MPA sebagai CSR
Kuatnya komitmen masyarakat tempatan dalam menjaga wilayahnya dari titik api tak lepas dari komitmen dari PT Sari Lembah Subur (SLS) bagi lingkungan. Anak perusahaan PT Astra Agro Lestari inilah yang membentuk MPA di sini untuk menjaga lahan masyarakat dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Mereka pula yang menanamkan kesadaran cinta lingkungan.
“Jadi pembentukan MPA, termasuk pembinaannya dan sosialisasi program serta pentingnya menjaga lingkungan merupakan bagian dari program CSR (corporate social responsibility) kami,” Asisten Savety Health and Environment (SHE) PT SLS M Iqbal.
PT SLS membentuk MPA di empat desa, yakni Desa Tanjung Kuyo di Kecamatan Pangkalan Lesung, Desa Pangkalan Tampoi, Desa Mak Teduh, serta Kelurahan Kerumutan di Kecamatan Kerumutan. Pembentukannya dilakukan pada Februari 2015 lalu. Awalnya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya api, kondisi lahan gambut yang rawan terbakar dan sebagainya. Lalu dibentuklah MPA. Mereka dilatih oleh Tim Pemadam PT SLS dan Manggala Agni dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pelatihan dilakukan dua hari-dua hari. Dua hari pelatihan, selanjutnya masyarakat kembali bekerja, lalu dilanjutkan di dua hari lainnya.
“Ini disesuaikan dengan kondisi masyarakat karena mereka tak bisa meninggalkan kebun atau pekerjaan lebih dari dua hari,” ujar Iqbal.
Total ada sepekan atau enam hari pelatihan yang dilakukan. Selain pengenalan medan dan situasi lahan gambut, mereka juga mendapatkan pelatihan tentang cara menggunakan mesin pompa, cara mencari sumber air, menggulung selang, membuka selang, menyemprotkan air ke api, pembagian tugas, formasi pemadaman, dan berbagai aspek teknis lainnya.
“Secara teknis mereka ini sudah profesional dan terlatih,” ujar Iqbal.
Kepada masing-masing MPA ini diserahkan satu unit mesin pompa merk Robin dan disiagakan pada masing-masing markas MPA. Tapi jika ada kebakaran lahan, maka PT SLS siap membantu memadamkan sekaligus menambah alat karena personel banyak, peralatan tak ada. Pada kebakaran di Desa Mak Teduh, misalnya, ada 10 mesin pompa yang digunakan, yang disuplai PT SLS.
Dalam pembinaan kepada MPA ini, pihak PT SLS memberikan penyuluhan, sosialisasi, selain juga menyediakan peralatan untuk antisipasi dan pemadaman. Mereka juga diberikan insentif jika ada undangan, pertemuan, atau ada aksi pemadaman. Didata siapa saja yang ikut dalam aksi pemadaman itu, lalu sesuai data, diberikan insentif. Tapi MPA tak digaji rutin karena sifatnya lebih sebagai relawan dari warga sendiri. Tiap bulan, di saat-saat kemarau dilakukan pertemuan rutin tentang rencana aksi, hasil pantauan arah angin, cuaca, dan kondisi kekeringan dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Semuanya dianalisa dan disampaikan pada anggota MPA.