MELIHAT PROSES PENYERBUKAN KURMA DI MASJID RAYA AN-NUR

Mengoles Polen, Menuai Buah

Liputan Khusus | Kamis, 24 Januari 2019 - 09:41 WIB

Mengoles Polen, Menuai Buah
POTONG BUNGA: Alwi Rahmatullah memotong ujung bungabetina kurma sebelum proses penyebukan dilakukan, beberapa waktu lalu. (GEMA SETARA/RIAU POS)

Campur tangan manusia sangat diperlukan guna menghasilkan buah kurma bermutu baik.Tanpa ini, proses penyerbukan sia-sia karena pada tanaman kurma penyerbukan secara alami atau melalui perantara hewan tidak pernah terjadi.

Laporan GEMA SETARA, Pekanbaru

Baca Juga :UAS Ajak Masyarakat Berkumpul di Masjid Raya An-Nur

MENDUNG menggelayut bak sarang lebah yang menjuntai ke bumi. Gerimis perlahan turun. Namun masih satu-satu. Riau Pos terus melaju mengejar waktu, ada galau dan risau. Akankah hujan bakal turun berderai membasahi Kota Pekanbaru?

Galau? Iya galau. Kalau hujan mengguyur, keinginan untuk melihat penyerbukan tanaman kurma bakal batal dilakukan. Hujan bakal menjadi penghadang utama proses ini. Sebab, tidak ada gunanya dilakukan proses penyerbukan kalau hujan turun. Polen kurma jantan akan terbuang sia-sia dan sebaliknya kurma betina tidak bisa menghasilkan buah kurma yang baik.

Alhamdulillah, perlahan mendung yang menggelayut berangsur- berangsur hilang. Matahari perlahan mulai bersinar di kawasan Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau. Selang beberapa menit kemudian, Alwi Rahmatullah tiba dengan sepeda motornya. Alwi, begitu ia disapa  akan melakukan proses penyerbukan ini.

“Cuaca sudah bagus. Kalau hujan percuma kita melakukan penyerbukan. Ada dua batang kurma yang akan diserbuk hari ini. Kurma pertama milik Masjid Raya An-Nur dan kurma kedua kurma Litbang Indonesia Date Palm Association (IDPA),’’ kata Alwi.

Dia membawa Riau Pos menuju salah satu pohon kurma betina yang akan diserbukkan. Dari tas yang dia sandang dikeluarkan pula polen kurma jantan. Polen itu sudah dicampur dengan bedak. Menurut dia, banyak metode yang digunakan dalam hal penggunaan serbuk sari bunga jantan (polen) ini, bisa dipakai yang murni ataupun dicampurkan dengan bahan lain agar jumlahnya bisa diperbanyak. Biasanya untuk pencampurannya menggunakan bahan sejenis bedak dengan perbandingan 1 bagian polen berbanding 4 bagian bedak.

‘’Semuanya diaduk hingga rata dan siap digunakan. Cara mengawinkannya banyak metode seperti pakai kuas, botol semprot dan lain-lain,’’ ujarnya.

Alwi mulai memanjat pohon kurma dan langsung melakukan proses penyerbukan pada bunga betina.  Polen bunga jantan yang sudah dia campur dengan bedak tadi diolesnya ke bunga betina dengan menggunakan kuas. Setelah dianggap rata, proses penyerbukan telah selesai dilakukan.

‘’Tidak lama. Hanya saja proses penyerbukan pada pohon kurma harus ikut campur tangan manusia. Tanpa itu, sulit menghasilkan buah kurma yang baik dan berkualitas,’’ ujarnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook