LIPUTAN KHUSUS

Bahaya! Inkubasi Virus Kian Cepat

Liputan Khusus | Minggu, 29 November 2015 - 13:23 WIB

Bahaya! Inkubasi Virus Kian Cepat

Berdasarkan pengalamannya yang sudah belasan tahun menjadi pengidap Aids dan juga teman-temannya, Reno menyebut ada beberapa type HIV/Aids di Indonesia terutama di Riau yang termasuk cepat berubah statusnya dari HIV menjadi AIDS. Tahun 2000 ke bawah, masih termasuk tipe 1. Ciri-cirinya mudah diketahui. Masa inkubasinya lebih lama bahkan bisa mencapai 15 tahun. 2005 ke bawah masuk tipe 2, masa inkubasinya lebih pendek. 2010 ke bawah masuk tipe inkubasisnya lebih cepat lagi, bahkan dua tahun terjangkir ini, HIV bisa langsung berubah status menjadi AIDS. Tentu ini adalah kabar yang mencemaskan sekaligus berbahaya, sebab lebih sulit menahan sebaran virus ketika sudah menjadi AIDS.

Kemudian, dengan berat hati Reno menyampaikan kondisi dan penyakitnya kepada calon istrinya. Awalnya sempat guncang. Tapi akhirnya keduanya berkonsultasi sesering mungkin ke dokter. Reno juga harus meminum obat yang tidak murah karena obat gratis dari pemerintah baru dimulai tiga tahun setelah itu atau pada 2005. Dengan segala upaya dan keyakinan untuk bisa tidak tertular AIDS yang diidap Reno, keduanyapun menikah.

Baca Juga :2.900 Warga Pekanbaru Derita HIV/AIDS

Seperti Berti, Reno juga harus merahasiakan penyakitnya kepada keluarga istri dan keluarganya sendiri. Semua hanya mereka yang tahu. Biaya beli obat yang mencapai Rp1,5 juta setiap bulan, juga ditanggung berdua. Setiap hari Reno minum obat. Upaya keras membuahkan hasil. Reno lebih sehat. Istrinya sehat. Sedikitpun tidak ada virus HIV/AIDS dalam tubuhnhya. Begitu juga anak-anaknya.

Ada banyak cara yang dilakukan Reno akan keluarganya tidak terinfeksi AIDS yang bersarang ditubuhnya. Tidak hanya menjaga stamina tubuh dengan memakan makanan bergizi, istirahat yang cukup atau memnimum obat. Justru cara berhubungan intim yang paling dijaganya. Memeriksakan kandungan selama hamil juga terus dilakukan.

‘’Ya, memang harus ekstra hati-hati. Semua aturan dan ketentuan atau sebab-sebab menularnya HIV/AIDS dari seseorang kepada yang lain harus benar-benar dijaga. Saat berhubungan suami istri juga begitu. Kita lelaki harus lebih egois. Intinya tidak membuat nikmat pasangan dalam berhubungan intim, tapi membuat anak. Itu yang saya dan istri sepakati hingga saat ini,’’ jelas Reno lagi.

Bersama teman-temannya sesama ODHA, Reno selalu mendorong mereka yang berisiko tinggi HIV/AIDS untuk cepat mengetahui apakah virus itu ada dalam tubuh mereka atau tidak dengan mendatangi VCT. Dengan tahu, semua bisa ditangani dengan segera. Sayangnya, kata Reno, banyak mereka, khususnya remaja yang sudah positif tapi tetap bergaul bebas tanpa cara meski sudah meminum obat yang tepat.

‘’Selain melindungi diri, juga harus melindungi orang lain. Kalau sudah terinfeksi sekali, jangan terinfeksi berkali-kali, kondisinya akan lebih parah. Ini yang harus dipahami. Minum obat jangan bosan. Jangan berhenti. Obat ini hanya menjaga dan memperpanjang masa inkubasi, bukan menyembuhkan,’’ kata Reno lagi.

Tidak ada obat untuk HIV, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini akan membuat orang yang terinfeksi untuk hidup lebih lama sehingga bisa menjalani hidup dengan normal.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook