JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Berbagai koalisi masyarakat anti korupsi meminta Ketua KPK Firli Bahuri agar tidak playing victim (berlagak seperti korban) ke publik atas kasus dugaan pemerasaan yang sedang membelitnya. Firli juga diminta tidak menjadikan lembaga KPK sebagai tameng terkait kasusnya.
Ketua Indonesia Memanggil (IM57+) M Praswad Nugraha meminta Firli Bahuri berhenti memainkan diksi serangan balik koruptor. Sebab, justru pemberantasan korupsi dan kinerja KPK memburuk sampai ke titik nadir di bawah kepemimpinan dirinya. “Di mata kami IM57 Institute, seorang Firli Bahuri tidak pernah menjadi bagian dari perlawanan dan pemberantasan korupsi,” paparnya, Selasa (21/11).
IM57+ menyebut, Firli Bahuri harus berhenti menggunakan tameng institusi KPK untuk melindungi dirinya dari dugaan pemerasan terhadap Syahrul Yasin Limpo (SYL). Sebab, jika kondisi ini terus sengaja dilakukan hanya akan merusak marwah dan kehormatan lembaga anak kandung reformasi.
Hal senada disampaikan oleh Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman. Dia meminta Firli fokus pada kasus yang sedang dia hadapi. Bukan melebar ke mana-mana dengan narasi yang diciptakan.
Termasuk soal mobil hilang di Bareskrim saat dirinya diperiksa pada 16 November lalu terkait kasus dugaan pemerasan terhadap SYL. “Pernyataan mobil hilang itu berbohong,” ucap Boyamin.
Sebab, pengawasan di Bareskrim tergolong ketat. Tidak mungkin semua kendaraan bisa masuk ke sana. Dia menyakini, Firli masuk dalam pemeriksaan dan naik mobil juga sudah diatur. Jadi tidak perlu mendramatisir soal kehilangan mobil.(elo/jpg)