Mari bersama mengkampanyekan bahaya virus ini, menjadikannya musuh bersama, saat memperingati Hari AIDS Sedunia, Jumat (1/12).
SIAK (RIAUPOS.CO) - Ketua DPRD Siak Indra Gunawan mengaku prihatin atas tingginya warga Siak yang terjangkit HIV AIDS. Hal ini mesti dicarikan solusinya, sehingga angkanya tidak terus membengkak.
HIV AIDS ini seperti gunung es, kapan saja angkanya bisa meledak jika tidak dilakukan pendekatan satu persatu dengan cara membangun ikatan emosional.
HIV AIDS dapat menimpa siapa saja, ayah, ibu, adik, anak, istri, suami, dan orang terdekat dengan disengaja atau tidak.
Penyakit dari virus mematikan ini, mesti dijadikan musuh bersama, mesti menjadi perhatian bersama. Mesti berazzam bersama menjaga diri dan keluarga dari pergaulan bebas dan narkoba, merupakan salah satu mencegahnya masuk di lingkungan keluarga, dan lingkungan pertemanan.
Memperingati Hari AIDS Sedunia, yang jatuh pada Jumat (1/12), Ketua DPRD Indra Gunawan mengajak untuk saling peduli, saling mengingatkan, bahaya menyebarannya begitu masiv.
Di Provinsi Riau, dari Januari sampai September 2023, ditemukan 8.986 warga terjangkit HIV/AIDS (ODHA). Di mana 3.890 orang di antaranya telah mencapai stadium AIDS.
Sementara di Siak, data tahun lalu dibahas dalam Rapat Koordinasi (Rakor) dengan forkopimda, terungkap 268 warga Siak terdeteksi HIV AIDS. Dari jumlah itu, 11 pelajar dan mahasiswa.
“Kami belum menerima data terkini HIV AIDS di Siak, atau tahun 2023 ini,” terang Indra Gunawan.
Dikatakan Indra Gunawan, 11 pelajar dan mahasiswa itu adalah masa depan Siak. Jika mereka orang dalam HIV AIDS, saatnya dilakukan penyelamatan bagi mereka, serta generasi muda dan kelompok yang rentan.
Mereka yang terjangkit HIV AIDS berada di lingkungan masyarakat, dan hanya orang orang tertentu yang mengetahuinya.
“Apapun ceritanya HIV AIDS ada di Kabupaten Siak, dan jumlahnya ratusan atau bahkan kini bisa lebih. Bagaimana pun caranya mereka mesti mendapatkan obat, dengan melakukan pemeriksakan diri secara kontinyu melalui klinik VCT yang ada di RSUD Tengku Rafi’an,” tegas Indra Gunawan.
Bagi mereka yang rentan, seperti generasi muda, ibu rumah tangga dan LGBT, hendaknya dapat lebih waspada. Kemungkinan orang terdekat terdampak virus mematikan itu, ada yang sudah mengetahui tapi berusaha merahasiakannya karena khawatir dijauhi, oleh orang orang yang mereka sayangi, mungkin ada juga yang belum mengetahui, dan kini belum terdata.
Tak ada yang perlu disembunyikan dalam semangat mencegah dan melawan HIV AIDS. Sebab, semakin disembunyikan kemungkinan semakin tingginya angka yang terjangkit HIV AIDS sangat besar.
Sebaliknya, bagi mereka yang dinyatakan positif HIV AIDS, jika memang belum siap, penting dilakukan penyelamatan. Sebab semua orang punya hak dalam menjaga martabat dan harga dirinya.
“Mari bersama mengkampanyekan bahaya virus ini, menjadikannya musuh bersama, saat memperingati Hari AIDS Sedunia, Jumat (1/12),” ajak Indra Gunawan.
Ketika 11 mahasiswa dan pelajar, terindikasi HIV AIDS karena hubungan seks dan jarum suntik, tentu mesti sama sama dikawal, selain bagaimana caranya mereka tetap bersemangat dan tidak menyerah untuk mengejar cita ditanya, mereka juga diharapkan menjadi bagian yang mengajak generasi muda dan teman sebaya agar terhindar dari HIV AIDS.
Tentu tetap dilakukan pembinaan keagamaan terhadap mereka, berikut kelompok rentan. Dan dikawal dengan baik, sampai mereka benar benar bangkit.
Keberadaan mereka merata di setiap kecamatan, demikian kelompok rentan, mengingat hal ini seperti gunung es. Tentu tetap dilakukan pembinaan keagamaan terhadap mereka, demikian juga terhadap kelompok rentan.
Semua pihak harus berperan, tidak hanya memberikan perlindungan terhadap mereka yang berada dalam HIV AIDS, tapi juga terhadap mereka yang rentan.
Perlindungan dan pembinaan memang saatnya semua pihak ambil bagian, sehingga mereka dapat bangkit menata diri dalam meraih cita cita demi masa depannya.
Lingkungan yang sehat dan nyaman, sekolah layak anak, akan terus diperjuangkan, sehingga upaya dilakukan terpadu dan menyeluruh.
Dan ternyata persoalan tidak hanya perihal HIV AIDS ini saja, tapi ara juga persoalannya yang menggerus generasi muda dan masyarakat, yaitu narkoba, dan kriminalitas.
Anak anak yang berhadapan dengan hukum, terus bertambah dan persoalan ini, perlu menjadi pemikiran bersama. Semakin ke sini angkanya membuat miris, di atas 50 anak.
Penting dilakukan pendidikan karakter sejak dini, serta melakukan pendekatan terhadap orangtua, membicarakan perihal pola asuh dan pengawasan.
Peran semua elemen atas persoalan ini, terutama pihak penegak hukum, dalam melakukan sosialisasi di sekolah sekolah, dengan beragam materi.(adv)