JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang telah pulang dari lawatannya memberikan surat pengunduran diri kepada Presiden Joko Widodo, Kamis (5/10). Surat itu diserahkan melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Sebelumnya, dia berpamitan di Kementerian Pertanian hingga berkunjung ke NasDem Tower.
Di NasDem Tower, SYL akhirnya buka suara terkait proses hukum yang dialaminya. Dalam konferensi pers di NasDem Tower, kemarin, SYL menjelaskan mengenai pengusutan dugaan pemerasan yang diduga dilakukan salah satu pimpinan KPK terhadap dirinya. Sementara soal kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan), SYL tak banyak memberi tanggapan.
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) itu mengungkapkan pihaknya mendatangi Polda Metro Jaya untuk memberikan keterangan terkait dugaan pemerasan salah satu pimpinan KPK. Dalam pemberian keterangan itu, dia menceritakan seputar pengetahuannya mengenai dugaan pemerasan tersebut. ”Apa yang dibutuhkan saya sampaikan ke penyidik,” ujarnya.
SYL tidak banyak menyampaikan tentang kasus dugaan pemerasan tersebut. Dia hanya mengatakan bahwa kasus itu merupakan pengaduan masyarakat (dumas) tertanggal 12 Agustus 2023. SYL mengaku diperiksa selama tiga jam oleh penyidik Polda Metro Jaya. ”Prosesnya berlangsung cukup panjang, saya capek banget,” tuturnya.
Setelah SYL, Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh yang kemudian menyampaikan keterangan pers. Surya menegaskan pihaknya menghormati proses hukum yang sedang dijalani SYL saat ini. Dia juga meminta publik untuk memberikan ruang azas praduga tidak bersalah (presumption of innocent) terhadap proses hukum tersebut.
Selain itu, Surya juga menyebut pihaknya telah memberikan izin kepada SYL untuk menghadap Presiden Joko Widodo dan menyampaikan surat pengunduran diri sebagai mentan. Hal tersebut untuk menghormati proses penyidikan yang sedang bergulir di KPK. ”NasDem tetap pada komitmennya, ada permasalahan jangan lari, hadapi permasalahan,” terangnya.
Setelahnya, SYL menyerahkan surat pengunduran diri sebagai menteri. Kedatangan SYL bersama dengan Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar menggunakan Alphard dengan nomor B 1298 RFV. Tidak diketahui secara pasti kapan mereka tiba.
Seusai pertemuan, SYL yang mengenakan batik warna coklat menemui media. “Saya sore ini datang meminta waktu Bapak Presiden dan diberi kesempatan melalui Mensetneg untuk menyampaikan usul dan pengunduran diri saya sebagai menteri,” katanya.
Usulan pengunduran diri ini karena ada proses hukum yang harus dihadapi dengan serius. Namun, dia minta tidak ada penghakiman dirinya tanpa sebelum melalui proses hukum. SYL menyebutkan jika dia baru saja dari Roma, Italia. Dia tidak langsung muncul ke publik dengan alasa butuh waktu.
“Saya baru pulang dari Roma, mendapatkan penghargaan dunia atas nama Bapak Presiden. Indonesia punya best practice dalam pengendalian berbagai hama penyakit baik unggas maupun hewan besar, dan itu mendapatkan apresiasi dunia. Saya berikan presentasi itu di depan semua negara yang ada atas nama Presiden,” ujarnya.
Dia menyebutkan belum ada panggilan terhadap dirinya. Kehebohan di Indonesia, diketahuinya dari media sosia. “Beri saya kesempatan dan saya belum ada istirahat ini karena tadi saya juga diperiksa di Polda dan capek banget rasanya saya hadapi ini semua,”ucapnya. SYL enggan disebut dia hilang karena kemarin sudah kembali ke tanah air.
Pada kesempatan yang sama, Pratikno membenarkan telah menerima surat pengunduran dari yang ditujukan kepada Jokowi. Dia aka segera melaporkan kepada Kepala Negara. “Dan sebagai tindaklanjut ini, saya menunggu arahan bapak presiden kemungkinannya adalah tentu karena sudah mengundurkan diri akan diterbitkan keppres pemberhentian dan tentu saja kita harus mencari orang yang melaksanakan tugas sebagai menteri pertanian,” bebernya.
Pratikno menyebutkan telah memberikan tawaran untuk bertemu dengan Jokowi. Awalnya dijadwalkan semalam. Namun karena tidak menemukan waktu yang tepat maka dijadwalkan hari ini. Konsekuensinya dari pengunduran ini akan ada reshuffle. Dikabarkan, menteri yang akan mengisi kekosongan dari PDI Perjuangan. “Kan surat aja baru kita terima tentu saja saya akan melaporkan dulu ke Presiden nanti tindak lanjutnya kami kabarkan segera,” kata Pratikno ketika dikonfirmasi terkait menteri pengganti SYL.
Datang dan Pergi Diam Diam dari Polda Metro Jaya
SYL mendatangi Polda Metro Jaya secara diam-diam, kemarin. Kedatangannya ke Polda Metro Jaya berkaitan dengan laporan terhadap pimpinan KPK soal dugaan pemerasan dalam penanganan perkara korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian.
Syahrul tiba menggunakan mobil berplat nomor B 1169 ZZH sekira pukul 12.45 WIB dan langsung masuk ke Gedung Promoter melalui pintu samping. Setelah beberapa jam, mobil yang sebelumnya terparkir di depan Gedung Promoter tersebut meninggalkan lokasi sekitar 15.22 WIB.
Namun Syahrul menghindari sorotan media. Sebab, Syahrul tidak terlihat saat mobil tersebut pergi. Bahkan pasca kedatangan Syahrul, pihak Polda Metro Jaya enggan memberikan komentar. Mereka memilih bungkam terkait kasus pemerasan tersebut.
Diketahui, sebelumnya beredar surat panggilan dari penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya terhadap Heri selaku sopir Syahrul. Surat yang beredar di kalangan wartawan itu bernomor B/10339/VIII/RES.3.3./2023/Ditreskrimsus.
Surat itu tertanggal 25 Agustus dan ditandatangani oleh Direktur Reserse Kriminal Khusus Kombes Ade Safri Simanjuntak. Dalam surat tersebut, pemanggilan terhadap sopir Syahrul merujuk pada laporan informasi nomor LI-235/VII/RES.3.3./2023/Ditreskrimsus tertanggal 21 Agustus 2023.
Selain itu, tertulis bahwa Subdit V Tipidkor Ditreskrimsus Polda Metro Jaya sedang melakukan penyelidikan dugaan tindak pidana korupsi berupa pemerasan yang dilakukan oleh pimpinan KPK dalam penanganan perkara di Kementerian Pertanian tahun 2021.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri membantah melakukan pemerasan terhadap SYL. “Tidak akan pernah ada hal-hal orang bertemu dengan saya, atau apalagi ada isu bahwa menerima sesuatu sejumlah SGD 1 miliar itu saya baca. Saya pastikan itu tidak ada. Bawanya SGD 1 miliar itu banyak, yang kedua, siapa yang ngasih SGD 1 miliar dolar?” kata Firli di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (5/10).
Firli mengklaim, tidak ada pimpinan KPK yang melakukan dugaan pemerasan tersebut. Ia menekankan, pimpinan KPK tetap menjaga integritas dengan tidak bertemu pihak yang terkait dengan perkara, apalagi bertemu dengan pihak yang tidak dikenal.
Mantan Kabaharkam Polri ini menyebut, pimpinan KPK telah berulang kali dicatut. Bahkan, ia mengutarakan nama dan foto pimpinan KPK juga dicatut, untuk menghubungi kepala daerah dan anggota DPR. “Saya tidak tahu siapa yang melakukan itu dengan meminta segala sesuatu. Pak Ali sudah pernah menyampaikan waktu itu,” ujar Firli.
Firli pun menegaskan, ajudannya hanya satu orang. Dengan demikian tidak ada nama lainnya, termasuk seorang bernama Irwan. “Ada yang bertanya, ajudan saya itu cuma satu orang. Namanya Kevin, enggak ada yang lain,” ucap Firli.
Namun, Firli mengaku dirinya memang melakukan olahraga bulutangkis dalam dua kali seminggu. Tetapi itu dilakukannya pada tempat terbuka. Sehingga tidak mungkin bertemu dengan orang untuk melakukan transaksi ilegal. “Tempat itu adalah tempat terbuka, jadi saya kira tidak akan pernah ada hal-hal orang bertemu dengan saya,” tegasnya.
Sementara itu, Subdit Tindak Pidana Korupsi Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya telah memeriksa 6 orang saksi dalam kasus dugaan pemerasaan oleh pimpinan KPK kepada SYL, salah satu yang diperiksa juga SYL sendiri.
“Enam orang telah dimintai keterangan oleh tim penyelidik Subdit Tindak Pidana Korupsi, termasuk salah satunya Mentan,” kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (5/10).
Saksi lainnya yakni sopir Mentan, hingga para ajudan Mentan. Dari seluruh saksi, Mentan sudah tiga kali diperiksa penyidik. “Untuk (identitas) yang melayangkan aduan masyarakat, kami menjaga kerahasiaan identitas pelapor,” jelas Ade.(tyo/lyn/das) (tyo/lyn/das)
Laporan JPG, Jakarta