MASIH MENGENDAP DI KAS DAERAH, PEMDA DIMINTA SEGERA CAIRKAN

Tak Ada Pemotongan Insentif Nakes

Nasional | Jumat, 05 Februari 2021 - 10:39 WIB

Tak Ada Pemotongan Insentif Nakes

Kebut Target Vaksinasi Covid-19
Vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan masih bergulir. Presiden Joko Widodo kemarin(4/2) meninjau pelaksanaan vaksinasi massal di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. Di sisi lain, Indonesia akan menerima13,7-23,1 juta dosis vaksin AstraZeneca.

Jokowi menjelaskan vaksinasi massal tersebut bertujuan untuk semakin mempercepat pelaksanaan vaksinasi bagi tenaga kesehatan. Sebelumnya telah dilakukan vaksinasi massal di beberapa kota seperti Bandung, Surabaya, dan Jogjakart. agar pemerintah dapat segera memulai pelaksanaan vaksinasi untuk tahap berikutnya.


"Meskipun di puskesmas-puskesmas dan rumah-rumah sakit di daerah sudah memulai vaksinasi, tapi kita ingin mempercepat proses vaksinasi ini sehingga tadi di Istora Gelora Bung Karno secara massal," ujarnya di Istana Merdeka.

Sebelumnya, Jokowi bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melakukan peninjauan vaksinasi massal itu. Jokowi melihat bagaimana proses pemberian vaksin mulai dari menunjukkan undangan hingga pemantauan pasca vaksinasi.

Hingga saat ini, sebanyak 700.266 tenaga kesehatan memperoleh suntikan vaksin Covid-19. Jumlah tersebut merupakan 45 persen dari target sebesar 1,5 juta tenaga kesehatan. "Inilah yang ingin kita kejar sehingga kita bisa segera memulai yang di luar tenaga kesehatan," tuturnya.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan bahwa vaksinasi massal tersebut diperuntukkan bagi kurang lebih sebanyak lima ribu tenaga kesehatan.

"Bapak Presiden berpesan bahwa tenaga kesehatan itu harus yang pertama dan harus selesai di bulan Februari ini untuk vaksin dosis pertama dan kedua," ucapnya.

Maxi menuturkan pelaksanaan vaksinasi massal ini sekaligus persiapan untuk melakukan vaksinasi dengan jumlah peserta yang lebih besar. Setelah tenaga kesehatan, selanjutnya adalah petugas publik. Tahapan ini diharapkan selesai pada April. "Jumlahnya ada 18 juta supaya kita terbiasa," ujarnya.

Pada bagian lain, Indonesia telah menerima konfirmasi mengenai indikasi alokasi tahap awal vaksin multilateral, yakni dari mekanisme Covax Facility. Sesuai dengan surat dari GAVI yang diterima pada 30 Januari 2021, di tahap awal, Indonesia akan menerima 13,7-23,1 juta dosis vaksin. Di mana, jenis vaksin yang diberikan ialah Astra Zeneca.

Sekretaris Bidang Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Daniel Tumpal Simanjuntak mengungkapkan, bahwa vaksin tersebut akan dikirim melalui dua batch. Batch pertama sebanyak 25-35 persen dan sisanya, 65-75 persen bakal dikirim di batch kedua.

Untuk proses distribusi akan dilakukan setelah vaksin mendapat Emergency Use Listing  dari WHO, validasi dari kelompok Independent Allocation of Vaccines Task Force (AIVG), dan ketersediaan suplai dari manufaktur sesuai dengan perkiraan awal. Tumpal mengungkapkan, jumlah tersebut akan ditambah kembali nantinya. Meski, dia tak menjabarkan berapa total yang bakal diterima dalam skema vaksin multilateral ini.

"Akan ada lagi (tahap selanjutnya, red). Harapan target bersama hingga 20 persen di akhir tahun 2021," ujarnya saat dikonfirmasi, kemarin (4/2).

Menindaklanjuti hal tersebut, menurut dia, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi telah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan guna mempersiapkan sejumlah hal yang harus dilakukan Indonesia sebagai penerima vaksin. Misalnya kesiapan domestic yang meliputi  kesiapan regulasi atau penerbitan Emergency Use Authorization oleh BPOM, aturan identifikasi, jalur distribusi, hingga rencana vaksinasi nasional.

"Secara paralel, juga dilakukan penyampaian berbagai kelengkapan administrasi kepada Sekretariat GAVI sesuai tenggat waktu yang diperlukan," jelasnya.

Lebih lanjut, Tumpal mengungkapkan, bahwa pada 30 Januari 2021 tersebut, Menlu Retno juga telah melakukan pembicaraan dengan CEO GAVI Seth Berkley untuk membahas berbagai isu vaksin multilateral. Termasuk kegelisahan soal berkembangnya vaksin nasionalisme. Jika hal ini terus terjadi, dikhawatirkan akan berdampak pada upaya dunia melakukan kerjasama melalui jalur multilateralisme.

Menurutnya, isu alokasi vaksin ini sebelumnya juga telah dibahas dalam pertemuan COVAX-AMC Engagement Group yang dipimpin oleh Ketua Bersama, yaitu Menlu Retno, Menteri Kesehatan Ethiopia, dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada pada 27 Januari 2021 lalu. Seperti ditulis sebelumnya, vaksin multilateral melalui Covax Facilities ini diperoleh melalui proses cukup panjang. Dimulai dari penyampaian joint letter Menlu dan Menkes kepada CEO GAVI, yang berupa Expression of interest (EoI) bergabungnya indonesia didalam Covax AMC92. Di mana, EoI ini secara langsung disampaikan oleh Menlu dan MenBUMN dalam kunjungannya ke Jenewa, Oktober 2020.

Proses ini kemudian terus dikawal melalui kerja sama dan kolaborasi berbagai instansi di Indonesia. Yakni, Kementerian Kesehatan, Kemen BUMN, Kementerian Keuangan, BPOM, serta Kemenlu.

"Diplomasi Indonesia akan terus memastikan berbagai komitmen pasokan vaksin baik dari jalur bilateral dan multilateral untuk mendukung kelancaran proses vaksinasi nasional," pungkas pria yang juga menjabat sebagai Direktur Afrika tersebut.
Menyusul Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang sudah divaksin bersama Presiden Joko Widodo, kemarin sejumlah pejabat teras di Mabes TNI turut divaksin. Vaksinasi yang dilaksanakan bersama-sama itu dilakukan di Aula Gatot Soebroto, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. "Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo Dan Wakil KSAU Marsdya TNI Fahru Zaini Isnanto, mengikuti  program vaksinasi Covid-19 di lingkungan TNI," ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah.

Sebagaimana disampaikan oleh pemerintah, vaksinasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menanggulangi dan melawan virus korona. Indan menyebut, kemarin tidak hanya KSAU dan wakil KSAU saja yang divaksin di Mabes TNI. Sejumlah pejabat utama TNI yang sering bersentuhan langsung dengan prajurit dan masyarakat umum juga ikut divaksin. Vaksinasi kemarin, lanjut Indan, merupakan vaksinasi tahap pertama. Vaksinasi selanjutnya akan dilaksanakan dua pekan ke depan.

Itu dilakukan sesuai dengan anjuran dan ketentuan vaksinasi. "Itu dilakukan untuk melindungi para prajurit TNI dari pandemi Covid-19," terang Indan.(dee/lyn/deb/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook