PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pada 5 November 2023 lalu, masyarakat Indonesia melakukan aksi peduli Palestina besar-besaran di Monas, Jakarta. Tak hanya itu, di beberapa kota besar dunia, gelombang aksi peduli juga sudah terjadi setiap hari, termasuk masyarakat nonmuslim.
Orang Melayu Riau bisa juga menunjukkan pedulinya. Karena itu, Ustaz Abdul Somad (UAS) mengajak masyarakat Riau berkumpul di acara tablig akbar dan penggalangan dana dari Bumi Melayu Riau untuk Palestina di Halaman Masjid Raya An-Nur Riau, Jumat (10/11) malam.
“Mari hadir beramai-ramai dan masing-masing membawa sedekah sebagai bentuk solidaritas bagi masyarakat Palestina. Meskipun hujan, kita tetap padati halaman Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau. Kita berjihad menghadapi hujan sejenak,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Baznas Provinsi Riau telah menghimpun donasi peduli untuk Palestina sebesar Rp240.198.791 sampai 5 November 2023. Infak/sedekah dapat disalurkan melalui Transfer Rekening BRK Syariah 1011105992 a.n. Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Riau. Dimohon untuk mencantumkan angka “10” di akhir nominal transfer. Misalnya Rp 1.000.010. Konfirmasi SEDEKAH melalui LAYANAN BAZNAS: WhatsApp- 0823 8698 1266.
Bahu Membahu untuk Palestina
Indonesia memberi bantuan ke Palestina yang dikirim melalui pesawat. Selasa (7/11) pesawat ketiga yang membawa bantuan untuk Palestina sudah tiba. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan sikap Indonesia tidak akan pernah berubah dalam kaitannya dengan masalah Palestina.
Dia menambahkan, lobi dan diplomasi akan terus dilakukan oleh pemerintah Indonesia. ”Terutama kepada negara-negara Islam yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel untuk dapat turut menekan upaya gencatan senjata,” katanya.
Upaya pemerintah Indonesia dalam membantu warga Palestina yang terkena dampak dari konflik juga telah dilakukan dengan mengirimkan bantuan sebanyak 51 ton pada tanggal 4 November lalu. Selain itu, Muhadjir juga menjelaskan bahwa proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) masih terus diupayakan.
“Kita akan terus mengupayakan untuk mereka yang akan keluar dari Gaza bisa dievakuasi. Sebagian sekarang sudah ada di Mesir, tinggal menunggu perjalanan berikutnya ke Indonesia,” ucapMuhadjir.
Dia mengimbau bagi WNI yang memilih untuk menetap demi tugas kemanusiaan diharap untuk berhati-hati dan tidak mengambil risiko. Sementara WNI yang berhasil dievakuasi masih berada di Mesir untuk menunggu proses penerbangan ke Indonesia.
Muhadjir menyebut Kementerian Pertahanan saat ini sedang dalam proses mengirimkan kapal kesehatan militer. Kapal ini memiliki standar internasional dan akan digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada para korban di wilayah Gaza.
Untuk bantuan yang dikirimkan sudah sampai Bandara El Arish, Mesir. Pesawat Airbus A330 dengan nomor penerbangan JT6001 itu tiba pada Senin (6/11) pukul 18.30 WIB. Ini merupakan pesawat ketiga menyusul dua pesawat C-130 Hercules A-1237 dan A-1238 yang telah tiba sebelumnya.
“Dua pesawat Hercules sudah tiba sebelumnya dan kini kita sedang melakukan unloading untuk pengiriman pesawat yang ketiga dengan menggunakan Airbus A330 sehingga totalnya sekitar 51,5 ton bantuan yang berasal dari berbagai masyarakat, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan, Polri, Kitabisa, BAZNAS, danPalang Merah Indonesia,” kata Pahala.
Pesawat ketiga tersebut mengangkut sekitar 26,5 ton logistik bantuan yang melengkapi total 51,5 ton bantuan kemanusiaan tahap pertama dari Indonesia. Bantuan tersebut kemudian diserahkan kepada Bulan Sabit Merah Mesir.
“Mereka memberikan apresiasi juga atas bantuan yang diberikan masyarakat Indonesia dalam hal bersama-sama melakukan upaya untuk bisa memberikan bantuan karena mereka melihat langsung bagaimana kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat Palestina yang ada di Gaza,” ucap Pahala.
Sementara itu, perwakilan dari Bulan Sabit Merah Mesir, Mahmoud Gamaal, menyampaikan bahwa pihaknya bekerja 24 jam menerima bantuan yang datang ke Mesir dari seluruh negara di dunia. Bulan Sabit Merah Mesir akan terlebih dahulu memilah bantuan tersebut berdasarkan prioritas sebelum dikirimkan ke Gaza.
“Kami memberikan prioritas-prioritas dan di antara prioritas yang sangat diperlukan sekarang adalah bantuan medis yang dibutuhkan oleh pihak lain (Gaza),” ujarnya.
Pimpinan Baznas Rizaludin Kurniawan menyampaikan, saat ini Baznas sedang menyiapkan pengiriman gelombang kedua. Dia menegaskan uangnya sudah ada di kantor Baznas. ’’Tetapi masih ada kendala ongkos kargo pesawat yang sekarang sangat mahal sekali,’’ tuturnya.
Rizaludin menuturkan Baznas mendapatkan informasi sewa pesawat kargo untuk pengiriman bantuan ke Gaza dengan mendarat di Mesir, mencapai Rp9 miliar. Kemudian Baznas sudah negosiasi, harganya mentok di angka Rp4 miliar.
Dia menegaskan Baznas tidak mungkin mengeluarkan dana umat begitu besar untuk membayar sewa pesawat kargo. Untuk itu Baznas terus berkoordinasi dengan Kemenlu dan lembaga lainnya. Supaya bisa ada penerbangan dari TNI AU seperti pengiriman tahap pertama.
Skema lainnya adalah menitipkan sebagian barang bantuan dengan kapal TNI-AL. Pasalnya ada rencana pengiriman kapal milik TNI-AL ke Mesir. ’’Alternatif terakhir kami minta izin ke Kemenlu RI bisa belanja barang bantuan di Mesir saja,’’ tuturnya.
Sehingga tidak ada beban biaya sewa pesawat kargo. Dia berharap Kemenlu bisa memberikan izin untuk skema belanja bantuan di Mesir itu. Rizaludin mengatakan saat ini ada sekitar 300 mahasiswa beasiswa Baznas di Mesir.
Mereka bisa diperbantukan untuk penyiapan pembelian bantuan tersebut. Mulai dari pembelian hingga pengemasannya. Sedangkan untuk gudang penyimpanan, Baznas berkoordinasi dengan KBRI di Kairo.
Pada intinya bantuan pemerintah Indonesia untuk warga Palestina tidak berhenti pada pengiriman perdana yang dilepas Presiden Joko Widodo pada Sabtu (4/11) lalu. Pada saat itu ada sekitar 52 ton bantuan yang dikirim ke Palestina lewat Mesir. Pengiriman menggunakan tiga pesawat milik TNI-AU.
Di sisi lain, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo menyampaikan bahwa rencana pengiriman kapal rumah sakit untuk membantu korban perang di Gaza masih perlu dikoordinasikan. ”Tentunya kami koordinasikan dulu ke sana apakah memungkinkan untuk itu. Karena tidak sembarangan,” kata dia saat diwawancarai oleh awak media, kemarin.
Yudo menyebut, situasi perang di Palestina harus menjadi pertimbangan. Sebab ada risiko dan bahaya. Karena itu, perlu koordinasi yang tepat dan akurat sebelum kapal rumah sakit dikirim dari Indonesia. ”Jangan sampai membahayakan alutsista kita,” ujarnya. Dia pun mencontohkan proses pengiriman bantuan yang sudah dilakukan. Semua dikoordinasikan dengan hati-hati. Meski begitu, Yudo menegaskan bahwa seluruh kapal rumah sakit milik TNI AL dalam keadaan siap untuk dioperasikan. Termasuk jika harus dikirim untuk membantu korban perang di Gaza. ”Pasti siap karena itu kapal baru. Saya yakin kalau ABK atau tenaga medis pun saya yakin siap. tapi untuk di sana nya itu yg perlu kita koordinasikan secara tepat,” ujarnya.(sol/wan/lyn/syn/jpg)