sakit khusus Asian Games di JSC untuk diperiksa secara intensif mata dan kepalanya setelah Magrib.
Floren mengaku kepalanya masih agak pusing, tapi pandangan matanya sudah mulai membaik. "Masih terasa agak pusing dan mual," ujarnya setelah keluar dari kamar mandi GOR Ranau seusai pertandingan karena muntah.
Pelatih Indonesia, Asry Syam, merasa salut dengan perjuangan Floren. Menurutnya, kemauan bermain Floren sangat tinggi meski mengalami benturan keras dengan pemain lawan.
“Dia saya tanya apakah masih sanggup bermain, dia bilang sanggup. Terbukti di lapangan, selain bermain baik melawan Myanmar, juga solid saat lawan Laos untuk menjadi juara Grup A,” ujar lelaki asal Gorontalo tersebut.***
Editor: Hary B Koriun (Palembang)