SEPAKTAKRAW ASIAN GAMES 2018

Tinggal Menggenggam, Emas di Tangan Lepas

Olahraga | Rabu, 29 Agustus 2018 - 00:03 WIB

Tinggal Menggenggam, Emas di Tangan Lepas
Para pemain Indonesia foto bersama pelatih dan ofisial setelah acara pengalungan medali nomor beregu cabang sepaktakraw Asian Games 2018 di GOR Ranau, Jakabaring Sport City, Palembang, Selasa (28/8/2018). Indonesia meraih perak setelah kalah dari Malaysia. (HARY B KORIUN/RIAUPOS.CO)

PALEMBANG (RIAUPOS.CO) - Emas yang sudah di telapak tangan dan tinggal menggenggam, akhirnya malah lepas. Itulah yang terjadi dalam final nomor beregu putra cabang sepaktakraw Asian Games 2018 di GOR Ranau, Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Selasa (28/8/2018) siang.

Melawan Malaysia yang lebih diunggulkan, trio Nofrizal (smes), Abdul Halim Radjiu/Victoria Eka Prasetya (tekong), dan Muhammad Hardiansyah (umpan) tampil baik di set pertama. Meskipun perolehan angka lumayan ketat, Indonesia akhirnya menang 21-18.
Baca Juga :Napoleon (2)

Di set kedua, Indonesia bermain baik dan selalu memimpin. Bahkan sempat dua kali memimpin dengan skor jauh, 16-11 dan 18-14. Namun Malaysia yang menurunkan Azlan Mohammad Alias (smes), Farhan Adam (umpan), dan Zulkifli Muhammad Abdul Razak/Mohammad Syahrir Rosdi, bermain tetap tenang.

Pelan tapi pasti mereka mengejar perolehan angka hingga akhirnya terjadi deuce, padahal Indonesia lebih dulu mendapat angka 20. Pada posisi ini, ketenangan para pemain Malaysia patut diacungi jempol. Mereka kemudian memenangkan set kedua dengan 22-20.

Di set ketiga, para pemain Indonesia yang sudah down mentalnya, gagal bangkit dan tampil tanpa semangat juang. Sempat tertinggal di enam poin awal, Indonesia akhirnya kalah 11-21 dan seperti membiarkan Malaysia meraih emas di depan ribuan penonton yang memadati GOR Ranau yang selalu memberi dukungan sejak awal.

"Kami mohon maaf. Kami sudah bekerja keras, tapi Allah Swt belum memberi rezeki kepada kami," ujar Abdul Halim seusai pertandingan.

Pelatih Indonesia, Asry Syam, juga heran dengan peforma para pemainnya, padahal sudah beberapa kali unggul angka jauh di set kedua. "Ibaratnya, emas sudah di telapak tangan dan tinggal menggenggam, tetapi jari kita kaku. Akhirnya emas itu lepas," ujar pelatih asal Gorontalo tersebut.

Abdul Thalib Ahmad, pelatih Malaysia, tak kepalang bersuka-cita. Menurutnya, mental bertanding anak-anak asuhannya patut diacungi jempol. Padahal, katanya, tekong terbaiknya, Muhammad Syahrir Rosdi, sedang bermain buruk. Pemain bertinggi 190 cm itu berkali-kali melakukan servis yang gagal menyeberang net saat bergantian masuk dengan Muhammad Zulkifli.

"Saya berterima kasih atas perjuangan tak kenal lelah para pemain. Ini pingat (medali, red) emas yang membanggakan," ujar Abdul Thalib Ahmad.***

Editor: Hary B Koriun (Palembang)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook