MELIHAT PROSES PENYERBUKAN KURMA DI MASJID RAYA AN-NUR

Mengoles Polen, Menuai Buah

Liputan Khusus | Kamis, 24 Januari 2019 - 09:41 WIB

Mengoles Polen, Menuai Buah
POTONG BUNGA: Alwi Rahmatullah memotong ujung bungabetina kurma sebelum proses penyebukan dilakukan, beberapa waktu lalu. (GEMA SETARA/RIAU POS)

Menurut dia, saat ini memang cara yang paling efektif untuk penyerbukan bunga kurma adalah secara manual dengan bantuan manusia. Karena bunga kurma betina ini tidak ada mengeluarkan bau yang dapat mengundang lebah datang, berbeda dengan bunga jantan yang baunya sangat harum sehingga banyak lebah datang ke bunga jantan ini ketika mekar/crack.

Dari mana bunga jantan diperoleh? Alwi menyebutkan, untuk saat ini dirinya masih menggunakan bunga pejantan kurma lokal yang berbunga di sekitaran Pekanbaru. Harga bunga jantan ini yang sudah berbentuk tepung serbuk sari (polen) murni harganya bisa mencapai Rp20.000.000 per kg.
Baca Juga :UAS Ajak Masyarakat Berkumpul di Masjid Raya An-Nur

‘’Ini  untuk harga pasaran internasional,’’ katanya pendek.

Alwi kemudian membawa Riau Pos menuju ke salah satu pohon kurma milik Litbang IDPA yang sedang berbuah lebat. ‘’Ini jenis KL1. Ini cukup tangguh, hampir di setiap pelepahnya keluar bunga dan selanjutnya menghasilkan buah setelah proses penyerbukan kami lakukan. Sekarang kami juga akan melakukan proses penyerbukan di pohon ini,’’ ujarnya.

Alwi menyebutkan, ciri-ciri bunga jantan yang baik memiliki bau khas yang sangat kuat ketika dicium. Sedangkan bunga betina bentuk ukurannya memanjang tinggi ke atas dengan banyak tangkai bakal buah di dalamnya.

Proses penyerbukan di pohon ini sama dengan proses penyerbukan sebelumnya. Hanya saja, sebelum proses penyerbukan dilakukan Alwi terlebih dahulu memotong ujung malai bunga betina. Tujuannya untuk penjarangan buah tahap awal, juga mengingat usia pohon yang masih kecil belum dapat mempertahankan buah yang banyak setiap tandannya.

Prospek Menjanjikan

Di Riau, menurut Alwi sudah banyak masyarakat yang menanam kurma. Dia melihat  perkembangan kurma di Riau dari tahun ke tahun bisa dikatakan cukup bagus dibandingkan provinsi lainnya di Tanah Air. Sudah mulai banyak yang mengembangkan kurma baik skala kebun maupun skala hobi. ‘’Apalagi yang kita lakukan penanaman kurma riset di Masjid Raya An-Nur ini sudah mulai terlihat hasilnya secara langsung oleh masyarakat sekitar Riau,’’ ujarnya.

Kendala utama yang selalu dihadapi dalam menanam atau berkebun kurma ini  yakni ketersediaan benih unggul berkualitas yang susah didapatkan.  Karena secara resmi peredaran bibit kurma kultur jaringan (kuljar) impor ini harus melakukan proses perizinan terlebih dahulu ke Kementerian Pertanian  yang prosesnya tidak mudah dan banyak persyaratan yang harus dilengkapi.

Untuk bibit kurma perbanyakan ada dari biji, anakan/offshoot dan  kuljar. Sumber untuk mendapatkan bibit kurma yang berkualitas ini memang masih sangat jarang ditemukan di Indonesia, sehingga akan berdampak pada tingginya harga jual bibit kurma ini di pasaran.

Bagaimana cara masyarakat bisa memperoleh bibit kurma betina yang baik dan berkualitas, Alwi menyebutkan, pihaknya di Asosiasi kurma resmi IDPA Riau siap membantu memfasilitasi masyarakat Riau khususnya untuk memperoleh berbagai jenis bibit kurma baik dari biji, kultur jaringan dan lainnya.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook