Patroli Api hingga Drone
Selain pembentukan MPA, PT SLS juga punya Tim Pemadam yang profesional dan terlatih. Mereka diambil dari petugas kebun di afdeling (area) perkebunan, para karyawan, buruh, yang mayoritas juga warga tempatan. Tugas mereka, selain memadamkan api jika ada kebakaran lahan, juga melakukan patroli api. Disiapkan tiga shift patroli, masing-masing berdurasi tujuh jam.
Ada 14 afdeling di perkebunan PT SLS seluas 7.800 hektare. Masing-masing afdeling memiliki luas 800 hektare. Regu-regu ini yang berkeliling memantau wilayahnya dari titik-titik api jika ada kawasan yang terbakar. Selain itu, diperbantukan juga patroli ke lahan KKPA masyarakat. Lahan KKPA sendiri saat ini banyak yang sudah penuh milik masyarakat kendati masih dalam binaan PT SLS. Luas kebun kemitraan KKPA masyarakat 2.970,26 hektare. Biasanya, patroli di lahan KKPA dilakukan MPA, selain pemilik kebun. Tapi jika terjadi kebakaran di lahan KKPA atau kebun masyarakat kemitraan, Tim Pemadam PT SLS juga turun membantu memadamkan. Sebab, jika kebakaran berlanjut, bisa saja masuk ke areal kebun PT SLS karena kondisi lahan gambut yang mudah terbakar jika kering.
Selain patroli api secara manual, dalam beberapa waktu terakhir, PT SLS juga sudah menerapkan teknologi yakni menggunakan drone. Ada dua drone yang saat ini dipakai, yakni model pesawat dan model Multicopter. Drone model pesawat bisa memantau titik api dari jarak relatif jauh, yakni 5 km. Sedangkan model heli dapat memantau maksimal 3 km. Biasanya yang dilakukan pihaknya adalah melakukan patroli awal dengan menggunakan drone model pesawat. Tujuannya melakukan pemetaan, jika ditemukan titik api. Seandainya ditemukan, maka helikopter akan terbang untuk menentukan titik koordinatnya, yang kemudian diikuti dengan Tim Pemadam setelah koordinatnya dipastikan.
“Tapi sejauh ini belum ditemukan,” ujar Iqbal.