JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember setiap tahunnya. Hari ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pandemi HIV/AIDS dan menunjukkan solidaritas internasional dalam menghadapi pandemi ini.
Dilansir dari Onlymyhealth, Sabtu (02/12), AIDS adalah sebuah kondisi kesehatan kronis yang diinduksi oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV), secara drastis melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi, penyakit fatal, dan kanker.
Gejala AIDS memiliki ciri khas yang membedakannya dari penyakit lain, dan para ahli membahas dampaknya pada kesehatan mental serta harapan hidup bagi individu yang terinfeksi.
Gejala AIDS
Ketika seseorang mengalami AIDS, sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat rentan, membuatnya rentan terhadap penyakit yang biasanya tidak menyebabkan masalah pada individu dengan kekebalan tubuh yang sehat.
Keadaan ini dikenal sebagai infeksi oportunistik atau kanker, seperti yang dijelaskan oleh Dr Balakrishna GK, Kepala Departemen dan Konsultan Senior Penyakit Dalam di Rumah Sakit Gleneagles Kengeri, Bengaluru. Ia merincikan gejala-gejala AIDS sebagai berikut:
- Berkeringat
- Panas dingin
- Demam berulang
- Diare kronis
- Kelenjar getah bening membengkak
- Kelelahan yang terus menerus
- Merasa lemas
- Penurunan berat badan
- Ruam atau benjolan pada kulit
- Terdapat bintik-bintik pada lidah atau mulut
Harapan Hidup Setelah Diagnosis AIDS
Dr Balakrishna menjelaskan bahwa jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi AIDS, merusak sistem kekebalan dan membuat tubuh sulit melawan penyakit.
Tanpa pengobatan, penderita AIDS stadium akhir memiliki harapan hidup sekitar tiga tahun, tetapi dengan diagnosis tepat waktu, akses ke perawatan medis, dan rutin pada pengobatan HIV, harapan hidup bisa setara dengan yang tidak terinfeksi.
Seiring kemajuan perawatan medis, harapan hidup pengidap HIV meningkat signifikan, mencapai sekitar 70 tahun pada tahun 2011.
Pengobatan antiretroviral yang diminum setiap hari dapat menekan viral load, memungkinkan mereka hidup lebih lama dan sehat serta mengurangi risiko penularan.
Dr Balakrishna juga mencatat penurunan jumlah orang hidup dengan HIV di India pada tahun 2022.
Dampak HIV dan Pengobatannya
Dr Balakrishna menjelaskan bahwa tanpa pengobatan, HIV dapat berkembang menjadi stadium 3 akhir, yaitu AIDS, di mana sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu lemah untuk melawan infeksi.
Diagnosis HIV stadium 3 dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan ketika jumlah sel CD4 turun di bawah 200 sel per mL darah.
Harapan hidup bervariasi, dengan beberapa orang hidup beberapa bulan setelah diagnosis, sementara terapi antiretroviral secara teratur memungkinkan sebagian besar orang menjalani hidup yang cukup sehat.
Konsekuensi Jangka Panjang dan Infeksi Oportunistik
Jika HIV tidak diobati, akan dapat menyebabkan infeksi oportunistik seperti tuberkulosis, pneumonia berulang, salmonella, dan lainnya, yang dapat mengancam jiwa.
TBC tetap menjadi penyebab kematian signifikan pada penderita HIV stadium 3. Tindakan preventif seperti mengikuti pengobatan, pemeriksaan rutin, penggunaan kondom, vaksinasi, dan persiapan makanan yang tepat dapat membantu mencegah timbulnya infeksi oportunistik.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi